Home
Categories
EXPLORE
True Crime
Comedy
Society & Culture
Business
Sports
History
Health & Fitness
About Us
Contact Us
Copyright
© 2024 PodJoint
00:00 / 00:00
Sign in

or

Don't have an account?
Sign up
Forgot password
https://is1-ssl.mzstatic.com/image/thumb/Podcasts124/v4/db/1a/48/db1a4893-6a8b-e987-7602-c8059ff1a1ab/mza_5719237165840707426.jpg/600x600bb.jpg
Tulisan Votavato
Anisa Rahma
127 episodes
2 days ago
Karena, anak introvert juga punya cerita untuk minta didengar
Show more...
Books
Arts
RSS
All content for Tulisan Votavato is the property of Anisa Rahma and is served directly from their servers with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Karena, anak introvert juga punya cerita untuk minta didengar
Show more...
Books
Arts
https://d3t3ozftmdmh3i.cloudfront.net/production/podcast_uploaded_nologo/14190208/14190208-1618063423679-a582583502101.jpg
Cerita fiksi: Catatan Psikopat #Predator - Bag. 26. Balas Dendam #Alurcerita Thriller 18+
Tulisan Votavato
3 minutes 37 seconds
4 years ago
Cerita fiksi: Catatan Psikopat #Predator - Bag. 26. Balas Dendam #Alurcerita Thriller 18+
Saat aku sedang berada di luar rumah, aku selalu mendapati pandangan meremehkan dari orang-orang yang tinggal di sekitar rumahku. Padahal, aku sama sekali tidak pernah memiliki masalah dengan mereka. Beberapa diantara mereka, kadang juga sampai membicarakanku dibelakang. Bahkan sampai telingaku pun dapat mendengarnya. Seolah mereka sengaja melakukannya. Sampai pada suatu malam, rasa kesal yang terus menumpuk dan bersarang dalam kepalaku itu mencapai batasannya. Aku kembali teringat dengan semua ucapan buruk mereka kepadaku. Saat itu di rumah salah satu dari mereka sedang diadakan sebuah acara seperti pesta. Aku menggunakan kesempatan itu untuk menyelinap ke rumah. Semua orang sibuk dengan dirinya masing-masing. Aku lalu mencari wajah-wajah dari mereka yang suka sekali berkomentar buruk terhadapku maupun orang lain. Saat itu aku menemukannya sedang berkumpul bersama. Pas sekali. Aku lalu membuat gerakan tanpa sengaja agar bisa menyentuh tubuh mereka sekaligus. Tersisa satu yang belum sempat kusentuh, aku kemudian dengan gerakan tak kentara kembali bergerak untuk bisa menyentuhnya juga. Hingga akhirnya, semua orang dalam kelompok itu tersentuh olehku. Beberapa saat kemudian, aku mulai membuat mereka masuk ke dalam sugestiku. Meminta mereka untuk masuk ke dalam gudang yang ada di belakang. Aku membuat mereka untuk mengikuti satu-satu agar tidak membuat orang-orang menatap curiga. Setelah mereka semua sudah masuk ke dalam gudang. Aku lalu mengunci pintunya. Jumlah mereka tak begitu banyak, sekitar delapan orang. Dan semuanya adalah orang dewasa. 5 wanita dan 3 pria. Aku lalu mengambil satu bongkahan kayu yang memiliki beberapa paku yang menancap di sekelilingnya. Entah itu bekas apa aku tidak peduli. Kemudian, kuarahkan pada masing-masing mulut mereka dengan memukulnya cukup keras sampai membuat tubuh mereka terjengkal ke belakang. Mulut dan wajah mereka robek seketika. Dan aku terkekeh melihat darah mengalir perlahan di wajah mereka. Tidak berhenti sampai di situ. Aku lalu memasukan ujung kayu ke mulut mereka hingga setengah masuk dan menariknya kembali dengan paksa. Karyaku pada wajahnya semakin kelihatan. Dengan adil kulakukan juga hal serupa pada yang lainnya. Setelah itu, aku mengambil satu kapak yang sudah berkarat. Dengan santai kulayangkan kapak itu sembarang ke kaki-kaki mereka hingga terlepas seketika. Kemudian disusul dengan jari tangan mereka sekaligus. Kupastikan juga mereka tak dapat mengeluarkan suara selain rintihan yang membuat sakit. Setelah puas menghancurkan tubuh mereka, barulah kemudian aku mengembalikan kesadaran mereka. Detik itu juga, suara rintih tangis yang bercampur dengan rasa sakit, mengalun indah masuk ke telingaku. Kuharap, setelah ini, takkan ada lagi suara brengsek yang sering terdengar di belakang kepalaku.
Tulisan Votavato
Karena, anak introvert juga punya cerita untuk minta didengar