Salah satu perbuatan halal yang dibenci oleh Allah SWT adalah perceraian. Banyak aturan yang harus ditaati oleh seorang muslim jika terpaksa harus bercerai dari istri atau suaminya, antara lain seorang perempuan yang dicerai oleh suaminya harus menunggu 3 kali masa haidh untuk bisa menikah kembali dan tidak boleh menyembunyikan kehamilan. Di dalam halaman 36 ini juga kita temui aturan bahwa jika Talak yang sudah jatuh atau dihitung sebagai talak yang ketiga, maka seorang perempuan hanya boleh kembali menikah dengan mantan suaminya jika sudah menikah dengan orang lain terlebih dahulu. Dan yang perlu diperhatikan, hal tersebut bukan sesuatu yang disengajakan sejak awal.

Catatan:
Audio ini dibuat sebagai salah satu sarana belajar mengingat-ingat kosa kata Al-Qur'an. Dengarkan, tirukan dan ulangi sampai bisa mengucapkannya lebih cepat dari yang hendak ditirukan, baik untuk masing-masing kata maupun ayat.

Allah SWT melarang pernikahan antara seorang mukmin dengan musyrik, dan meyakinkan umat Islam bahwa semenarik apapun wajah dan tampilan seorang musyrik, tidak lebih baik dari seorang yang beriman kepada Allah SWT. Di dalam hubungan suami istri, Allah SWT menekankan larangan dilakukannya jima' ketika seorang istri dengan haidh, dan di luar masa itu, seorang suami bisa melakukannya dengan cara yang patut.

Perang di dalam Islam memiliki aturan-aturan yang harus diikuti, antara lain tidak boleh dilakukan pada bulan-bulan haram (bulan suci), yaitu bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan bulan Rajab. Perang merupakan sesuatu yang dibenci, tetapi ia harus dilakukan jika untuk mempertahankan atau membela diri. Sebagai bagian dari jihad, maka perang hanya dilakukan karena semata-mata mengharapkan rahmat dari Allah SWT dan bukan karena dorongan hawa nafsu duniawi.

Di dalam halaman ini, Allah SWT juga mengingatkan akan keharaman minuman keras dan judi. Allah mengakui bahwa di dalam keduanya terdapat manfaat, tetapi madharatnya jauh lebih besar, dan oleh karenanya harus dihindari oleh umat Islam

Umat manusia itu pada dasarnya adalah satu umat, dan untuk memberikan petunjuk atas apa yang manusia perselisihkan, Allah SWT mengutus para nabi dan rasul. Berbagai perselisihan tersebut akan terus berlangsung, bahkan setelah manusia menerima bukti-bukti kebenaran dan petunjuk dari kitab-kitab yang dibawa para nabi dan rasul. Kedengkian menjadi salah satu sebab adanya perselisihan tersebut.

Orang-orang kafir telah tertipu dengan keindahan dunia sehingga mereka menghina orang-orang beriman yang sebenarnya justru berkedudukan lebih tinggi dari mereka di sisi Allah. Sementara, kaum yang beriman harus menyadari bahwa syurga kelak akan diperoleh jika di dalam kehidupan dunia ini telah mampu menjalani berbagai ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. Di antara bentuk ujian tersebut adalah kemiskinan dan penderitaan lainnya, dan oleh karenanya Allah juga memberikan panduan kepada siapa saja harta itu sebaiknya diinfakkan, dan menginfakkan harta itu merupakan suatu kebaikan yang sudah pasti diketahui dan akan mendapatkan balasa dari Allah SWT.

Nampak nyata adanya sebagian manusia yang ketika diingatkan untuk taat kepada Allah SWT justru muncul kesombongannya dengan menampakkan perbuatan dosanya dan berani melakukan tindakan-tindakan yang merusak lingkungan hidup. Di sisi lain, selalu ada orang-orang yang berani mengorbankan kehidupannya untuk semata-mata mencari keridhaan Allah SWT.

Oleh karenanya, Allah SWT menekankan kepada hamba-hambaNya yang beriman untuk secara sempurna mengamalkan ajaran Islam, dengan melakukan amal shalih dan menjauhkan diri dari mengikuti jejak langkah syetan yang merupakan musuh yang nyata.

Beberapa aturan dalam melaksanakan ibadah haji telah ditetapkan oleh Allah SWT, baik di dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Haji dilaksanakan pada bulan yang telah ditentukan dan orang-orang yang mengerjakan haji haruslah menghadirkan hatinya untuk banyak berzikir kepada Allah dan mengamalkan amal shalih. Allah SWT juga mengajarkan kepada kita do’a untuk kebaikan dunia dan akhirat, serta mengingatkan kita agar jangan hanya mengejar dunia yang bisa berakibat nanti di akhirat tidak memperoleh bagian apapun.

