Home
Categories
EXPLORE
True Crime
Comedy
Business
Society & Culture
Health & Fitness
Sports
Technology
About Us
Contact Us
Copyright
© 2024 PodJoint
00:00 / 00:00
Podjoint Logo
US
Sign in

or

Don't have an account?
Sign up
Forgot password
https://is1-ssl.mzstatic.com/image/thumb/Podcasts124/v4/db/1a/48/db1a4893-6a8b-e987-7602-c8059ff1a1ab/mza_5719237165840707426.jpg/600x600bb.jpg
Tulisan Votavato
Anisa Rahma
127 episodes
5 days ago
Karena, anak introvert juga punya cerita untuk minta didengar
Show more...
Books
Arts
RSS
All content for Tulisan Votavato is the property of Anisa Rahma and is served directly from their servers with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Karena, anak introvert juga punya cerita untuk minta didengar
Show more...
Books
Arts
Episodes (20/127)
Tulisan Votavato
Cerita fiksi: catatan psikopat #predator - bag. 27. Iseng | thriller horror #alurcerita
Di sebelah rumahku ada ruko yang biasa mengantarkan barang-barang dalam kardus ke toko-toko kecil hingga besar. Waktu aku sedang melihat aktivitas itu melalui balkon kamarku, ide jahil melintas dalam kepalaku. Karena aku tak suka menunda. Aku lalu turun ke bawah dan pergi ke sana. Ibuku yang sedang menyiapkan makan malam di dapur sempat menegurku mau kemana. Tapi kujawab bahwa aku mau belanja sebentar keluar. Ibuku hanya mengangguk setelahnya dan tanpa mencurigaiku sama sekali yang sedang menyembunyikan tang ditanganku. Aku tersenyum membalasnya. Aku lalu pergi keluar dan berbelok dengan mengendap memasuki ruko. Sebelumnya aku sudah mematikan listriknya sebentar agar aku tak ketahuan. Dengan menyelinap di antara tumpukan kardus yang berserakan aku akhirnya bisa sampai ke dalam. Ternyata ada banyak sekali barang di dalamnya. Aku lalu berjalan lebih ke dalam untuk melihat-lihat barang kali ada yang berbeda. Tapi ternyata sama saja. Di dalam hanya tumpukan kardus. Merasa bosan aku jadi ingat kembali dengan ide jahilku. Bersamaan dengan itu, lampu kembali dinyalakan. Kukira akan terang benderang. Ternyata hanya ada sedikit lampu yang menyala. Sebagian besar hanya remang. Seorang anak laki-laki yang kutaksir usianya masih tanggung alias kalau dia sekolah mungkin masih SMP ---menarik perhatianku. Aku rasa dia cocok jadi objek kejahilanku. Ah, persetan dengan orang-orang sekitarnya. Itu bukan urusanku. Ia saat itu sedang berada di pojokan sendirian. Tengah menyusun barang ke dalam kardus baru. Aku lihat-lihat sekitarnya tak ada siapapun. Ceh, berani sekali dia. Aku lalu mengendap mendekatinya. Dan saat sudah tepat berada di belakangnya, ternyata ada beberapa orang yang masuk mengampirinya. Aku terpaksa menunda. Kukira mereka segera pergi dari sana, tapi ternyata malah bertahan cukup lama. Aku mengintip jumlah mereka yang ternyata ada 5 orang. Itu masih sedikit dibanding yang pernah aku mainkan sebelumnya. Aku melihat pada jam di tanganku yang setengah jam lagi adalah waktunya ibu mengajakku makan malam. Sekali lagi kuperhatikan sekitar tak lagi ada karyawan lain selain hanya tersisa mereka berlima saat ini. Aku pun muncul bak maling yang ketahuan. Sengaja. Karena begitu mereka mengampiriku, aku langsung dapat menyentuh mereka dan mengontrol mereka sesuai kemauanku. Selagi mereka berdiri diam seperti orang bodoh, aku pergi ke depan untuk memastikan semua truk pengangkut telah pergi. Setelahnya barulah aku kembali masuk ke dalam. Tak ingin memakan banyak waktu. Aku memakai lebih dulu semua sarung pelindung jejak. Setelah itu, dengan menggunakan tang yang sedari tadi kugenggam, dengan bergantian aku menarik dan memutar hidung mereka satu persatu. Dilanjut dengan telinga yang membuat 3 di antara mereka langsung terputus. Sehabis itu aku mematahkan jari mereka dengan memutar geraknya membalik. Karena fungsi alatku terbatas, aku lalu berkeling mencari sesuatu yang lebih seru. Aku menemukan staples besar. Aku lalu menempelkan ke wajah mereka satu persatu hingga isi staples itu habis. Aku juga menemukan cutter. Tentu saja langsung kugunakan untuk menyayat daging mereka. Aku juga memotong nadi mereka hingga darah menggenang. Mereka masih bernapas walau lemah. Tapi efek pengaruhku terlalu kuat sampai membuat mereka sulit kembali sadar meski sudah kubuat hancur. Mereka hanya akan bisa kembali kalau aku mau saja. Aku lalu mengambil lima kardus. Tapi sebelumnya kubungkus dulu tubuh mereka dengan plastik sampai bisa terlipat dan dapat dimasukan kedalam kardus kecil. Barulah kemudian kumasukan lagi ke dalam kardus yang lebih besar. Aku pastikan kardus yang itu tidak ada noda darah yang menempel. Kupastikan dengan merekatkan kuat plester dan staples yang sudah kuisi lagi agar kuat menahan tubuh mereka. Aku lalu memindah kardus berisi calon bangkai itu ke bagian tumpukan kardus paling belakang. Setelahnya, aku akan menunggu malam ini atau besok pagi dengan keributan orang-orang yang melihat genangan darah b
Show more...
4 years ago
4 minutes 45 seconds

