Sejak 2009 RUU Masyarakat Adat terus menunggu pengesahan di DPR. RUU ini mulai dibahas secara resmi di parlemen pada 2012.
Veni Siregar, Koordinator Koalisi Kawal RUU Masyarakat Adat kali ini menjadi tamu Podcast Secangkir Koppi, program siniar Samdhana untuk berbagi pemikiran dan inspirasi.
Menurutnya, RUU Masyarakat Adat sudah diajukan sejak 2009 dan tiga kali masuk dalam Program Legislasi Nasional atau Prolegnas. RUU ini sudah menanti pengesahan lebih dari 15 tahun di DPR.
Piternela Wouw: Ajarkan Pengetahuan Adat dan Bahasa Inggris di Sekolah Alam Yombe Yawa Datum.Tekadnya sebagai Perempuan Adat Namblong untuk majukan kampung lewat pendidikan adat, mendorong Piternela Wouw belajar Bahasa Inggris dan mengajarkan kembali kepada anak-anak. Kegiatan ini dilakukannya disela-sela mengajar siswa Sekolah Alam Yombe Yawa Datum tentang budaya, bahasa daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang sumber daya alam, baik flora dan fauna termasuk pengolahanya untuk kebutuhan sehari-hari. Serta, pemanfaatan hasil hutan untuk dijadikan kerajinan tangan seperti noken dan hiasan dari kulit pohon.
Dua sosok inspiratif yang menjadi motor kegiatan penanaman pohon dan reforestasi, Pak Origenes Monim dan Pak Dedih Sogoi berbagi cerita dan motivasi tanam pohon di kampungnya.
Keduanya bersama Pemuda Hobong telah bekerja keras selama lebih dari empat tahun rutin melakukan penanaman pohon di Bukit Hawe.
Podcast ini direkam setelah aksi menanam 300 pohon bersama berbagai komunitas lokal setempat, pada perayaan Hari Tanam Pohon Nasional di Bukit Hawe, Kampung Hobong, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, 28 November 2024.
Martua Sirait memulai aktivitas urban farming secara perlahan dalam kondisi situasi krisis moneter yang melanda di Indonesia. Belajar dari pengalaman, ia berhasil mengubah kolam renang menjadi kolam ikan dan area bercocok tanam. Kegiatan tersebut dilakukan secara konsisten hingga saat sekarang. Kepada Andhika di Kebun Gandaria Bogor, Martua berbagi pengalamannya seputar Urban Farming dan manfaatnya secara nyata.
Sofia Bano aktif mengajar di Sekolah Budaya Injo Yamo, Namblong, Kabupaten Jayapura. Sebuah sekolah komunitas yang banyak mengajarkan pengatahuan bahasa, budaya dan pengetahuan suku Namblong. Kepada Fransisca Kayame, Sofia Bano berbagi pengalamannya mengajar dan mengelola Sekolah Budaya Injo Yamo dalam melestarikan budaya dan adat Namblong untuk generasi muda. Mereka berbincang di sela-sela Pertemuan Inisiator Pendidikan Adat di Tanah Papua. 20-23 Februari 2024 lalu di Jayapura. Pertemuan ini diikuti para inisiator sekolah komunitas, sanggar dan sekolah adat di wilayah Kabupaten Jayapura, Merauke, Teluk Bintuni dan Tambrauw.
Yulianus Sirap aktif bergiat bersama Sanggar Mania, Kabupaten Jayapura. Sebuah sanggar komunitas yang banyak mengajarkan pengatahuan seni budaya kepada generasi muda.
Kepada Fransisca Kayame, Yulianus Sirap berbagi pengalamannya mengajar dan mengelola Sanggar Mania dalam melestarikan budaya dan adat yang ada di Lembah Grimme untuk generasi muda. Mereka berbincang di sela-sela Pertemuan Inisiator Pendidikan Adat di Tanah Papua. 20-23 Februari 2024 lalu di Jayapura. Pertemuan ini diikuti para inisiator sekolah komunitas, sanggar dan sekolah adat di wilayah Kabupaten Jayapura, Merauke, Teluk Bintuni dan Tambrauw.
