Home
Categories
EXPLORE
True Crime
Comedy
Society & Culture
Business
Sports
Health & Fitness
Technology
About Us
Contact Us
Copyright
© 2024 PodJoint
Loading...
0:00 / 0:00
Podjoint Logo
US
Sign in

or

Don't have an account?
Sign up
Forgot password
https://is1-ssl.mzstatic.com/image/thumb/Podcasts211/v4/f2/c4/90/f2c4907b-714a-35f2-efa4-225fc3719499/mza_8773825002931252760.jpg/600x600bb.jpg
Sajak Kini
Sajak Kini
105 episodes
1 week ago
Podcast Sajak Kini adalah sebuah sajak tercipta yang selalu berangkat dari kegelisahan dan gelisah harus di sampaikan melalui akun @podcastdajakkini yang rutin tayang setiap hari Sabtu | Jika Ingin ceritamu di buatkan literasi, tapi tak ingin rahasianya diketahui, ingin sekedar curhat atau meluapkan kegelisahan, kirim segera cerita menarikmu. Email : Sajakkini09@gmail.com Instagram : @podcastsajakkini
Show more...
Relationships
Society & Culture
RSS
All content for Sajak Kini is the property of Sajak Kini and is served directly from their servers with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Podcast Sajak Kini adalah sebuah sajak tercipta yang selalu berangkat dari kegelisahan dan gelisah harus di sampaikan melalui akun @podcastdajakkini yang rutin tayang setiap hari Sabtu | Jika Ingin ceritamu di buatkan literasi, tapi tak ingin rahasianya diketahui, ingin sekedar curhat atau meluapkan kegelisahan, kirim segera cerita menarikmu. Email : Sajakkini09@gmail.com Instagram : @podcastsajakkini
Show more...
Relationships
Society & Culture
Episodes (20/105)
Sajak Kini
Ghosting: Luka yang Tak Pernah Dijelaskan

✨ Sajak Kini hadir dengan episode terbaru: “Ghosting: Luka yang Tak Pernah Dijelaskan.”

Sebuah episode yang menyelami sunyi paling dalam—tentang kehilangan tanpa perpisahan, tentang seseorang yang pergi tanpa jejak, dan tentang luka yang tak pernah sempat dijelaskan.

Episode ini berbicara pada mereka yang pernah menunggu pesan yang tak kunjung dibalas, memandangi layar ponsel yang terus sepi, dan bertanya-tanya tanpa jawaban: apa yang sebenarnya terjadi?

Lewat bait-bait puitis, “Ghosting: Luka yang Tak Pernah Dijelaskan” mencoba memeluk perasaan itu—rasa bingung, kecewa, dan hampa yang datang bukan karena perpisahan, tapi karena ketidakjelasan.

Untuk kamu yang:

  • Pernah ditinggalkan tanpa pamit.

  • Masih menyalahkan diri sendiri atas sesuatu yang tak pernah dijelaskan.

  • Belum tahu bagaimana caranya menutup bab yang tak pernah benar-benar selesai.

Episode ini mengingatkan,
bahwa tidak semua kehilangan harus kamu mengerti.Kadang, diamnya seseorang bukan karena kamu kurang,tapi karena mereka memilih jalan paling mudah—menghilang.

🖤Kalau kamu sedang memeluk luka yang tak bernama,semoga episode ini bisa menjadi ruang untuk menenangkan diri.Bahwa kamu pantas mendapat penjelasan,dan pantas untuk sembuh—meski tanpa kata-kata terakhir.


🎧 Dengarkan, resapi, dan biarkan kata-kata ini membantu kamu melepaskan yang tak bisa dijelaskan.


✍️ Penulis: Ahmad Tri Hawaari🎙️ Pengisi Suara: Sofie Aryati

Show more...
1 week ago
7 minutes 1 second

Sajak Kini
Sebelum Ibu Pergi

✨ Sajak Kini hadir lagi — dengan episode terbaru:
“Sebelum Ibu Pergi.”

Ada cinta yang tak pernah lekang oleh waktu.
Bukan cinta yang megah,
tapi cinta sederhana —
yang hadir lewat suapan nasi, lipatan baju, dan doa yang tak bersuara.

Ia tumbuh hanya berdua bersama ibunya,
di rumah kecil yang tak mewah,
tapi selalu hangat oleh pelukan dan sabar.
Hingga suatu hari, waktu memisahkan mereka.
Dan satu telepon sore itu, mengubah segalanya:
“Ibumu sakit. Parah.”