Tulisan Votavato
Cerita Fiksi: Miror Short - Bag. 20. Kamar Arwah | Mystery Horror #alurcerita
Waktu itu aku sempat heran dengan sebuah kamar di rumah nenekku yang besar. Kamar itu katanya dulu ditempati sama anak nenek yang meninggal waktu usianya masih seumuranku. Katanya dulu dia meninggal karena tewas terseret ombak saat berenang di laut. Hal yang membuatku heran bukan karena nenek masih membuat kamar itu masih rapi dan membiarkannya terlihat seperti terakhir kali ditinggalkan oleh pemiliknya. Melainkan ketika aku lihat semua frame di atas lemari dan yang tergantung di dinding, semuanya dalam keadaan kosong. Tak ada foto sama sekali. Bahkan foto dari pemilik kamar itu sendiri pun tidak ada sama sekali. Juga dengan lukisan. Itu jelas sekali bahwa kanvasnya kosong. Aku melihat itu saat tak sengaja masuk ketika pintunya dalam keadaan terbuka. Saat itu nenek sedang membersihkan dengan penyedot debu di dalamnya. Makanya aku sempat melihat isinya. Tapi, itu hanya sebentar saja karena nenek langsung menyuruhku keluar. Hal itu tak sempat aku tanyakan karena waktu itu tiba-tiba saja mama menelponku untuk segera pulang karena adikku sedang sakit dan ia mencariku. Dan hari ini aku sengaja kembali lagi ke rumah nenek untuk menuntaskan rasa penasaranku. "Nek, kamar yang sering nenek bersihkan itu kenapa frame sama lukisannya tidak ada gambar sama sekali?" tanyaku ketika aku dan nenek sedang makan malam. Nenek langsung menatap galak ke arahku membuatku menjadi tiba-tiba merasa takut dengan tatapannya. "Sudah berapa kali nenek ingatkan kamu untuk jangan masuk ke dalam kamar---" "Aku tidak sengaja masuk saat nenek sedang membersihkan kamarnya waktu itu. Dan aku sempat melihat isinya." potongku sebelum nenek menuduhku yang tidak-tidak. Setelah aku mengatakan hal itu, aku merasa ada yang berbeda dengan cara pandang nenek terhadapku. Ia seperti bukan nenekku tapi dia adalah nenekku. "Ini peringatan, jangan pernah ungkit mengenai kekosongan yang ada dalam kamar itu. Jika kamu bersikeras untuk mencari tahu. Maka, kamu akan menyusul anak itu." ucap nenek dengan suara yang berbeda.
Show more...
4 years ago
2 minutes 24 seconds

Tulisan Votavato
Musikalisasi puisi: maaf, jalanku terlalu lama sampainya
Saat ini aku memang seakan terlihat seperti pecundang yang jalan hidupnya nggak tahu mau dibawa kemana Kesannya juga aku kayak orang yang tidak memiliki tujuan hidup sama sekali Hidup sekedar hidup dan berjalan seperti air yang mengalir Tak jarang aku kerap kali mendapati dengan bagaimana sudut pandang orang terhadapku ketika mereka melihat apa yang terlihat dariku Dengan matanya yang penuh sorot penghakiman tanpa suara, aku tahu apa yang mereka pikirkan terhadapku saat itu "Kenapa dia  masih begini-begini saja sih?" "Kenapa dia nggak berubah?" "Salah dia sih, ketika orang-orang pada sibuk berjuang, dia malah malas-malasan sibuk sama dunianya sendiri." "Umurnya saja yang menua, pikirannya tidak. Sampai untuk memikirkan kebahagiaan orangtuanya sendiri saja nggak." Hhh.. Tahu apa kalian dengan apa yang sudah aku lakukan selama ini? Apa kalian selama ini bersamaku sehingga bisa menyimpulkan seperti itu? Nggak, nggak ada orang lain di sampingku kecuali keluargaku sendiri Itupun mungkin mereka juga sempat berpikir bahwa... aku memang seperti apa yang oranglain pikirkan tentangku Hanya saja mereka diam Dan oranglain pun sama, cuma diam dengan pandangan mereka yang seperti itu Tapi sebenarnya aku pun tahu bahwa mereka kerap membicarakanku di belakang Nggak apa-apa, aku bisa mengerti kenapa kalian mau repot-repot lakukan hal itu Karena mungkin rasanya menyenangkan membicarakan sisi negatif manusia lain Selama ini aku memang tak pernah menunjukan diri dengan bagaimana terjalnya jalanan yang kutapaki penuh dengan kerikil Bagaimana aku yang sering mencoba memanjat tebing penuh pengharapan seorang diri sampai harus berkali-kali jatuh dan terluka begitu dalam Dan, bagaimana aku yang tak menemukan jalan keluar selain jurang dengan akar tajam di bawahnya Aku tak pernah menangis saat melewati semua hal itu sendirian Aku diam, diam, diam dan jalan terus saja Aku sadar bahwa pada akhirnya aku akan tetap jatuh ke bawah untuk kesekian kalinya Namun aku akan tetap memilih diam saja Kadang, saat terlalu lelah pun aku masih tetap berjalan meski dengan langkah yang gontai hingga merangkak Aku tidak tahu apakah perjalananku masih jauh atau tidak Entah jalanku yang salah atau memang prosesku saja yang lebih berat dan panjang dibanding orang lain Aku sempat ingin kembali dan memulai jalan yang baru dari awal Tapi aku tak mau, karena aku sudah terlanjur berjalan sejauh ini Berjalan sendirian tanpa seorang pun yang tahu Kadang air mata memang sempat keluar begitu aku mencoba lihat hidupku dari sudut pandangnya orang lain Aku telah gagal sepanjang jalan dan masih tetap berjalan di jalan yang sama Kenapa aku begitu bodoh sampai harus memilih bertahan di jalan yang nggak akan bisa bawa aku ke mana-mana Terkadang aku percaya dengan yang namanya keajaiban Tapi aku tidak bisa begitu berharap sebab, aku akan jadi apapun suatu saat nanti itu tergantung dari apa yang kulakukan sekarang Maaf jika aku tak pernah menujukan diri dengan bagaimana aku yang berjuang selama ini Maaf kalau kesannya aku seperti tidak peduli dengan kebahagiaan orangtuaku Maaf sudah membuat kecewa Tapi, asal kau tahu saja Aku tak sesantai yang kelihatannya Diamku adalah perjuangan yang sedang aku kerjakan Sebab, aku hanya bisa menulis dalam sunyi, seperti saat tulisan ini dibuat Maaf atas prosesku yang berjalan dalam diam selama ini Aku sadar, ini takkan mudah dan panjang Tak apa, ini adalah jalan yang sudah membuatku berjalan sejauh ini dan aku, tak akan pernah kembali lagi dengan jalur yang baru Mungkin? Entah
Show more...
4 years ago
4 minutes 24 seconds

