Di balik tragisnya lumpur Lapindo, terdapat keberkahan yang tidak diketahui oleh masyarakat di luar sana. Menyelam ingatan di tanah lumpur menjadi episode pembuka dalam podcast Ruang Suara untuk membuka tabir bahwa keadilan sejatinya masih dipertanyakan keberadaannya. Melalui kisah-kisah yang jarang terungkap dan sudut pandang yang sering terabaikan, podcast ini mengajak kita untuk melihat lebih dekat dengan tragedi yang selama ini hanya terdengar sepintas. Dengan mengeksplorasi cerita dan fakta dari narasumber terdampak, kita akan mengikuti perjalanan emosional para korban yang mengalami tragedi memilukan di tahun 2006. So, let’s dive in with RS!
[PENAFIAN: kisah yang disampaikan dalam Podcast ini adalah hasil wawancara bersama para informan. Kisah para informan dinarasikan ulang oleh tim produksi. Nama-nama yang digunakan adalah nama samaran untuk melindungi identitas informan.]
Episode podcast ini mengajak pendengar menelusuri warisan memori bencana Lumpur Lapindo dari sudut pandang anak-anak yang tumbuh di tengah dampaknya. Lebih dari sekadar narasi tragedi, podcast ini mengisahkan tentang adaptasi, ketangguhan, serta bagaimana pengalaman masa kecil mereka membentuk perjuangan komunitas dan harapan tak berkesudahan. Melalui persahabatan dan kekuatan yang ditemukan di tengah keterbatasan, mereka membawa memori kolektif ini sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas. Pada akhirnya, podcast ini menyoroti bagaimana generasi baru mampu belajar dari luka, menjadikannya pelajaran berharga, dan melangkah maju dengan semangat resiliensi yang luar biasa.
Podcast "Adaptasi Budaya: Perjuangan Menemukan Tempat Di Desa yang Asing" mengisahkan perjalanan warga Desa Besuki yang harus beradaptasi dengan kehidupan di desa yang berbeda budaya. Dengan mengeksplorasi tantangan, kejutan, dan keindahan dalam proses berintegrasi dengan masyarakat setempat. Sehingga dapat menemukan cara untuk menciptakan rumah di tempat yang asing.
Lumpur Lapindo merupakan bencana yang menenggelamkan banyak desa di Porong. Dibalik tenggelamnya desa-desa tersebut, terdapat pula mitos dibaliknya. Masyarakat yang masih mempercayai mitos tersebut, juga tetap melihat realita yang sebenarnya. Konsep podcast ini menceritakan sebuah keluarga kecil yang saling menceritakan pengalaman hidupnya sebagai korban Lapindo, yang terus berjuang mendapatkan keadilan ditengah kisah mistis yang menyangkut tragedi semburan Lapindo. Cerita ini juga mengisahkan tentang kisah mistis di balik kelamnya bencana lumpur lapindo, dan mencoba mengulik fakta sebenarnya dari tragedi tersebut.
"Stigma sebagai 'orang kaya baru' sungguh menyakitkan, padahal yang kami inginkan hanyalah kembali ke kehidupan normal tanpa trauma dan kehilangan." Stigma negatif dari masyarakat di daerah baru menambah beban psikologis dan sosial bagi para korban. Proses adaptasi jangka panjang masih terus berlangsung, dengan fokus pada pemulihan ekonomi, rehabilitasi lingkungan, dan dukungan psikososial.
"Dua Sisi Lumpur" menghadirkan cerita personifikasi dari dua korban Lumpur Lapindo yang menggambarkan dampak kontaminasi air terhadap kehidupan sehari-hari. Lewat narasi ini, mereka berbagi tentang krisis sanitasi dan ketahanan pangan, serta bagaimana air tercemar dapat mempengaruhi sumber penghidupan utama mereka.
