Sedikit pembahasan terhadap pertanyaan-pertanyaan umum di soal / ujian tentang PD I , PD II, dan Nilai-nilai Proklamasi, Have a great Syawalan gays..
Kebudayaan Islam di Nusantara mengalami perkembangan selama sekitar 600 tahun, sejak abad ke-11 sampai abad ke-17. Dan perkembangan itu seiring dengan kekuasaan Kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara.
Agar kita memahami bahwa realita 'negara merdeka' hari ini bukankan sesuatu yang given (diberikan) tapi sesuatu yang taken (didapatkan).
Mataram Islam merupakan Kesultanan Islam yang orientasinya sudah bukan pengembangan daerah pesisir tapi ke pedalaman Jawa. Oleh sebab itu pola ekonominya agraris. Dan Ibu Tien Soeharto juga masih keturunan silsilah raja-raja Mataram Islam, sehingga almarhumah dan almarhum Presiden Soeharto juga berhak dimakamkan di Pemakaman Imogiri. Coba yukk kita urut nama sultan-sultan Mataram Islam, dalam hitungan 1...2....3... Mulai !
Berkelindan dengan ilmu politik dan ilmu pemerintahan. Terutama membahas sidang-sidang PPKI pada Agustus 1945. Semoga bermanfaat
Hari kerja lagi, sekolah lagi, kuliah lagi, dan beraktivitas lagi, setelah weekend panjang libur Paskah. So, kita bisa luangkan waktu di tengah aktivitas untuk diskusi tontonan kami di Youtube, apa yang kami cari di Twitter, dan sekalian aja opini kami tentang Presiden Joko Widodo yang datang ke pernikahan Atta dan Aurel. Bukan ghibah atau gossip, tapi perspektif. Ada Rusnadi sang enterpreneur pakaian dalam di Serang-Banten, ada M.(Ijul) Zulkarnaen sang guru Apple di salah satu SMA swasta di Jakarta Timur, dan Isnain (Bang Haji) Arif sang guru SD di Jakarta yang sudah kembali ke Pasar Rebo. Asyik deh, yukk dengerin
Temen Podcast Cikgu kali ini seorang guru SMA di Cibinong dan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab.Bogor. Lugas, tangkas, dan tentu saja menggemaskan pembahasan kita kali ini tentang segala KUA, Pengadilan Agama, dan (tentunya nyerempet-nyerempet) poligami.
Awalnya Atlantic Charter, lalu Charter of Peace, kemudian Piagam PBB dan Proklamasi 17 Agustus 1945. Yuk dengerin yuk..
Cinta mampu menggerakkan. Cinta mampu membakar. Dan cinta dapat mendorong seseorang membangun sesuatu yang megah bahkan tragis.
Kelas menengah pun tercipta, berbarengan dengan proses industrialisasi di perkotaan. Kendaraan bermotor dan jalan toll menjadi hal yang umum. Pabrikan mobil hadir dan memanjakan keluarga-keluarga Indonesia yang berduit (atau minimal berani meminjam duit), ada Toyota dengan Kijangnya, ada Daihatsu dengan Zebra Espassnya, ada Mitsubishi dengan Kudanya, dan tentu Suzuki dengan Vitara dan Katanyanya. Pabrikan Jepang menguasai konsumsi mobil Indonesia, paling kalau ada nyelip dikit cuma BMW dan Mercedes, itupun buat horang khaayaa ajaaa..
Salah satu lambang "kekayaan" dan "kejantanan" anak muda 90-an alias era Ali Topan Anak jalanan (waktu mereka SMP-SMA-kuliah) adalah kendaraan beroda maupun bermotor. RX-King, Kawasaki Ninja dan Suzuki Satria merupakan tiga motorcycle yang paling menonjol. Gir, ora minggir tabrak!
Sambil tetap main Kelereng, ada ekspansi Tamiya, Tazoz, Petasan. Sampai kemudian Nintendo, Sega, dan Playstation jadi sangat populer.
Kami anak 90-an terlalu asyik dengan video game sampai lupa bahwa Reformasi 1998 terjadi dan lupa mengambil alih politik-ekonomi nasional sehingga banyak Soeharto-soeharto baru. hhahaah
Berbagai cemilan/kudapan dengan rasa gurih ber MSG mengambil alih indera pengecap kami. Berlomba ciptakan "kebahagiaan" karena sudah mencicipi "makanan Barat" juga sudah ada.
So, gimana kalau kami kasih tau, sebelum era Blackpink, Super Junior, BTS, Sm*sh, dan Cowboy Jr., ada suatu era dimana anak muda di Indonesia pada saat itu referensi musik dan film nya lebih kepada budaya pop Barat. Bahwa nama-nama serial "Knight Rider", "MacGyver", dan "Oshin" (oh, kalau Oshin dari Jepang) lebih di kepala dibandingkan "Winter Sonata", atau "Boys Before Flowers". Belum lagi ngomongin "Baywatch" ... hmnn
belajar Pancasila lagi
Bersama Lalaki Karawang yang merupakan pria idaman, kami akan membandingkan kebiasaan masyarakat Karawang dan Cilegon dalam melaksanakan PSBB. Dan betapa 'lesu' dan stagnannya dunia pendidikan, terutama pendidikan dasar selama pandemi Covid19.