Tulisan Votavato
Cerita fiksi: Kenapa Aku Bisa Mati - Bag. 13. Lalai #alurcerita #kronologi
Kirin itu hanya seorang anak kecil berusi 5 tahun. Dia gemar bermain skateboard sejak pertama kali diajari oleh ayahnya. Meski nggak terlalu lihai, Kirin tetap suka bermain hingga jatuh berkali-kali. Suatu hari, ayah Kirin mengajak untuk bermain di sebuah taman yang ada arena untuk bermain skateboard. Karena di sana cukup banyak orang yang bermain, Kirin tak langsung diperbolehkan begitu saja karena takut terkena papan skate. Sembari menunggu keadaan arena tak begitu ramai, Kirin pun diajak untuk mengelilingi taman dengan menaiki skateboardnya. Kirin tentu saja sangat antusias. Sementara ayahnya mengikuti menggunakan sepeda yang disewakan. Kirin terus mendorong papannya sampai membuat orang-orang yang melihatnya terpesona dengan Kirin. Saat menuju di jalanan berbatu, Kirin pun berhenti dan menenteng skatenya. Karena jalan itu sudah hampir dekat dengan arena skate. Kirin pun berlari sesaat mendapati arena skate sudah tak seramai tadi. Ayah Kirin mengejar menggunakan sepeda karena Kirin terlalu cepat berlari. Sampai akhirnya, dari arah berlawanan, ada sebuah motor besar yang berjalan dalam taman dengan kecepatan kencang. Ayah Kirin sempat lihat bahwa pemotor itu sama sekali tidak dalam keadaan panik semacam motornya lepas kontrol. Melainkan tengah merokok sambil tertawa. Melihat arah motornya yang sembarangan dan hampir menabrak orang-orang yang berjalan. Ayah Kirin berusaha untuk mengejar Kirin. Kejadian berikutnya terjadi sangat cepat. Kirin terlindas motor besar itu sementara pemotor itu sendiri masih tetap melajukan motornya dengan tidak peduli. Melihat aksi gilanya itu, semua orang yang ada di taman pun mengejarnya. Sementara Kirin, sudah tak lagi bisa diselamatkan lantaran tubuhnya yang langsung hancur tergeletak di rerumputan.
Show more...
4 years ago
2 minutes 6 seconds

Tulisan Votavato
Cerita fiksi: Jangan Tunggu Aku Pulang - Bag. 35. Farrel dan Cakka sebenarnya #Alurcerita Drama Thri
"Kamu tidak akan bisa melakukan apapun Neo." Seru Gesa lagi sesaat Neo mengindahkan ucapannya sebelumnya dengan berusaha untuk memukul kepala anak-anak DFA. Akibatnya Neo hanya memukul udara bebas hingga terjatuh ke lantai begitu saja. Sementara anak-anak DFA masih dapat berceloteh dengan bangganya. Berkali-kali terus mencoba, hingga akhirnya anak-anak DFA pun beranjak dari sana. Neo mengikutinya hingga berhenti di depan kelasnya Carra. "Mau apa dia?" tanya Neo yang hanya dibalas tatapan tidak tahu oleh Gesa. Farrel kemudian masuk ke dalam disusul oleh kedua temannya. "Di sini, Rel." ucap Divo sembari menarik satu bangku bagian paling pojok di belakang. Itu adalah tempat duduknya Cakka. Sekaligus bangku yang Neo tempati saat memperhatikan adiknya waktu itu. Farrel lalu berjalan mendekat dan menempelkan tangannya di atas meja. Sesaat kemudian ia terkekeh. "Benar dugaan gue. Anak itu tahu semua hal mengenai apa yang kita lakuin selama ini." ucap Farrel memberi tahu kedua temannya. Neo mengerutkan kening sesaat mendengar apa yang dikatakannya. "Dia bisa melihat ingatan orang lain dari benda yang biasa disentuh oleh si orang lain itu ternyata." komentar Gesa yang ikut berdiri di samping Neo. "Bagaimana bis---" "Dia juga bisa lihat arwah dari anak-anak yang sudah kita habisi selama ini. Gue jadi penasaran gimana penampakan diri mereka di mata anak ini." kata Farrel lagi yang membuat Neo semakin menegang. "Gue baru ingat, dia pernah ngasih tahu gue kalau dia bisa lihat sosok mereka itu dengan dua versi, versi saat terakhir kali mereka mati sama versi yang belum diapa-apain." ucap Adam, cowok yang biasa mengenakan hoodie biru. Farrel tidak menyahut dan hanya menaikan satu alisnya sebelah. "Lo belum tahu ya, Rel? Anak ini kan yang sudah ngasih kita air buat ngehalangin anak-anak yang mati karena kita itu untuk tidak bisa datang mencari bukti yang kita sembunyiin." sahut Divo menambahkan. "Adam nggak ada ngasih tahu gue soal darimana dia dapatin tuh air. Gue pikir dia mintanya sama orang pintar kayak dukun gitu." kata Farrel dengan gayanya yang masih tetap bisa tenang. "Sori, gue salah. Terus sekarang kita bakal apain anak ini?" ucap Adam kemudian. "Gue rasa lo bisa lihat dengan apa yang baru saja ia lakuin sesaat yang lalu." tambah Divo. "Ne, kalau sampai cowok berkacamata itu bisa lihat dan tahu kalau Cakka baru saja berkomunikasi dengan kita. Gue rasa kita nggak bakal punya kesempatan lagi buat bongkar kebusukan mereka." ucap Gesa sesaat sedari tadi hanya diam saja mendengarkan obrolan mereka bersama Neo di sampingnya. "Dia baru aja ketemu sama dua roh korban dari cewek-cewek yang kita bunuh tahun lalu." sahut Farrel yang membuat Gesa dan Neo menegang seketika. "Siapa?" tanya Divo penasaran. "Nggak tahu, gue nggak bisa lihat. Terlalu buram." jawab Farrel ketika beberapa saat yang lalu berusaha untuk melihat lebih jelas. Tapi tetap tidak bisa. "Udahlah, kita pergi aja sekarang dari sini. Lagian gue udah nempatin kamera yang pas buat mantau nih anak sekarang." ucap Adam sambil menatap pada kamera kecil yang lebih mirip seperti paku di meja. "Oke, kita keluar sekarang. Gue rasa dua arwah itu juga saat ini lagi dengerin obrolan kita sedari tadi deh." tambah Farrel lagi sambil melihat ke sekeliling. "Percuma lo nguping, lo nggak akan pernah bisa hentikan kami ataupun cegah kami. Karena kalian sekarang itu cuma jadi mahkuk yang tidak berguna. Dan pula, nggak ada sejarahnya makhluk seperti kalian bisa bunuh manusia." ucap Farrel dengan lantang dan menentang. Neo yang mendengar itu hanya mengepalkan tangannya sambil menahan kegusaran yang memuncak dalam dadanya. Pasalnya, ia ingin sekali memukul wajah anak berkacamata itu, tapi sayangnya tidak bisa karena setiap kali ia mencoba, ia selalu jatuh tersungkur menembus tubuhnya. Pada akhirnya, anak-anak itu pun meninggalkan kelas itu bersama Neo dan Gesa yang menatap tajam ke arah mereka. _____ Neo dan Gesa kembali ke luar dan kali ini sudah be
Show more...
4 years ago
7 minutes 23 seconds