Beberapa masyarakat mengaku pernah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak eksternal, baik itu berupa barang maupun bantuan langsung tunai berupa uang atas lahan atau tempat tinggal mereka yang terdampak akibat Lumpur Lapindo. Akan tetapi, apakah masyarakat paham tentang bagaimana cara mengalokasikan bantuan langsung tunai tersebut dengan efektif?
Tentang apa yang dilihat,
Tentang apa yang didengar,
Tentang apa yang dirasakan,
Tentang saudara-saudara kita yang dilanda lumpur panas dikala 2006, apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana mereka sekarang? Simak podcast kami yang kurang lebih menggambarkan peristiwa “Lumpur Lapindo”.
Banjir lumpur panas Sidoarjo, atau yang lebih dikenal oleh publik dengan nama Lumpur Lapindo, adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas. Semburan lumpur panas selama bertahun-tahun ini memunculkan berbagai dampak multidimensi, salah satunya dampak kesehatan.
Pada cerita ini, terdapat 4 orang bersahabat dari daerah yang berbeda. Ada samuel dan Ghozali yang menjadi korban lumpur lapindo. Selanjutnya ada Amira dan Zalfa yang sedang berlibur di Surabaya. Mereka bertemu Ghozali dan Ghozali mengantarkan mereka ke rumah Samuel, di Glagah Arum, Sidoarjo, Jawa Timur.
Podcast ini menceritakan kisah hidup salah satu korban bencana lumpur lapindo. Pria payuh baya berusia 65 tahun, bernama pak Haji Rois. Seseorang yang dulunya memiliki lahan sawah sebagai sumber penghidupan. Namun semua lahannya habis tenggelam oleh lumpur. Di podcast ini akan diceritakan bagaimana korban tersebut berupaya dalam mempertahankan hidupnya. Apa profesi dan sumber penghidupannya saat ini, dan apa saja perubahan yang ia alami.
Di saat lumpur Lapindo dan warga semuanya semburat, lalu siapa yang berdiri mewakilkan suara?
Bagaimana rasanya hidup dengan penuh rasa trauma? Bagaimana rasanya menjalani hidup dengan kekhawatiran atau kecemasan? Podcast ini berkisah tentang dongeng Ibu kepada Anak tentang bencana lumpur yang terjadi 17 tahun silam, kisah tentang mereka yang jarang terdengar, kisah tentang mereka yang hidup di tengah ketidakpastian.
Kelompok 1:
Anelia Marva Sabella
Bagas Hafiz
Evnika Sipahutar
Tyas Yulianti
Bahaya : Mafia minyak goreng. Kerentanan : Masyarakat menengah kebawah yang terdampa akibat kelangkaan minyak goreng selama pandemi Covid-19. Bencana : Kelangkaan Minyak Goreng di Tengah-Tengah Masyarakat Menengah Kebawah Saat Pandemi Covid-19.
Podcast ini dibuat oleh kelompok 14 yang beranggotakan Muhammad Faiz Mumtaz (195120107111033), Muhammad Aldin Dewanata (195120107111037), Reza Fachri Aulia (195120107111004), Charul Aqsal (195120107111011), Pandu Mahesa (195120100111060)
2020 Supir Jeep di Lava Tour menghilang? Selengkapnya cek podcast kami!
Podcast ini dibuat oleh kelompok 13 yang beranggotakan Ronaa Fildza Awanis (195120100111055), Anatasya Dwi Wahyuni (195120101111045), Viena Septia Eka A (195120107111047), Adinda Yudistira W (195120107111052)
Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang luas bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Pedagang Kaki Lima (PKL) menjadi salah satu kelompok masyarakat dengan tantangan yang cukup besar, di tengah ketidakadilan yang selama ini mereka rasakan, saat ini mereka juga dihadapkan dengan adanya pandemi Covid-19. Bagaimana sih dampak pandemi Covid-19 bagi kehidupan mereka? Apa aja sih bentuk ketidakadilan yang mereka rasakan? Penasaran? Yuk dengerin podcast kita!
