All content for Tulisan Votavato is the property of Anisa Rahma and is served directly from their servers
with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Karena, anak introvert juga punya cerita untuk minta didengar
Cerita fiksi: Skylar dan robotnya - Season 2. Bag. 15. Kereta Kapsul #Alurcerita | Sci-Fic
Tulisan Votavato
3 minutes 53 seconds
4 years ago
Cerita fiksi: Skylar dan robotnya - Season 2. Bag. 15. Kereta Kapsul #Alurcerita | Sci-Fic
Lima hari adalah waktu yang cepat dan singkat untuk membuat jalur kereta bawah tanah dengan jarak yang bermil-mil jauhnya. Robot turbo itu hampir saja muncul ke jalur kereta bawah tanah milik negara kalau saja ia tidak langsung memutar balik haluan bordirnya. Kereta sendiri dibuat oleh Brown dan Skylar. Bentuknya seperti kapsul. Skylar memasangkan alat pengaman secukupnya pada bagian ruang penyimpanan kapsul, dan terlebih adalah pasokan oksigen.
Oksigen yang disimpan dan dimasukan Skylar ke dalam kapsulnya itu berasal dari area hutan yang benar-benar belum terjamah oleh tangan manusia. Aroma tanah basah serta embun yang menempel basah pada dedaunan dipagi hari, adalah sensasi yang dapat dirasakan dari oksigen tersebut.
"Ini yang kau sebut hanya cukup dua manusia saja yang masuk ke dalamnya?" tanya Hester setelah diizinkan oleh Skylar untuk melihat alat barunya itu. Para robotnya tengah mendorong dan membawa kapsul itu ke jalur relnya.
"Ya, betul sekali. Apa kamu punya pemikiran lain mengenai ini?"
"Tidak. Tapi, bukankah kapsul itu terlalu besar dan luas untuk ukuran dimasuki dua manusia saja?"
"Robotku banyak." sahut Skylar dengan cueknya berjalan menuju jalur mengikuti para robotnya.
"Ta-tapi, kau tidak mungkin mengajak mereka semua pergi sekaligus." kata Hester lagi dengan mengikuti langkah Skylar.
"Mereka semakin dekat saja." komentar Hugi.
"Iya, sampai-sampai ketiga majikan kita itu terabaikan di sana." tunjuk Jennie pada ketiga kucing yang seperti menatap sebal pada arah dimana Skylar dan Hester tadi bicara.
Hester benar-benar dibuat terperangah dengan langit-langit yang dibuat oleh robot Skylar itu. Sepanjang lorong dihiasi dengan penerangan serta pemandangan luar pada dindingnya yang seperti menyala. Ia lalu mengusap pelan pada dindingnya, tak ada pasir sama sekali. Rasanya seperti menyentuh beton yang dilapis dengan keramik.
"Mau naik?" ajak Skylar.
"Tunggu dulu, apa benda ini sudah pernah diuji coba?" tanya Hester khawatir.
"Justru itu, keberadaan kita di sini adalah untuk mengujinya. Ayo!"
"Bagaimana jika terjadi sesuatu?"
"Ya sudah jika tidak mau ikut." Skylar berniat menggeser pintunya kembali namun ditahan oleh Hester yang sesaat kemudian ia pun masuk ke dalam.
Lagi-lagi Hester dibuat kagum dengan interior di dalamnya. Kapsul kereta itu hampir mirip dengan kapsul yang digunakan Skylar untuk menggali tanah.
"Aku akan menyalakan mesinnya, Hester. Kau tidak lupa untuk memasang sepatu penyeimbang itu kan." kata Skylar menunjuk pada sepatu yang berada di dinding. Sepatu itu fungsinya membuat getaran pada lantai tidak terasa atau bahkan tidak berpengaruh sama sekali. Hester mengangguk kaku lantas langsung memasang sepatu itu yang ternyata sangat pas di kakinya.
Menit berikutnya kereta kapsul itu berjalan. Skylar membuka bagian atapnya dan menyalakan hologram di atasnya. Layar hologram di langit-langit langsung memunculkan situasasi nyata yang tengah berlangsung dari apa yang dilewati jalur itu dibagian atasnya. Serta lukisan pada dinding yang menyala itu, begitu sinkron dengan apa yang ada diatasnya. Hester tak bisa berkata apa-apa lagi. Karya Skylar benar-benar sangat luar biasa.
"Woaah!!" Skylar yang membuatnya pun takjub dengan apa yang ia lihat di atas serta layar yang ada di depan. Ada dua layar di depannya. Satunya mengenai peta rute yang mereka lalui. Sedang satunya lagi adalah pemandangan depan pada bagian atas permukaan.
"S-Skylar!" Hester tergagap.
"Diam saja kau Hester. Nikmati saja rasa takjubmu itu. Kalau kau paksakan untuk bicara, kau pasti tidak akan tahu apa yang ingin kau katakan." ucap Skylar dengan tersenyum. Ia berdiri dan mulai memasang kacamata VR-nya. Ia ingin merasakan seperti sensasi berada di atas permukaan.
Lagi-lagi Hester takjub dengan mulut yang menganga.
"Jennie, aku yakin Hester sekarang seperti kambing congek di sana."
"Hust!"
Tulisan Votavato
Karena, anak introvert juga punya cerita untuk minta didengar