Tulisan Votavato
Cerita fiksi: Its OK to Not be Okay - Bag. 27. Ketika Ibunya Kembali #Alurcerita | Kisah Dramantis
Jeara menggeleng dengan lemah. Ia masih tak merasa yakin untuk menceritakan semua hal yang dialaminya itu pada temannya. Bahkan, pada Suga sekalipun. Sebisa mungkin, ia ingin menyelesaikan semuanya sendirian lebih dulu. Ia tak mau merepotkan lebih banyak orang lain lagi. Cukup yang kemarin itu saja. Tidak untuk yang berikutnya. Ia tidak mau membuat dirinya begitu bergantung pada bantuan orang lain. "Aku yakin orang yang mengirimkan uang itu sebenarnya tidak jauh-jauh dari orang-orang yang ada di sekitarmu, Jeara." ucap Raka setelah berpikir beberapa saat. "Bagaimana kalau misalnya yang ngirim itu sebenarnya si bekas guru baru itu? Dia kan psikopat. Selalu merasa benar dengan apapun yang dia lakukan. Bisa aja kan?" ujar Yusuf beropini. "Sinting banget sih emang kalau misal dugaanmu itu benar, Suf." sahut Venus. "Tapi, menurutku itu kayaknya nggak mungkin juga deh. Soalnya aku pernah sempat curiga juga waktu itu sama dia. Terus nggak nemuin celah sama sekali buat mastiin kalau itu beneran dari dia." kata Jeara setelah mendengarkan ucapan teman-temannya. "Emangnya kamu pernah ngapain aja sampai bisa seyakin itu, Je?" tanya Venus. "Aku kan sempat dibawa paksa ke rumahnya waktu itu. Terus dia ceritain semua---" "Tunggu, sebenarnya dia siapanya kamu sih Je sampai selaknat itu nyelakain om Rion?" potong Yusuf yang diangguki Raka dan Venus. Mereka memang belum tahu sama sekali dengan apa hubungan Javin dan Jeara sebenarnya. "Waktu pertama kali ketemu sama dia, dia ngakunya adik dari ibuku. Terus dia nyinggung-nyinggung kenapa aku mau dekat sama Suga persis seperti apa yang dilakukan ibuku dahulu, katanya. Terus juga ia nyinggung bakal buat hidupku bakalan sama menderitanya seperti apa yang pernah dia rasakan sebelumnya. Selain itu, dia nggak nyinggung apa-apa lagi selain kenapa ayahku yang dikurung selama ini di rumahnya selama bertahun-tahun." jelas Jeara. "Orang itu benar-benar sudah nggak waras. Bisa-bisanya sekolah kita sempat memperkerjakan dia ngajar di sekolah ini." ucap Raka. "Untung semuanya cepat selesai." "Berkat Suga kan yang nolongin kamu. Uh, harusnya kita yang jadi penolongmu yang pertama. Walau begitu, tetap aja sih, Suga lebih cepat tanggap menyelesaikan semua itu. Kalau kita-kita mungkin bakal dilanda kebingungan dulu sebelum ambil tindakan." kata Venus setengah sebal. "Jadi, kamu sudah tahu dong ibu kamu ada di mana sekarang, Je?" tanya Yusuf yang membuat suasana berubah menjadi agak menegangkan. Jeara tak langsung menjawab pun bereaksi. Ia masih memikirkan semua itu. Tak lama berselang, bel istirahat berakhir pun berbunyi. _____________ Di batu lepas pantai tempat biasa Suga dan Jeara bertemu. Sekarang tak terasa sudah kembali sore. Hari ini, Suga sengaja membiarkan Jeara lebih banyak bicara dengan teman-temannya. Karena ia tidak mau terkesan seperti merebut Jeara dari mereka. Bagaimana pun juga, Suga masih orang baru yang muncul dalam kehidupan mereka. "Tadi di sekolah, sepertinya kamu banyak disuguhi pertanyaan ya sama teman-teman kamu?" tanya Suga sambil mengunyah roti yang habis di belinya dengan Jeara. "Iya, mereka menanyakan semuanya. Salahku juga sih, tidak menjadikan mereka sebagai tempatku untuk berbagi yang pertama. Padahal, harusnya apa-apa mereka yang mestinya lebih cepat tahu. Aku yang salah." sahut Jeara dengan wajah penuh kecewa. "Aku terluka mendengar ucapanmu barusan. kau seperti terdengar seolah menyesal menceritakan semuanya kepadaku." ucap Suga dengan murung. "Uh, maafkan aku Suga. Aku tidak bermaksud seperti itu. Jujur saja aku bingung sekarang. Satu sisi aku tak mau mengecewakan salah satu dari kalian dengan tidak berbagi. Tapi, satu sisi lainnya aku tak mau merepotkan kalian dengan cara memasukan kalian ke dalam masalahku. Maaf, gara-gara aku terus memikirkan hal itu, aku sampai melupakan perasaanmu ketika aku melontarkan kalimat seperti tadi. Aku sama sekali tidak berniat melukaimu perasaanmu Suga. Sungguh." kata Jeara dengan memelas. "Ya sudah tidak apa-apa
Show more...
4 years ago
7 minutes 20 seconds

