Open minded, slogan yang diomongin banyak orang, termasuk sama orang-orang yang fixed mindset. Padahal keterbukaan pikiran kita bisa terlihat dari hal-hal sepele. Dan dari gimana kita berpikir dan berperilaku sebenernya banyak bisa bantu kita melatih keterbukaan pikiran kita
Sebagian besar masalah dalam pekerjaan dan hidup sehari-hari bukanlah masalah teknis. Melainkan masalah bias yang memang seringkali luput dari pandangan kita. Apalagi kita semua adalah korban utama bias, termasuk saya dan anda. Tapi dari semua bias yang ada, ini adalah salah satu bias yang paling sering dan paling umum menghinggapi kita. Sayangnya ini punya dampak fatal untuk kehidupan kita, pribadi maupun bisnis. Apakah itu, dan gimana cara mengatasinya?
Seiring semakin bertambah umur, ada hal-hal yang kita sesali dari masa lalu kita. Dan kita mulai berandai-andai... coba ya dulu nggak gitu.. coba ya dulu begini... coba ya tau lebih awal... Well sayangnya waktu nggak bisa diputar kembali. Tapi kita bisa bantu anak-anak kita team kita yang lebih muda untuk nggak ngelakuin kesalahan yang sama dengan kita. Maka dari itu, inilah 3 hal yang i wish i knew earlier
Tidak ada manusia yang malas, yang ada hanyalah manusia yang tidak tertarik. Dan tanggung jawab bagi kita semua untuk mencari angle agar kita bisa tertarik pada sesuatu yang kita kerjakan sehingga kita punya energy untuk mengejarnya
Ketika berbicara soal kesuksesan, banyak orang fokus pada kemampuan. Dan intermasuk IQ, EQ, SQ, dan juga grit. Semua tersebut penting. Namun kesuksesan berangkat dari motivasi, dan motivasi bergantung pada hal yang satu ini. Sayangnya yang satu ini seringkali dianggap remeh, sehingga nggak begitu dikejar.
Nggak jarang leader yang baru bergabung di tempat kita bekerja datang nggak sendirian, melainkan bawa gerbong atau orang-orang yang pernah kerja dengannya. Nggak jarang pula ini bikin khawatir. Apa hal ini harus selalu bikin khawatir? Gimana yang nggak perlu khawatir?
Jadi orang yang tahan banting emang susah. apalagi kalau nggak tau tricknya. Manusia memang dedesain untuk mager. Tapi dengan sedikit trick aja sebenernya mental fighter pun bisa lebih mudah didapatkan
Siapa sih yang gak mau nikmatin enaknya jadi orang sukses? Jadi pengusaha sukses, artis terkenal, atlit berprestasi sampai influencer kondang emang jadi impian banyak orang. Sayangnya kita sering kali liat hasil akhirnya aja, tanpa secara fair siap dengan konsekuensinya. begitu harus jalanin jalan yang sama untuk jadi kayak mereka, maka kita pun mundur teratur. Apa aja sih yang bisa bantu kita untuk bisa berprogress dan tahan banting dalam perjalanan menuju progress yang kita inginkan itu?
Kasus dugaan korupsi di Pertamina baru-baru ini mengungkap potensi kerugian yang luar biasa massive. Saya melihat ada satu kerugian besar yang dialami Pertamina dan juga pemerintah mengenai hal ini, yang sayangnya luput dari fokus. Ini adalah soal kepercayaan. Banyak hal yang kita bisa pelajari dari hal ini
Specialist atau generalist, topik yang nggak ada habisnya didiskusikan. Ini bukan sekedar masalah minat dan keren-kerenan. ini juga soal apakah personality trait dan skill set yang lo punya sejalan. Kalau beda ya akhirnya lebih banyak aja perjuangannya
Banyak dari kita yang merasa pasca pandemi ini segala sesuatunya sulit. Bisnis susah, pekerjaan susah, angka PHK naik terus. Tapi di sisi lain kita lihat ada orang-orang yang modal tipis (baik pengalaman maupun modal), tapi somehow punya progress yang berbanding terbaik dengan kita. Kabar buruknya, ini bukan sekedar karena mereka lebih siap. Tapi karena ada faktor lebih besar yang ikut berkontribusi. Dan sayangnya lagi, kita yang nggak siap akan lebih sulit di masa datang. 3 tahun ini akan sangat menentukan untuk kita
Satu kualitas seorang profesional yang seringkali luput di sesi recruitment adalah easy to work with. Sejago apapun anda, gak akan ada gunanya kalau nggak easy to work with. Apa sih easy to work with itu?
We're not thinking machine that feels, rather we're feeling machine that also think. Kutikan dari Antonio Damansio tersebut menyimpan 2 fakta, pertama kita adalah mahkluk yang dominan merasa ketimbang berpikir. Tapi kita juga mahkluk yang butuh keduanya. Pertanyaannya Rasional dan emosional seringkali seperti dua kutub yang berseberangan, nggak mudah untuk mengatur keduanya secara bersamaan. Gimana caranya?
Semua orang pingin punya IQ yang tinggi. walaupun IQ bukan satu-satunya yang dibutuhkan untuk sukses, namun IQ yang tinggi memberikan banyak manfaat. Tapi apakah IQ bisa diperbaiki? atau jangan-jangan ini takdir saja. Gimana cara memperbaikinya?
Flexible working arrangement, sesuatu yang didambakan banyak orang, namun ditakuti oleh management. Banyak leader yang menganggap flexible working arrangement menurunkan produktifitas. Padahal banyak studi menunjukkan hasil sebaliknya. Dengan beberapa catatannya tentunya
Besar dan berkembangnya negara, sama juga dengan perusahaan, seringkali didasari pada pertimbangan-pertimbangan matematis semata. Benar bahwa berbagai perhitungan ekonomi bisa jadi salah satu pendorong. Tapi sayangnya yang paling penting justru bukan itu
Memberikan feedback baik ke bawahan, ke atasan atau ke rekan yang sejajar selalu terlihat mudah padahal seringkali tidak mudah. Hasilnya begitu disampaikan, lawan bicara nggak menangkap esensi sesuai yang kita inginkan. Dan akhirnya hasilnya pun jauh dari harapan. Kenapa dan apa aja yang kita bisa lakukan untuk menyampaikan feedback dengan baik?
Bekerja di perusahaan dengan culture dan atasan yang abusive memang amat sangat membuat kita tertekan. Rasa ingin berhenti dan pindah ke pekerjaan lain seringkali muncul. Menariknya ternyata bahkan seringkali dalam situasi seperti ini karyawan tidak semudah itu keluar. Bahkan ketika atasan tidak menahan. Kenapa?
Banyak leader dinilai dari kemampuan berbicaranya. Karena omongan seringkali bisa menginspirasi. Ini yang membuat banyak leader terlalu banyak berbicara. Padahal leader hebat lebih banyak mendengar ketimbang berbicara. Apa benefitnya mendengar dan bagaimana itu punya pengaruh lebih besar?
Orang yang tidak bisa mengelola emosi akan sulit untuk jadi lebih kaya karena pengelolaan keuangan baiknya dilakukan secara logis bukan emosi. Tapi gimana detailnya?