Poppy Diana Bisulu aktif bergiat bersama Sanggar Seni Budaya Alam Semesta Selemkay - SALSES, Kabupaten Tambrauw. Sebuah sanggar komunitas yang banyak mengajarkan pengatahuan adat kepada generasi muda.
Kepada Fransisca Kayame, Diana Bisulu berbagi pengalamannya mengajar dan mengelola Sanggar SALSES dalam melestarikan budaya adat Tanah Malamoi untuk generasi muda. Mereka berbincang di sela-sela Pertemuan Inisiator Pendidikan Adat di Tanah Papua. 20-23 Februari 2024 lalu di Jayapura. Pertemuan ini diikuti para inisiator sekolah komunitas, sanggar dan sekolah adat di wilayah Kabupaten Jayapura, Merauke, Teluk Bintuni dan Tambrauw.
Piternela Wouw atau yang akrab disapa Nela aktif bergiat bersama Sekolah Alam Yombe Yawa Datum, Kabupaten jayapura. Sebuah sekolah komunitas yang banyak mengajarkan flora-fauna dan bahasa asli suku Namblong dan kebudayaan asli Namblong seperti merajut Noken yang terbuat dari akar pohon.
Kepada Fransisca Kayame, Nela berbagi pengalamannya mengajar dan mengelola Sekolah Alam Yombe Yawa Datum dan menjadi garda terdepan dalam melestarikan budaya adat Namblong untuk generasi muda di kampungnya. Mereka berbincang di sela-sela Pertemuan Inisiator Pendidikan Adat di Tanah Papua. 20-23 Februari 2024 lalu di Jayapura. Pertemuan ini diikuti para inisiator sekolah komunitas, sanggar dan sekolah adat di wilayah Kabupaten Jayapura, Merauke, Teluk Bintuni dan Tambrauw.
Pada episode kali ini kami menampilkan Ardan Imam Hardiyanto, seorang petani milenial yang sedang mengelola sebidang tanah untuk bercocok tanam sebagai uji coba memulai usaha di bidang pertanian. Berlatar belakang mahasiswa IPB asal Bogor, ia berkolaborasi dengan dua mahasiswa lainnya untuk mengelola lahan tersebut. Mereka memulai dengan membudidayakan cabai karena harganya yang tinggi dan banyak diminati pasar.
Yusiance Pakage aktif bergiat bersama Sanggar Generasi Akhir Zaman (GAZ) Merauke. Sebuah sanggar pendidikan komunitas yang banyak mengajarkan hal-hal baik sebagaimana disebutkan dalam Alkitab. Kepada Fransisca Kayame, Yusiance berbagi pengalamannya mengajar dan mengelola sanggar GAZ dalam kategori "Kids", "Berakar", "Bertumbuh dan "Berbuah". Mereka berbincang di sela-sela Pertemuan Inisiator Pendidikan Adat di Tanah Papua. 20-23 Februari 2024 lalu di Jayapura. Pertemuan ini diikuti para inisiator sekolah komunitas, sanggar dan sekolah adat di wilayah Kabupaten Jayapura, Merauke, Teluk Bintuni dan Tambrauw.
Franz W Diadiaway adalah pemimpin sekaligus inisiator Sekolah Adat Yewena yang berada di pesisir Kabupaten Jayapura. Sebuah sekolah informal yang aktif sejak Maret 2018, sebagai upaya menjaga akar budaya Suku Yewena yang ada Kampung Doromena, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura. Selain di Kampung Doromena, Suku Yewena juga memiliki akar budaya yang sama di lima kampung lainnya. Kepada Fransisca Kayame, Franz bercerita pergulatannya membangun Sekolah Adat Yemena di sela-sela Pertemuan Inisiator Pendidikan Adat di Tanah Papua. 20-23 Februari 2024 lalu di Jayapura. Pertemuan ini diikuti para inisiator sekolah komunitas, sanggar dan sekolah adat di wilayah Kabupaten Jayapura, Merauke, Teluk Bintuni dan Tambrauw.