Tulisan Votavato
Cerita fiksi: Skylar dan robotnya - Season 2. Bag. 15. Kereta Kapsul #Alurcerita | Sci-Fic
Lima hari adalah waktu yang cepat dan singkat untuk membuat jalur kereta bawah tanah dengan jarak yang bermil-mil jauhnya. Robot turbo itu hampir saja muncul ke jalur kereta bawah tanah milik negara kalau saja ia tidak langsung memutar balik haluan bordirnya. Kereta sendiri dibuat oleh Brown dan Skylar. Bentuknya seperti kapsul. Skylar memasangkan alat pengaman secukupnya pada bagian ruang penyimpanan kapsul, dan terlebih adalah pasokan oksigen. Oksigen yang disimpan dan dimasukan Skylar ke dalam kapsulnya itu berasal dari area hutan yang benar-benar belum terjamah oleh tangan manusia. Aroma tanah basah serta embun yang menempel basah pada dedaunan dipagi hari, adalah sensasi yang dapat dirasakan dari oksigen tersebut. "Ini yang kau sebut hanya cukup dua manusia saja yang masuk ke dalamnya?" tanya Hester setelah diizinkan oleh Skylar untuk melihat alat barunya itu. Para robotnya tengah mendorong dan membawa kapsul itu ke jalur relnya. "Ya, betul sekali. Apa kamu punya pemikiran lain mengenai ini?" "Tidak. Tapi, bukankah kapsul itu terlalu besar dan luas untuk ukuran dimasuki dua manusia saja?" "Robotku banyak." sahut Skylar dengan cueknya berjalan menuju jalur mengikuti para robotnya. "Ta-tapi, kau tidak mungkin mengajak mereka semua pergi sekaligus." kata Hester lagi dengan mengikuti langkah Skylar. "Mereka semakin dekat saja." komentar Hugi. "Iya, sampai-sampai ketiga majikan kita itu terabaikan di sana." tunjuk Jennie pada ketiga kucing yang seperti menatap sebal pada arah dimana Skylar dan Hester tadi bicara. Hester benar-benar dibuat terperangah dengan langit-langit yang dibuat oleh robot Skylar itu. Sepanjang lorong dihiasi dengan penerangan serta pemandangan luar pada dindingnya yang seperti menyala. Ia lalu mengusap pelan pada dindingnya, tak ada pasir sama sekali. Rasanya seperti menyentuh beton yang dilapis dengan keramik. "Mau naik?" ajak Skylar. "Tunggu dulu, apa benda ini sudah pernah diuji coba?" tanya Hester khawatir. "Justru itu, keberadaan kita di sini adalah untuk mengujinya. Ayo!" "Bagaimana jika terjadi sesuatu?" "Ya sudah jika tidak mau ikut." Skylar berniat menggeser pintunya kembali namun ditahan oleh Hester yang sesaat kemudian ia pun masuk ke dalam. Lagi-lagi Hester dibuat kagum dengan interior di dalamnya. Kapsul kereta itu hampir mirip dengan kapsul yang digunakan Skylar untuk menggali tanah. "Aku akan menyalakan mesinnya, Hester. Kau tidak lupa untuk memasang sepatu penyeimbang itu kan." kata Skylar menunjuk pada sepatu yang berada di dinding. Sepatu itu fungsinya membuat getaran pada lantai tidak terasa atau bahkan tidak berpengaruh sama sekali. Hester mengangguk kaku lantas langsung memasang sepatu itu yang ternyata sangat pas di kakinya. Menit berikutnya kereta kapsul itu berjalan. Skylar membuka bagian atapnya dan menyalakan hologram di atasnya. Layar hologram di langit-langit langsung memunculkan situasasi nyata yang tengah berlangsung dari apa yang dilewati jalur itu dibagian atasnya. Serta lukisan pada dinding yang menyala itu, begitu sinkron dengan apa yang ada diatasnya. Hester tak  bisa berkata apa-apa lagi. Karya Skylar benar-benar sangat luar biasa. "Woaah!!" Skylar yang membuatnya pun takjub dengan apa yang ia lihat di atas serta layar yang ada di depan. Ada dua layar di depannya. Satunya mengenai peta rute yang mereka lalui. Sedang satunya lagi adalah pemandangan depan pada bagian atas permukaan. "S-Skylar!" Hester tergagap. "Diam saja kau Hester. Nikmati saja rasa takjubmu itu. Kalau kau paksakan untuk bicara, kau pasti tidak akan tahu apa yang ingin kau katakan." ucap Skylar dengan tersenyum. Ia berdiri dan mulai memasang kacamata VR-nya. Ia ingin merasakan seperti sensasi berada di atas permukaan. Lagi-lagi Hester takjub dengan mulut yang menganga. "Jennie, aku yakin Hester sekarang seperti kambing congek di sana." "Hust!"
Show more...
4 years ago
3 minutes 53 seconds