Podcast ini dibuat oleh kelompok 12 yang beranggotakan Isnain Putri Diah Prawati (195120100111030), Alisya Wanda Fadila (195120100111034), Adis Rahma Fitriani (195120101111027), Salsabilla Yualiana Citra (195120100111048), Herliana Bevita Anggie (195120100111049)
Credit BGM: Bathroom - chillmore
Sebuah podcast yang berbicara tentang cerita mereka untuk dunia kesehatan masih dalam keadaan krisis pandemi Covid-19. Sebuah pelayanan kesehatan yang semakin hari semakin memburuk ditambah dengan kondisi kesehatan masyarakat yang seringkali di Covid-kan.
Podcast ini dibuat oleh kelompok 11 yang beranggotakan Ho Se Dwi Andika (195120100111018), Galuh Wira Hadikusumah (195120107111031), Amiranda Putri Fidiyanti ( 195120101111011 ), Ukhti Khoiro Maisyah (195120101111010)
Sebuah kisah fiksi yang didasarkan pada peristiwa nyata yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo. Bercerita tentang perjuangan sekelompok hewan untuk bertahan hidup di sekitar lumpur Lapindo ketika bencana tersebut semakin memburuk di tahun 2049. Sebuah ilustrasi dari apa yang mungkin saja terjadi di masa depan karena hingga saat ini, lumpur Lapindo masih belum terselesaikan.
Latar waktu dan sebagian plot dari cerita ini hanyalah fiksi belaka, namun informasi yang disampaikan berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari berbagai sumber.
Podcast ini dibuat oleh kelompok 9 yang beranggotakan Devina Cantika Putri (195120101111029), Farrel Ode Qaulan Sadida (195120100111043), Galang Narariyya Kirana (195120100111004), Regina Cita Berdida (195120101111019)
Adanya pandemi Covid-19 membuat aktivitas berbagai kelompok masyarakat menjadi terganggu, termasuk mahasiswa. Terlebih lagi, diterapkannya kebijakan kuliah daring dan himbauan untuk tetap di rumah ternyata menimbulkan lika-liku dalam kehidupan sosial budaya mahasiswa. Pada podcast ini, akan dibahas mengenai kehidupan perkuliahan daring pada mahasiswa dan munculnya kebiasaan baru saat pandemi Covid-19, yaitu berbelanja online. Harapannya, podcast ini dapat mewakili aspirasi mahasiswa dalam menghadapi perkuliahan daring dan mampu dijadikan sebagai pertimbangan untuk bersikap bijak dalam berbelanja online.
Pada masa pandemi seperti sekarang ini, sistem penjualan dengan menggunakan transaksi digital secara online meningkat cukup signifikan. Hal ini terjadi karena transaksi secara online dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat, tak terkecuali bagi para mahasiswa. Mereka dapat membeli kapanpun dan dimanapun mereka berada tanpa ada keterbatasan ruang dan waktu. Alasan orang lebih sering belanja online karena banyak tawaran diskon dan promosi. Selain itu juga dinilai lebih praktis, lebih murah, dan banyak pilihan. Di tengah tren belanja online seperti ini, apakah hal tersebut menjadi suatu pilihan alternatif atau justru membawa malapetaka bagi diri sendiri?
Podcast ini dibuat oleh Kelompok 10 yang beranggotakan - Nadhifa Azzahra (195120100111025), Tiara Marshanda Salsabilla (195120100111040), Masyitoh Dian Islamyah (195120107111050), Stephani Margareta Ginting (195120101111047), Annisa Nur Rachmi (195120107111041)
Dialog yang membahas seputar wacana peralihan pandemi ke endemi oleh pemerintah, dua orang disini saling berbagai pengalaman dan opini mereka dalam menyikapi wacana tersebut.
Podcast ini dibuat oleh Kelompok 6 yang beranggotakan Archie Dio Aflah (195120107111012), Mushoffa Haqiqi (195120100111052), Wirawan W. Pradigdo (195120107111028).