Samdhana Fellows Martua Sirait and Chip Fay share about their common passion that led to the creation of Samdhana and its community.
Dua perempuan muda peserta Pelatihan Hukum Kristis Bagi Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, Balikpapan 29 Nov - 02 Desember 2023, bicara seputar IKN dan Masyarakat Adat.
Simak dialog Febriyani Hembring (Organisasi Perempuan Adat (ORPA) Namblong) dan Hijrawati dari Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia Parigi Moutong (KPMIPM), Gorontalo.
Dua perempuan muda peserta Pelatihan Hukum Kristis Bagi Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, Balikpapan 29 Nov - 02 Desember 2023, bicara seputar IKN dan Masyarakat Adat.
Simak dialog Shannon Maureen Sandil (Yayasan Suara Nurani Minaesa (YSNM)) dan Hijrawati dari Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia Parigi Moutong (KPMIPM), Gorontalo.
Dalam episode ini, kita berbincang bersama Maria Loretha selama WEHRD Summit 2023.
Mama Loretha, 55 tahun, adalah bagian dari Yayasan Sorghum Flores (Yashores). Ia membagian pengetahuannya tentang sorgum untuk mengatasi masalah kerawanan pangan di Adonara Barat, sebuah solusi lokal yang dapat diadopsi bahkan di wilayah Nusa Tenggara Timur lainnya. Maria Loretha juga berbagi tentang bagaimana perempuan di komunitasnya melindungi lingkungannya.
.
In this episode, we talk with Maria Loretha during the WEHRD Summit 2023.
Mama Loretha, 55 years old, is an integral part of Yayasan Sorghum Flores (Yashores). She is offering her knowledge of sorghum to solve the problem of food insecurity in West Adonara, a local solution that can be adopted even in the rest of East Nusa Tenggara. Maria Loretha also shares about how the women in her community protect their environment.
#WEHRDsSummit2023 #WomenEnvironmentalDefenders #EmpoweringWomenLeaders #listeningandcocreating #samdhanaat20
Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana serangan belalang dan belalang dapat diatasi? Dengarkan percakapan Ince Rambu Yaku, salah satu peserta WEHRD Summit 2023, yang berbagi pengalaman menjadi sukarelawan untuk menciptakan komunitas yang lebih kuat dan lebih hijau di Sumba.
Ince merupakan anggota Lembaga Adat Desa Matolang. Dia memimpin upaya untuk secara aktif menjaga ketahanan pangan komunitasnya dengan mengendalikan serangan belalang dan belalang. Dia telah mendesak penduduk setempat untuk menanam makanan yang tidak disukai belalang, seperti sayuran umbi-umbian. Ince menunjukkan dedikasinya dalam mengatasi perubahan iklim dengan membentuk kelompok pro iklim di salah satu dusun di Sumba. Bersama-sama, kelompoknya telah menanam 2.500 pohon.
.
Ever wonder how grasshopper and locust invasions can be solved? Listen to the conversation with Ince Rambu Yaku, one of the participants of the WEHRD Summit 2023, who shares her volunteering experiences to create a stronger and greener community in Sumba.
Ince is a member of the Matolang Village Customary Institution. She leads the work to actively maintain their community's food security by managing the grasshopper and locust invasions. She has been urging the locals to plant foods that locusts don't like, such as root vegetables. Ince has shown her dedication to addressing climate change by forming a pro-climate group in one of the hamlets in Sumba. Together, her group has planted 2500 trees.