Tulisan Votavato
Cerita fiksi: Kisah Singkat Untuk Hari Ini - Bag. 53. Dipatahkan Oleh Orang Yang Sama #Alurcerita
Namaku Miko. Aku hanya punya seorang ayah. Aku tidak pernah tahu siapa ibuku. Ayahku juga tidak pernah membahasnya. Saat aku tanyapun, ada saja alasannya agar aku tak mendapatkan jawabannya. Suatu hari, ayah membawa pulang seorang wanita. Usianya seumuran denganku. Dia cantik. Ayah memperkenalkannnya sebagai calon ibu untukku. Aku hanya merespon dengan biasa. Namanya Vita. Kami juga saling mengobrol dengan membahas hal-hal mengenai aku dan dirinya. Dan ternyata, Vita itu adalah cinta pertamaku waktu SMP. Kita dulu pernah satu sekolah. Aku tidak menyangka akan bertemu dengannya lagi dengan cara seperti ini. Waktu itu, rasanya cukup sulit untuk melupakannya ketika tahu ia jadian dengan sahabatku sendiri. Lalu, aku hanya bisa memendam perasaanku. Kupikir, hanya butuh waktu sebentar saja. Tapi, sudah 8 tahun semua itu berlalu. Dan aku masih mengingat dengan rasa yang sama untuknya. Meski dalam hal itu aku sudah lupa dengan wajahnya, tapi rasa untuknya masih tetap sama begitu tahu dia ada di hadapanku sekarang. Aku tidak mengerti sama sekali kenapa bisa seperti itu. Pantas saja, saat ayah mengenalkannya padaku, ada rasa yang tak biasa menggelitik dalam darahku. Meski berusaha untuk terlihat biasa saja, tapi rupanya Vita menyadari kegugupanku. Oh ya, omong-omong, Vita masih belum tahu perihal perasaanku kepadanya selama ini. Sementara saat ini, perasaan itu yang seharusnya terkubur dalam-dalam, justru muncul kembali ke permukaan dengan tidak tahu malunya. Aku benci dengan hatiku. Tapi, aku tak bisa apa-apa. Sementara ia dan ayahku sudah semakin dekat saja. Aku tak bisa menentangnya, karena ayah selalu mengajarkanku tentang arti bahagia bagi setiap orang dengan caranya masing-masing. Jadi, aku pikir ayah bahagia dengannya. Pun halnya dengan Vita. Meski di sini, hatiku yang jadi kembali dipatahkan oleh orang yang sama.
Show more...
4 years ago
2 minutes 17 seconds

Tulisan Votavato
Kepada diriku sepuluh tahun lagi
Teruntuk aku yang berada di masa depan Jika usiamu masih panjang Jangan pernah lupakan tentang bagaimana hari ini kamu masih berjuang Kalau kamu di masa depan sudah jadi orang yang jauh lebih baik dibanding saat masa tulisan ini dibuat Tetaplah jadi dirimu sendiri Jangan berpura pura baik hanya untuk dipuji seperti yang dilakukan orang-orang kebanyakan Jangan memaksakan diri pada segala sesuatunya jika itu diluar kemampuanmu Boleh saja menantang batasan diri Namun jangan pernah terlalu berlebihan Ingat Manusia itu punya batasannya masing-masing Dirimu dibanding dengan orang-orang itu begitu berbeda Apalagi jalan hidup yang kamu lewati selama ini adalah jalan yang bagi kebanyakan orang terlalu miris untuk dipilih Untuk itu Pesanku dari dihari tulisan ini dibuat Jangan pernah berhenti untuk terus selalu bersyukur dengan apapun yang kamu miliki nanti Berbagilah pada orang-orang yang memang sangat membutuhkan Jangan mudah kasihan pada orang-orang yang lebih menunjukan kelemahannya dibandingkan dengan kegigihannya Jangan cepat teperdaya dengan orang-orang yang sok baik di sekelilingmu Ingatlah, semakin hari manusia semakin bertambah licik tipuannya Mereka begitu mudah melakoni kebohongannya hanya demi keuntungan pribadi Hati hati Tapi, jika kamu di masa depan masih bukan jadi siapa-siapa Tak apa Setidaknya hari-hari yang kamu lalui selama ini tidak pernah terbuang sia-sia Kamu sudah cukup hebat melewati hari dengan membuat karya setiap harinya Lantas teruslah bertahan hidup untuk karyamu Asal kamu tahu saja diriku Saat dirimu dimasa ini sedang menulis pesan ini Dirimu saat ini merasa buram ketika membayangkan akan bagaimana nasibmu di masa depan kelak Entah karena berpikir dirimu yang akan masih menjadi pecundang hidup Atau karena waktumu sudah keburu selesai dipertengahan jalan Aku tidak tahu sama sekali Dan, kalau kelak kamu tidak lagi bisa mendengarkan audio video ini pada sepuluh tahun lagi Terima kasih untuk hari ini Karena sampai hari dimana tulisan ini dibuat Karyamu masih tetap ada pada setiap harinya sebelum kamu hilang Dan Siapapun kamu yang pernah dengar video ini dimasa depan nanti Ketahuilah Bahwa ada manusia aneh yang pernah sempat hidup juga di bumi yang sama denganmu Dia suka berimajinasi dengan hayalannya yang absurd Kalau bicara dia sering salah ucap Tapi lebih sering memilih diam karena dia memang tidak suka banyak bicara Dia hanya orang biasa yang aneh Dia tidak pandai bersosialisasi dengan manusia di sekitarnya Itulah mengapa lingkungannya tak begitu mengenal dirinya karena ia terlalu tertutup Tidak sedikit orang juga selalu salah paham dengan penampilannya Dia lebih sering diremehkan hanya karena memilih berbeda Dunianya selalu kelihatan sunyi Tapi isi kepalanya selalu ramai dengan segala kisah fiksi yang berjajar Tidak ada seorang pun yang pernah bertanya 'kenapa' padanya setiap kali ia merasa harinya buruk Dia selalu menahannya sendirian Menyimpan kepahitan kenyataan dalam diamnya Ia begitu karena memang tak ada yang benar benar mendengarkan pemikirannya Kecuali telinganya sendiri Sudah Itu saja Tak apa-apa jika tak ada yang peduli Sebab akupun bukan siapa siapa untuk dikenang Sudah ya Dirimu di masa kini masih berada di masa sulit Untuk itu, kalau kamu merasa jatuh ingat video ini saja Ingat, bahwa kamu pernah berada di titik paling rendah pada hidupmu Bahkan rasanya kamu pernah sempat ingin mati saja Jangan pernah lupakan tentang bagaimana sebuah proses mengubahmu Jangan sedih Dirimu saat ini selalu berharap kau baik-baik saja pada masa itu
Show more...
4 years ago
4 minutes 40 seconds