Ia pulang dengan doa yang terbata,
mengejar waktu yang tak mau menunggu.
Dan di penghujung napasnya,
sang ibu tersenyum — sambil menyerahkan sebuah cincin kecil:

“Nak… kalau nanti kamu melamar perempuan yang kamu cinta,
pakai cincin ini, ya.
Tapi jangan cari yang sama,
karena Ibu cuma satu.”

Kini, cincin itu tersimpan rapi di laci meja,
bersama rindu yang tak pernah selesai.
Karena kehilangan ibu,
bukan sekadar kehilangan seseorang,
tapi kehilangan rumah.

Episode ini untuk kamu
yang pernah merindukan suara ibu,
aroma masakannya,
atau sekadar pelukannya di hari-hari berat.

Lewat sajak ini, Sajak Kini mengajakmu mengingat —
bahwa cinta seorang ibu tak pernah benar-benar pergi.
Ia hanya berganti wujud,
menjadi doa yang selalu menyertai setiap langkahmu. 🕊️

🎧 Dengarkan episode terbaru “Sebelum Ibu Pergi.”
✍️ Penulis: Ahmad Tri Hawaari🎙️ Pengisi Suara: Sofie Aryati

Show more...
2 weeks ago
9 minutes 40 seconds

Sajak Kini
Self-Healing vs Self-Burning: Saat Istirahat Pun Jadi Lelah

✨ Sajak Kini hadir lagi — dengan episode terbaru:

“Self-Healing vs Self-Burning: Saat Istirahat Pun Jadi Lelah.”


Kita sering mendengar kata healing di mana-mana.

Ada yang healing ke Bali, ke gunung, ke coffee shop dengan playlist indie dan jendela besar.

Tapi lucunya, sampai di sana pun… kepala tetap berisik.

Dan saat pulang, tagihan menunggu — lebih galak dari burnout itu sendiri.


Kita hidup di zaman yang katanya sadar kesehatan mental,

tapi jarang diberi ruang untuk benar-benar bernapas.

Dikasih saran, “journaling, meditasi, staycation,”

padahal yang dibutuhkan kadang cuma satu: pengertian.

Gaji yang cukup. Atasan yang manusiawi.

Dan lingkungan yang nggak selalu menuntut kita terlihat kuat setiap hari.


Kadang kita bingung —

apakah self-care ini bentuk cinta pada diri sendiri,

atau cuma cara agar bisa kerja lagi besok pagi.


Episode ini untuk kamu yang pernah merasa bersalah karena tidak produktif,

yang capek tapi tetap memaksa tersenyum,

yang merasa istirahat pun butuh keberanian.


Lewat sajak ini, Sajak Kini mengajakmu berhenti sejenak,

menyadari bahwa merawat diri nggak harus terlihat,

dan sembuh… nggak harus mahal.


Kalau hari ini kamu masih bertahan, meski isi kepala berantakan dan dompet tipis,

aku ingin bilang: kamu sedang berjuang.

Dan itu — sudah cukup.


Karena healing sejatinya bukan destinasi,

tapi proses.

Dan kamu,

sedang menjalaninya dengan baik. 🖤


🎧 Dengarkan episode terbaru “Self-Healing vs Self-Burning: Saat Istirahat Pun Jadi Lelah.”

✍️ Penulis: Ahmad Tri Hawaari

🎙️ Pengisi Suara: Sofie Aryati

Show more...
3 weeks ago
5 minutes 39 seconds

Sajak Kini
Produktif Katanya Bahagia, Tapi Kok Sesak?

✨ Sajak Kini hadir lagi dengan episode terbaru: “Produktif Katanya Bahagia, Tapi Kok Sesak?”


Ini adalah obrolan dalam bentuk sajak tentang hal yang sering kita alami diam-diam: hidup yang sibuk, tapi hati terasa kosong. Tentang bagaimana kita tumbuh dengan tuntutan untuk selalu produktif, selalu berlari, sampai lupa caranya berhenti dan merasa cukup.


Lewat bait-bait sederhana, episode ini menemani kamu yang:

* Bangun pagi bukan karena segar, tapi karena gelisah.

* Merasa bersalah saat istirahat, seakan diam itu dosa.

* Sibuk mengejar pencapaian, tapi malah kehilangan diri sendiri.


Karena kadang, bahagia itu bukan soal seberapa banyak yang kita capai,

tapi seberapa berani kita jujur pada diri sendiri: bahwa lelah itu manusiawi, dan berhenti sejenak bukan berarti kalah.


Kalau hari ini kamu merasa sesak, semoga episode ini bisa jadi pengingat:

kamu nggak harus hebat setiap hari.