#WEHRDsSummit2023 #WomenEnvironmentalDefenders #EmpoweringWomenLeaders #listeningandcocreating #samdhanaat20
Episode kali ini kita simak perbincangan Ani Hanipah dan Apriliska saat WEHRD Summit 2023. Ani Hanipah adalah Co-Founder Yayasan Tanah Air Semesta. Ia sangat tertarik pada ism pelestarian lingkungan, khususnya konservasi gunung dan sungai. Ia terlibat dalam mendidik masyarakat setempat tentang pentingnya sumber air.
Organisasinya bersama mitra lainnya pada tahun 2022 telah berhasil menanam 160.000 pohon di kawasan hutan kritis di Bandung dan Garut. Kegiatan edukasi lingkungan hidup ini juga diperuntukkan bagi generasi muda, untuk mengajarkan mereka tentang konservasi, budidaya kopi, seni dan budaya, serta kearifan lokal.
.
In this episode, listen to Ani Hanipah in this conversation during the WEHRD Summit 2023. Ani Hanipah is a dedicated member of the Tanah Air Semesta Foundation. She is passionate about environmental conservation, particularly for mountain and river conservation. She has been involved in educating the local community about the importance of water sources. Her organization and other partners in 2022 have successfully planted 160,000 trees in critical forests areas in Bandung and Garut. These environmental educational activities are also designed for the younger generation, to teach them about conservation, coffee cultivation, arts and culture, and local wisdom.
#WEHRDsSummit2023 #WomenEnvironmentalDefenders #EmpoweringWomenLeaders #listeningandcocreating #samdhanaat20
Dalam episode kali ini, Samdhana mengundang salah satu peserta WEHRDs Summit 2023, Apriliska Titahena, untuk berbagi wawasan berharga tentang bagaimana pendidikan memainkan peran penting dalam memberdayakan individu untuk membuat pilihan berdasarkan informasi yang berdampak positif terhadap lingkungan. Selama lima tahun terakhir, Apriliska tak kenal lelah membela tanah leluhur Komunitas Adat Honitetu. Dedikasi dan semangatnya dalam mengadvokasi hak-hak Masyarakat Adat, khususnya perempuan, mengantarkannya bergabung dalam Barisan Pemuda Adat Nusantara. Melalui organisasi ini, ia bertujuan untuk mendorong para remaja mempelajari pengetahuan adatnya untuk menjaga wilayah adat dan keindahan Pulau Seram.
In this episode, Samdhana invited one of the participants of the WEHRDs Summit 2023, Apriliska Titahena, to share some valuable insights on how education plays a crucial role in empowering individuals to make informed choices that positively impact the environment. For the past five years, Apriliska has been tirelessly defending her community's ancestral land of Honitetu Indigenous Community. Her dedication and passion for advocating for the rights of Indigenous People, especially women, led her to join Barisan Pemuda Indigenous Nusantara. Through this organization, she aims to encourage teenagers to learn their customary knowledge to protect customary territories and the beautiful Seram Island.
#WEHRDsSummit2023 #WomenEnvironmentalDefenders #EmpoweringWomenLeaders #listeningandcocreating #samdhanaat20
Pada episode kali ini Secangkir Kopi mengundang salah satu peserta WEHRDs Summit 2023, Megawati Amir, dari Yayasan PIKUL, Indonesia.Pada usianya yang baru 26 tahun, Megawati aktif memfasilitasi kelompok perempuan marginal di Desa O'Besi, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Upayanya fokus pada pemberdayaan perempuan-perempuan untuk menjadi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya alam. Sungguh menginspirasi jika melihat dampak yang dia buat di komunitasnya. .
In this episode, Samdhana invited one of the participants of the WEHRDs Summit 2023, Megawati Amir, a member of the PIKUL Foundation in Indonesia. At just 26 years old, Megawati is actively facilitating marginalized women's groups in O'Besi Village, South Central Timor District, Nusa Tenggara Timur. Her efforts are focused on empowering these women to become leaders in managing natural resources. It is truly inspiring to see the impact she is making in her community.
#WEHRDsSummit2023#WomenEnvironmentalDefenders#EmpoweringWomenLeaders#listeningandcocreating#samdhanaat20