All content for Tulisan Votavato is the property of Anisa Rahma and is served directly from their servers
with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Karena, anak introvert juga punya cerita untuk minta didengar
Cerita fiksi: Jangan Tunggu Aku Pulang - Bag. 35. Farrel dan Cakka sebenarnya #Alurcerita Drama Thri
Tulisan Votavato
7 minutes 23 seconds
4 years ago
Cerita fiksi: Jangan Tunggu Aku Pulang - Bag. 35. Farrel dan Cakka sebenarnya #Alurcerita Drama Thri
"Kamu tidak akan bisa melakukan apapun Neo." Seru Gesa lagi sesaat Neo mengindahkan ucapannya sebelumnya dengan berusaha untuk memukul kepala anak-anak DFA. Akibatnya Neo hanya memukul udara bebas hingga terjatuh ke lantai begitu saja.
Sementara anak-anak DFA masih dapat berceloteh dengan bangganya.
Berkali-kali terus mencoba, hingga akhirnya anak-anak DFA pun beranjak dari sana.
Neo mengikutinya hingga berhenti di depan kelasnya Carra.
"Mau apa dia?" tanya Neo yang hanya dibalas tatapan tidak tahu oleh Gesa.
Farrel kemudian masuk ke dalam disusul oleh kedua temannya.
"Di sini, Rel." ucap Divo sembari menarik satu bangku bagian paling pojok di belakang. Itu adalah tempat duduknya Cakka. Sekaligus bangku yang Neo tempati saat memperhatikan adiknya waktu itu.
Farrel lalu berjalan mendekat dan menempelkan tangannya di atas meja. Sesaat kemudian ia terkekeh.
"Benar dugaan gue. Anak itu tahu semua hal mengenai apa yang kita lakuin selama ini." ucap Farrel memberi tahu kedua temannya. Neo mengerutkan kening sesaat mendengar apa yang dikatakannya.
"Dia bisa melihat ingatan orang lain dari benda yang biasa disentuh oleh si orang lain itu ternyata." komentar Gesa yang ikut berdiri di samping Neo.
"Bagaimana bis---"
"Dia juga bisa lihat arwah dari anak-anak yang sudah kita habisi selama ini. Gue jadi penasaran gimana penampakan diri mereka di mata anak ini." kata Farrel lagi yang membuat Neo semakin menegang.
"Gue baru ingat, dia pernah ngasih tahu gue kalau dia bisa lihat sosok mereka itu dengan dua versi, versi saat terakhir kali mereka mati sama versi yang belum diapa-apain." ucap Adam, cowok yang biasa mengenakan hoodie biru.
Farrel tidak menyahut dan hanya menaikan satu alisnya sebelah.
"Lo belum tahu ya, Rel? Anak ini kan yang sudah ngasih kita air buat ngehalangin anak-anak yang mati karena kita itu untuk tidak bisa datang mencari bukti yang kita sembunyiin." sahut Divo menambahkan.
"Adam nggak ada ngasih tahu gue soal darimana dia dapatin tuh air. Gue pikir dia mintanya sama orang pintar kayak dukun gitu." kata Farrel dengan gayanya yang masih tetap bisa tenang.
"Sori, gue salah. Terus sekarang kita bakal apain anak ini?" ucap Adam kemudian.
"Gue rasa lo bisa lihat dengan apa yang baru saja ia lakuin sesaat yang lalu." tambah Divo.
"Ne, kalau sampai cowok berkacamata itu bisa lihat dan tahu kalau Cakka baru saja berkomunikasi dengan kita. Gue rasa kita nggak bakal punya kesempatan lagi buat bongkar kebusukan mereka." ucap Gesa sesaat sedari tadi hanya diam saja mendengarkan obrolan mereka bersama Neo di sampingnya.
"Dia baru aja ketemu sama dua roh korban dari cewek-cewek yang kita bunuh tahun lalu." sahut Farrel yang membuat Gesa dan Neo menegang seketika.
"Siapa?" tanya Divo penasaran.
"Nggak tahu, gue nggak bisa lihat. Terlalu buram." jawab Farrel ketika beberapa saat yang lalu berusaha untuk melihat lebih jelas. Tapi tetap tidak bisa.
"Udahlah, kita pergi aja sekarang dari sini. Lagian gue udah nempatin kamera yang pas buat mantau nih anak sekarang." ucap Adam sambil menatap pada kamera kecil yang lebih mirip seperti paku di meja.
"Oke, kita keluar sekarang. Gue rasa dua arwah itu juga saat ini lagi dengerin obrolan kita sedari tadi deh." tambah Farrel lagi sambil melihat ke sekeliling. "Percuma lo nguping, lo nggak akan pernah bisa hentikan kami ataupun cegah kami. Karena kalian sekarang itu cuma jadi mahkuk yang tidak berguna. Dan pula, nggak ada sejarahnya makhluk seperti kalian bisa bunuh manusia." ucap Farrel dengan lantang dan menentang.
Neo yang mendengar itu hanya mengepalkan tangannya sambil menahan kegusaran yang memuncak dalam dadanya. Pasalnya, ia ingin sekali memukul wajah anak berkacamata itu, tapi sayangnya tidak bisa karena setiap kali ia mencoba, ia selalu jatuh tersungkur menembus tubuhnya.
Pada akhirnya, anak-anak itu pun meninggalkan kelas itu bersama Neo dan Gesa yang menatap tajam ke arah mereka.
_____
Neo dan Gesa kembali ke luar dan kali ini sudah be
Tulisan Votavato
Karena, anak introvert juga punya cerita untuk minta didengar