Tulisan Votavato
Selamat malam
Selamat malam raga yang masih terjaga Dengan rasa penat yang terus bersarang dalam isi kepala yang rumit Berat ya mencoba sesuatu yang nggak pernah sama sekali dilakukan sebelumnya Apalagi setelah ngelakuin itu kitanya masih gak dapat hasil yang sesuai dengan apa yang sudah kita lakuin Kata menyerah sempat terlintas Ngapain sih terus ngelakuin hal yang sama sekali nggak bakal digubris apalagi dihiraukan oleh banyak orang? Ngapain juga nunjukin imajinasi sendiri kepada orang-orang? Emang mereka bakalan paham sama cara hayal kita? Setiap manusia itu punya cara hayalnya masing-masing. Nggak bisa sama. Meski serupa tetap aja beda. Dan aku? Dengan songongnya mengajak orang-orang untuk masuk ke dalam dunia imajinasiku? Biar apa coba? Seperti itulah kalimat-kalimat meremehkan yang berseleweran di dalam kepalaku Nggak perlu kalimat dari orang lain Dari diriku sendiri saja sudah cukup Tapi aku tidak peduli Sebab, berat bukan berarti tidak bisa Sulit bukan berarti nggak mampu Tidak dihiraukan bukan berarti aku tak pantas Aku percaya Meski akan berjalan selambat seperti siput sekalipun Suatu saat, orang-orang yang gemar berimajinasi sepertiku juga pasti berkumpul Entah kapan Tapi aku nggak terlalu berharap juga sebenarnya Sebab, berharap pada manusia itu menyakitkan Apalagi saat harapan gak pernah sampai kejadian sama sekali Itu akan lebih mengecewakan lagi Untuk itu Kamu yang mendengarkan audio video ini Terutama diriku sendiri Karena channel itu kubuat untuk lebih mengeksplor isi kepalaku sendiri saja Dan jika kamu orang lain yang mendengarkan ini sampai selesai Kembalilah Aku tidak bermaksud buat kamu tersesat dengan ketidakjelasan imajinasi yang kubuat Tapi, jika kamu tertarik Terima kasih Oh, iya, diriku Jangan menyerah ya Biarin aja kalau nggak ada yang dengerin Jangan pedulikan berapa jumlah yang nonton berikut angka-angka lainnya Tetaplah fokus menyalurkan imajinasimu Angka itu cuma bonus Kamu baru mulai Wajar kalau masih nggak kelihatan
Show more...
4 years ago
3 minutes

Tulisan Votavato
Cerita fiksi: Catatan Psikopat #Predator - Bag. 26. Balas Dendam #Alurcerita Thriller 18+
Saat aku sedang berada di luar rumah, aku selalu mendapati pandangan meremehkan dari orang-orang yang tinggal di sekitar rumahku. Padahal, aku sama sekali tidak pernah memiliki masalah dengan mereka. Beberapa diantara mereka, kadang juga sampai membicarakanku dibelakang. Bahkan sampai telingaku pun dapat mendengarnya. Seolah mereka sengaja melakukannya. Sampai pada suatu malam, rasa kesal yang terus menumpuk dan bersarang dalam kepalaku itu mencapai batasannya. Aku kembali teringat dengan semua ucapan buruk mereka kepadaku. Saat itu di rumah salah satu dari mereka sedang diadakan sebuah acara seperti pesta. Aku menggunakan kesempatan itu untuk menyelinap ke rumah. Semua orang sibuk dengan dirinya masing-masing. Aku lalu mencari wajah-wajah dari mereka yang suka sekali berkomentar buruk terhadapku maupun orang lain. Saat itu aku menemukannya sedang berkumpul bersama. Pas sekali. Aku lalu membuat gerakan tanpa sengaja agar bisa menyentuh tubuh mereka sekaligus. Tersisa satu yang belum sempat kusentuh, aku kemudian dengan gerakan tak kentara kembali bergerak untuk bisa menyentuhnya juga. Hingga akhirnya, semua orang dalam kelompok itu tersentuh olehku. Beberapa saat kemudian, aku mulai membuat mereka masuk ke dalam sugestiku. Meminta mereka untuk masuk ke dalam gudang yang ada di belakang. Aku membuat mereka untuk mengikuti satu-satu agar tidak membuat orang-orang menatap curiga. Setelah mereka semua sudah masuk ke dalam gudang. Aku lalu mengunci pintunya. Jumlah mereka tak begitu banyak, sekitar delapan orang. Dan semuanya adalah orang dewasa. 5 wanita dan 3 pria. Aku lalu mengambil satu bongkahan kayu yang memiliki beberapa paku yang menancap di sekelilingnya. Entah itu bekas apa aku tidak peduli. Kemudian, kuarahkan pada masing-masing mulut mereka dengan memukulnya cukup keras sampai membuat tubuh mereka terjengkal ke belakang. Mulut dan wajah mereka robek seketika. Dan aku terkekeh melihat darah mengalir perlahan di wajah mereka. Tidak berhenti sampai di situ. Aku lalu memasukan ujung kayu ke mulut mereka hingga setengah masuk dan menariknya kembali dengan paksa. Karyaku pada wajahnya semakin kelihatan. Dengan adil kulakukan juga hal serupa pada yang lainnya. Setelah itu, aku mengambil satu kapak yang sudah berkarat. Dengan santai kulayangkan kapak itu sembarang ke kaki-kaki mereka hingga terlepas seketika. Kemudian disusul dengan jari tangan mereka sekaligus. Kupastikan juga mereka tak dapat mengeluarkan suara selain rintihan yang membuat sakit. Setelah puas menghancurkan tubuh mereka, barulah kemudian aku mengembalikan kesadaran mereka. Detik itu juga, suara rintih tangis yang bercampur dengan rasa sakit, mengalun indah masuk ke telingaku. Kuharap, setelah ini, takkan ada lagi suara brengsek yang sering terdengar di belakang kepalaku.
Show more...
4 years ago
3 minutes 37 seconds

