Sohib Solutif, di antara kita pasti semua pernah merasakan dizalimi dalam hidup. Ya, rasanya sakit. Bagaimana sebagai muslim kita menyikapinya? Mentang-mentang "doa orang yang dizalimi mudah dikabulkan", apakah kita perlu mendoakan keburukan bagi orang yang zalim itu?
Ustaz Oemar Mita, Lc tidak menyarankan yang demikian. Sebab, sikap negatif semacam itu berpeluang membuat kita terjebak dalam lingkaran kegiatan yang sia-sia. Agar hati kita tenang, beliau menyarankan untuk mencari sisi terang dari setiap kezaliman yang menimpa kita. Ada tiga tips untuk tetap tenang saat kita dizalimi:
Bagaimana penjelasan detailnya? Lebih afdal kalau kita menyimaknya langsung dari sang ustaz, dalam episode podcast Islam Solutif ini.
#PengembanganDiri
*****
Jangan lupa, ikuti juga Islam Solutif di:
Di musim penghujan dan, naudzubillah min dzalik, bencana seperti sekarang, memiliki gambaran tentang cuaca ke depan sangatlah membantu. Akan lebih menenangkan bila kita tahu besok kemungkinannya hujan atau cerah. Bukan hanya bagi yang berencana menghelat hajatan, tetapi juga bagi yang perlu bepergian dengan jalan kaki, mengayuh sepeda, atau mengendarai sepeda motor.
Dulu, ada acara ramalan cuaca di televisi. Mungkin sampai sekarang, beberapa stasiun televisi pun masih menyelipkan tayangan semacam ini. Tidak perlu televisi, coba periksa saja ponsel pintar atau laptop milik Sohib Solutif. InsyaAllah, biasanya di sana sudah terinstal aplikasi prakiraan cuaca. Bisa dijalankan bila kita terkoneksi dengan internet.
Hari ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) memungkinkan siapapun mengakses “ramalan” cuaca ini. Sehingga kita dapat mengira-ngira, beberapa jam atau hari ke depan, akan mendung, berangin, hujan, atau malah cerah-cerah saja. Bahkan berapa suhu di setiap kota di dunia dapat kita ketahui perkiraannya.
Problemnya, sebagai umat Islam, bolehkah kita mempercayai prediksi-prediksi tersebut? Tidakkah ramalan cuaca tergolong praktik pernujuman yang berpotensi menjerumuskan kita pada perilaku syirik?
Tenang, Sohib Solutif!
Mayoritas ulama sepakat kedua permasalahan itu berbeda. Ramalan cuaca sama sekali tidak menggunakan jasa dukun atau cenayang. Metodenya sama ilmiahnya dengan bagaimana para ahli memprediksi waktu terjadinya gerhana, tsunami, angin topan, atau fenomena-fenomena alam lainnya.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, Lc., M.A., jenis ramalan semacam ini tidak menyalahi akidah. Sebab, semuanya dibuat berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
Prakiraan cuaca yang jamak kita temui, baik di televisi, Google, Microsoft Weather, situs web Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), atau lainnya jelas memakai acuan-acuan indrawi yang terukur dalam memprediksi iklim. Misalnya, berdasarkan pergerakan angin dan awan.
Jadi, tidak mengapa kita memanfaatkan prakiraan cuaca sebagai panduan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Namun, yang harus dibenahi di sisi kita menurut ustaz yang akrab disapa UAH ini, pertama, adalah pilihan katanya. Alih-alih menggunakan kata “ramal” dan “pasti”, gunakan kata “prakiraan”, “perkiraan”, atau “prediksi”.
Kedua, jangan menganggapnya sebagai sebuah kepastian, karena cuaca sejatinya murni ranah prerogatif Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maka dari itu, percaya pada prakiraan cuaca harusnya tidak sama dengan mengimaninya. Toh faktanya, sudah banyak terbukti, prakiraan cuaca seilmiah apapun juga bisa meleset. Namanya saja cuma perkiraan.
Bagaimana penjelasan detail mengenai masalah ini? Apa saja dalil-dalilnya? Apa kata Al-Quran tentang cuaca? Simak episode podcast Islam Solutif ini.
#Iptek
*****
Jangan lupa, ikuti juga Islam Solutif di:
Membeli saham artinya kita memberi modal uang kepada pelaku usaha untuk mereka olah dalam bisnisnya. Jika ia untung, kita pun mendapat untung sesuai porsi dana yang kita investasikan. Namun, jika ia rugi, kita pun harus mau kehilangan dana sesuai porsi investasi kita.
Yang kita butuhkan di sini hanya kejelian membaca perkembangan sebuah bisnis dan tren pasarnya, sehingga tepat dalam memutuskan ke perusahaan mana uang kita investasikan. Selebihnya, kita tidak perlu repot-repot bekerja untuk menghasilkan uang. Uanglah yang akan bekerja untuk kita.
Pertanyaannya, Sohib Solutif, halalkah cara mendapatkan uang seperti ini? Bolehkah kita, umat Islam, berinvestasi saham?