Perang di dalam Islam tidak ditujukan untuk menyerang suatu kaum, tetapi semata-mata dilakukan untuk membela diri jika hak hidup dan hak dakwahnya diperangi oleh kaum kafir. Allah SWT juga melarang kaum beriman untuk melakukan bunuh diri atau melakukan segala seuatu yang bisa menyebabkan dirinya jatuh ke dalam kebinasaan. Sementara itu, Allah SWT juga mengatur pelaksanaan haji dan umrah sebagai salah satu jalan untuk menggapai takwa kepada-Nya.

Allah SWT dengan tegas melarang menggunakan perangkat hukum untuk menutupi kejahatan yang dilakukannya, seperti menyuap hakim untuk merekayasa penguasaan harta orang lain menjadi harta si penyuap. Dalam pada itu, umat Islam juga harus berani memerangi ketidakadilan dan kesewenang-wenangan pihak lain yang memerangi umat Islam, namun tetap harus dilakukan dalam batas-batas aturan yang dibolehkan menurut syariat atau tidak boleh berlebih-lebihan.

Allah SWT mewajibkan umat beriman menjalankan puasa di bulan Ramadhan agar bisa meraih derajat takwa. Di dalam bulan ramadhan Al-Qur'an diturunkan untuk menjadi petunjuk menjalankan hidup dan kehidupan bagi umat manusia. Allah SWT tidak memerintahkan sesuatu kepada manusia kecuali untuk kebaikan manusia sehingga pelaksanaanpun disesuaikann dengan kemampuan manusia, termasuk Allah menjamin bahwa do'a-do'a hamba-Nya akan dikabulkan sebab Dia sangat dekat dengan manusia dan mengetahui apapun yang manusia kerjakan.

Allah SWT menyebutkan kembali beberapa ciri orang yang bertaqwa dan mengingatkan bahwa di dalam pelaksanaan hukum Qishos itu terdapat hikmah yang besar jika dilaksanakan karena di dalamnya ada jaminan kehidupan. Allah SWT juga mewajibkan bagi seseorang yang memiliki harta jika merasa akan tiba ajalnya untuk menyampaikan wasiat kepada orangtua dan karib kerabatnya, dan wasiat itu tidak boleh diubah-ubah kecuali menyalahi hukum Allah SWT.

Sebagian orang memilih mengikuti ajaran nenek moyang yang menyelisihi perintah Allah, dan sebagian lagi menyembunyikan perintah dan larangan Allah. Di antara larangan Allah adalah memakan bangkai, darah, daging babi dan daging sembelihan yang ditujukan kepada sesembahan selain kepada Allah SWT. Perintah Allah agar manusia memakan makanan yang halal dan baik dikecualikan jika dalam keadaan darurat. Perkecualian ini mensyaratkan adanya keterpaksaan (karena alasan menyelamatkan nyawa) dan tidak berlebih-lebihan. 

Allah SWT memerintahkan manusia agar makan makanan yang halal lagi baik dan tidak mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia, sebab dia hanya mendorong manusia berbuat jahat dan keji. Manusia yang mengikuti syetan dan mengikuti manusia lain dengan meninggalkan Allah, kelak akan kecewa sebab yang dia ikuti akan meninggalkannya atau berlepas diri dari tanggung jawab ketika hari penghitungan amal manusia di akhirat kelak.

Kalimat istirja (innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun) diucapkan sebagai bentuk keyakinan yang mendalam akan kekuasaan Allah dan kepasrahan muslim atas segala yang terjadi di dalam kehidupannya. 

Dalam meyakini kebenaran harus tanpa keraguan dan berlomba-lomba dalam kebaikan itu bisa dilakukan di mana saja kita berada. Jika memiliki permasalahan, mintalah tolong kepada Allah SWT dengan perantaraan sabar dan shalat, serta tetap ingat bersyukur dan berdzikir kepada-Nya.

Di antara kandungan ayat di halaman ini: Allah SWT menjelaskan tentang perubahan arah kiblat kaum muslimin, dari sebelumnya ke Baitul Maqdis menjadi ke arah Masjidil Haram.

Tadarus Al-Qur'an Terjemah Perkata, halaman 21, QS Al-Baqarah ayat 135-141

Tadarus Al-Qur'an Terjemah Perkata, halaman 20, QS Al-Baqarah ayat 127-134

Tadarus Al-Qur'an Terjemah Perkata, halaman 19, QS Al-Baqarah ayat 120-126

Tadarus Al-Qur'an Terjemah Perkata, halaman 18, QS Al-Baqarah ayat 113-119

Tadarus Al-Qur'an Terjemah Perkata, halaman 17, QS Al-Baqarah ayat 106-112