Tulisan Votavato
Cerita fiksi: Miror Short - Bag. 19. Koper Misterius #Alurcerita Mystery Horror
Aku membuka mataku yang masih mengantuk. Menoleh pada ponselku yang bergetar di atas meja. Dengan perlahan aku meraihnya dan mendapati dengan adanya pesan spam yang sama sekali tidak penting. Aku kemudian meletakan kembali ponselku dan kembali melanjutkan tidurku. Ponselku juga kuganti dengan mode diam. Isi pesannya tadi mengatakan bahwa ayahku sudah berada di dalam koper di luar pintu. Tentu saja itu pesan yang sama sekali tak masuk akal. Ayahku bahkan sudah meninggal sejak 5 tahun yang lalu. Besok paginya, aku mendapatkan pesan lagi dari nomor yang sama. Ia mengatakan bahwa yang berikutnya adalah ibuku. Astaga, ayah dan ibuku saja sudah bercerai sejak aku masih sangat kecil. Bahkan wajah ibuku saja aku tak pernah tahu, meski dalam foto sekalipun karena ayah tak pernah menyimpan atau menunjukan apapun tentang ibuku. Aku kembali mengabaikan pesan itu dan pergi mandi. Selesai mandi dan mengenakan seragam, aku keluar kamar dan menuju dapur. Saat aku membuka kulkas, aku seperti mencium adanya aroma busuk. Tapi, ketika aku dekatkan hidungku satu persatu pada toples yang ada di kulkas, tak ada satupun yang berbau busuk. Aku pun mulai berspekulasi bahwa Choram pasti habis membunuh seekor tikus. Karena sudah tak sempat lagi untuk mengecek, aku akhirnya hanya membawa setangkup roti dan sekotak susu untuk dimakan dalam perjalanan pergi ke sekolah. Begitu aku membuka pintu, aku terhenyak dengan adanya dua koper serta bau busuk yang begitu menyengat. sesaat kemudian, aku jadi teringat dengan isi pesan dari nomor tak dikenal itu. Dengan menutup hidung, aku perlahan mencoba untuk memeriksa isinya. Aku harap itu tidak seperti yang ada dalam pikiranku. Namun, nyatanya saat kubuka pada salah satu kopernya. Dua tengkorak kepala dengan satu badan utuh teronggok di dalamnya.
Show more...
4 years ago
2 minutes 8 seconds

Tulisan Votavato
Cerita fiksi: Its OK to Not be Okay - Bag. 26. Akhirnya Mereka Pun Tahu #Alurcerita Dramantis Indone
Bisa didengar dan ditonton juga lewat channel youtube aku Tulisan Votavato. Harap untuk tidak menyalin, menjiplak, atau memgembangkan karya ini tanpa izin. Terima kasih.
Show more...
4 years ago
8 minutes 11 seconds

Tulisan Votavato
Cerita Fiksi: Jangan Tunggu Aku Pulang - Bag. 34. Siapa Gesa Sebenarnya #Alurcerita Horror Thriller
Bisa didengar dan ditonton juga lewat channel youtube aku Tulisan Votavato. Harap untuk tidak menyalin, menjiplak, atau memgembangkan karya ini tanpa izin. Terima kasih.
Show more...
4 years ago
7 minutes 33 seconds

Tulisan Votavato
Cerita Fiksi: Catatan Psikopat #predator - Bag. 25. b*b* yang berisik #Alurcerita Thriller Horror
Bisa didengar dan ditonton juga lewat channel youtube aku Tulisan Votavato. Harap untuk tidak menyalin, menjiplak, atau memgembangkan karya ini tanpa izin. Terima kasih.
Show more...
4 years ago
2 minutes 50 seconds

Tulisan Votavato
Cerita fiksi:Skylar dan robotnya - Season 2. Bag. 14. Genius #alurcerita Sci-fic Dramantis Indonesia
Bisa didengar dan ditonton juga lewat channel youtube aku Tulisan Votavato. Harap untuk tidak menyalin, menjiplak, atau memgembangkan karya ini tanpa izin. Terima kasih.
Show more...
4 years ago
5 minutes 5 seconds

Tulisan Votavato
Selamat Malam, Hai Introvert
Bisa didengar dan ditonton juga lewat channel youtube aku Tulisan Votavato. Harap untuk tidak menyalin, menjiplak, atau memgembangkan karya ini tanpa izin. Terima kasih.
Show more...
4 years ago
4 minutes 18 seconds

Tulisan Votavato
Cerita fiksi: Kisah Singkat Untuk Hari Ini - Bag. 52. Saat Terakhir #Alurcerita Patah hati
Bisa didengar dan ditonton juga lewat channel youtube aku Tulisan Votavato. Harap untuk tidak menyalin, menjiplak, atau memgembangkan karya ini tanpa izin. Terima kasih.
Show more...
4 years ago
2 minutes 8 seconds

Tulisan Votavato
Cerita fiksi: Kenapa Aku Bisa Mati? - Bag. 11. Bom Bunuh Diri #Alurcerita Sad Horror Dramatis Indone
Bisa didengar dan ditonton juga lewat channel youtube aku Tulisan Votavato. Harap untuk tidak menyalin, menjiplak, atau memgembangkan karya ini tanpa izin. Terima kasih.
Show more...
4 years ago
3 minutes 33 seconds

Tulisan Votavato
Cerita fiksi: Kenapa Aku Bisa Mati? - Bag. 12. Bullying #Alurcerita Sad Horror Dramatis Indonesia
Bisa didengar dan ditonton juga lewat channel youtube aku Tulisan Votavato. Harap untuk tidak menyalin, menjiplak, atau memgembangkan karya ini tanpa izin. Terima kasih.
Show more...
4 years ago
2 minutes 58 seconds

Tulisan Votavato
Karena, anak introvert juga punya cerita untuk minta didengar