Jawabnya, boleh! Bahkan jual-beli saham melalui bursa saham pun halal-halal saja. Asalkan investasi saham tersebut memenuhi syarat-syarat tertentu. Yang utama, menurut Ustaz Dr. Erwandi Tarmizi, Lc. MA., ada tiga syarat:
Syarat pertama dan kedua membuat pilihan emiten (perusahaan yang menjual saham) yang boleh kita beli sahamnya menjadi terbatas sekali. Maka Ustaz Erwandi menganjurkan untuk membeli saham atau berinvestasi saja secara tradisional ke bisnis orang-orang terdekat yang sudah jelas “bersihnya”. Dengan demikian, dana yang dihasilkan seandainya profit insyaAllah halal dan berkah.
Untuk lebih jelasnya, simak ceramah singkat di episode podcast ini, Sohib Solutif. Mari kita menjalankan Islam dengan ilmu dan penuh kehati-hatian (warak).
#Investasi
*****
Jangan lupa, ikuti juga Islam Solutif di:
Sohib Solutif, pornografi tampaknya telah menjadi "hiburan" yang dianggap lumrah (tahu sama tahu) di masyarakat kita. Contoh kecil, setiap terdengar kabar video dokumentasi seks artis seksi yang "bocor" ke publik, banyak sekali orang yang kemudian mencari link untuk mengunduh video tersebut.
Familier dengan kejadian-kejadian semacam ini, bukan? Tidakkah kita merasa tidak konsisten dengan ajaran keislaman kita karena ikut-ikut memburu konten-konten pornografi semacam itu?
Kita mungkin berdalih, "Saya tidak kecanduan pornografi, hanya penasaran." Namun, diakui atau tidak, ujungnya sama saja!
Mengapa kita tidak mendengarkan hati kecil kita yang berkata, "Tidak benar melihat aurat orang lain!" Ya, masalahnya, sering hati kecil kalah dan pertarungan dimenangkan oleh hawa nafsu. Kita pun jadi menikmati teks, gambar, atau video pornografi, atau bahkan juga pertunjukan-pertunjukan pornoaksi di depan mata kita (seperti panggung joget-joget).
Di sini, Buya Yahya atau Yahya Zainul Ma'arif berbagi tips bagaimana menghentikan kecanduan semacam itu. Buya mengatakan, "Nafsu itu pada dasarnya mudah diusir. Tapi sulit bila Anda yang mengundangnya sendiri. Bagaimana mungkin Anda yang mengundang, lalu Anda juga yang mengusir?"
Tips lepas dari jerat kehinaan pornografi secara singkat-padat-jelas dapat Anda simak di episode podcast Islam Solutif ini. Selamat menyimak dan mempraktikkan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjauhkan kita semua dari kemaksiatan. Amin.
#PengembanganDiri
Bagaimana agar doa atau hajat kita cepat dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala? Pertama, dengan memohon langsung kepadanya. Kedua, dengan mengarahkannya untuk kepentingan ibadah.
Ustaz Adi Hidayat, Lc., M.A. menjelaskan permasalahan ini dengan studi kasus Nabi Ayub Alaihis Salam. Kisah indah itu tertulis dalam Al-Qur'an Surat 21 Al-Anbiya' ayat 83-84:
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (83) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ
"Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, '(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.' Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi pengingat bagi semua yang menyembah Allah." (QS. 21:83-43)
Untuk detailnya, silakan simak langsung episode podcast Islam Solutif ini.
Semoga kita dapat meniru sifat Nabi Ayub Alaihis Salam yang kanaah (menerima ketetapan Allah), sabar, serta memfokuskan ibadah di balik setiap hajat dan doanya. Dengan begitu, insyaAllah hidup kita menjadi lebih baik, baik dalam konteks dunia maupun akhirat. Amin.
#RahasiaRezeki #Rezeki
Di episode podcast Islam Solutif kali ini, kita akan mempelajari keutamaan menjadi sosok Al Khafi. Ada yang mengatakan Al Khafi adalah orang yang biasa mengasingkan diri atau bersembunyi. Dia selalu menghindari menjadi pusat perhatian atau sosok yang kondang. Ini berlawanan dengan tren zaman digital yang justru berharap terkenal, viral, mendapat banyak like, follower, atau minimal dipuji teman medsosnya.
Ingat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, berkecukupan, dan tersembunyi.” (HR. Muslim no. 2965)
Bagaimana sesungguhnya sosok Al Khafi dalam hadis sahih di atas? Apa saja keutamaan dan manfaatnya? Langsung simak saja penjelasan singkat Ustaz Dr. Firanda Andirja Abidin, Lc., MA ini.
#PengembanganDiri
Ceramah Ustaz Dr. Khalid Zeed Abdullah Basamalah, Lc., MA. ini diawali dengan pertanyaan menarik. Bila Anda mendapat tawaran rumah yang pernah menjadi tempat orang bunuh diri atau penghuni lamanya meninggal di situ dibunuh oleh perampok, apakah Anda mau membelinya?
Keimanan kita diuji di sini. Ini investasi properti yang sangat menarik, jika Anda menggunakan nalar dan iman. Biarlah orang lain menganggap rumah itu angker, tempat ruh bergentayangan, arwah penasaran, keramat, dan berbagai julukan khurafat lainnya. Jangan terlena dengan kedok setan. Mari kita tetap lurus di jalur yang Rasulullah ajarkan.
#Investasi