Cukup bernapas, cukup bertahan, itu pun sudah luar biasa. 🖤


🎧 Dengarkan, resapi, dan semoga kamu menemukan tenang di dalam kata-kata ini.


✍️ Penulis: Ahmad Tri Hawaari

🎙️ Pengisi Suara: Khairun Nisa

Show more...
1 month ago
5 minutes 53 seconds

Sajak Kini
Teman Dewasa: Datang Tak Sering, Tapi Selalu Kita Tunggu

Sajak Kini hadir lagi dengan episode terbaru: "Teman Dewasa: Datang Tak Sering, Tapi Selalu Kita Tunggu."

Ini adalah obrolan dalam bentuk sajak tentang sesuatu yang mungkin sedang kamu rasakan—kesepian di usia produktif, kehilangan teman lama, dan betapa sulitnya menemukan koneksi yang benar-benar tulus saat dewasa.

Lewat bait-bait sederhana, episode ini menemani kamu yang:

  • Merasa ramai di notifikasi, tapi sepi di hati.
  • Rindu teman lama yang kini terasa seperti orang asing.
  • Diam-diam butuh seseorang yang mengerti tanpa harus banyak menjelaskan.

Karena teman dewasa itu memang jarang, tapi bukan berarti tak ada. Mereka mungkin tidak hadir setiap hari, tapi ketika datang, dunia jadi sedikit lebih ringan.

Kalau hari ini kamu merasa sendiri, semoga episode ini bisa jadi pengingat bahwa hatimu masih mungkin dipertemukan dengan teman yang tulus. Dan sampai hari itu tiba—ingatlah: kamu berharga, dan kamu tidak sendirian.

🎧 Dengarkan, resapi, dan semoga menemukan dirimu di dalam kata-kata ini.
✍️ Penulis : Ahmad Tri Hawaari🎙️ Pengisi Suara : Nadiah Riska Amelia

Show more...
1 month ago
5 minutes 13 seconds

Sajak Kini
Mimpiku Belum Mati, Aku Cuma Lagi Kerja Dulu

Kadang mimpi itu bukan tentang seberapa cepat kita mencapainya,
tapi seberapa berani kita menjaganya tetap hidup.
Bukan berarti kita gagal hanya karena sekarang bekerja demi tagihan,
atau masih mencari arah di tengah jalan yang panjang.
Setiap langkah kecil, setiap pagi yang kita hadapi meski berat—
itu bukti bahwa kita masih bertahan, masih berjuang.

Karena mimpi tak pernah mati,
ia hanya menunggu waktu yang tepat untuk kita sambut lagi.

🎧 Sajak Kini : Mimpiku Belum Mati, Aku Cuma Lagi Kerja Dulu
Menemani kamu yang sedang berusaha, pelan-pelan menemukan jalannya.

✍️ Penulis : Ahmad Tri Hawaari🎙️ Pengisi Suara : Sofie Aryati

Show more...
1 month ago
6 minutes 3 seconds

Sajak Kini
Kita Nggak Lelah Sendirian, Cuma Lupa Istirahat

Kita sering merasa lelah bukan karena terlalu banyak berjalan,

tapi karena lupa berhenti sebentar.

Kadang kita butuh diam,

butuh hening,

untuk sekadar ingat bahwa diri ini juga pantas dicintai.


🎧 Sajak Kini : Kita Nggak Lelah Sendirian, Cuma Lupa Istirahat

Karena rehat bukan tanda kalah—

tapi bentuk cinta untuk diri yang terlalu sering dipaksa kuat.


Penulis : Ahmad Tri Hawaari @ahmadtrihawaari

Pengisi Suara : Khairun Nisa @icaa1601

Show more...
1 month ago
7 minutes 12 seconds

Sajak Kini
Sahabat : Tempat Patah Yang Tak Bertanya Kenapa

Kadang sahabat itu bukan yang selalu ada di foto,

bukan juga yang sering kita pamerkan ke dunia.

Mereka hadir diam-diam, dengan cara sederhana:

satu pesan singkat, satu duduk diam di sebelah kita,

atau sekadar meme receh yang bisa bikin kita tersenyum di tengah hari yang berat.


Sahabat sejati tahu versi terbaik dan terburuk kita,

tapi tetap memilih tinggal.

Mereka tak menuntut kabar setiap hari,

tak tersinggung kalau kita menghilang sebentar.

Mereka tahu—kadang luka butuh ruang,

dan beberapa cerita memang tak bisa langsung diucapkan.


Dan kalau kamu hari ini merasa sendiri,

coba buka chat lama.

Mungkin masih ada seseorang yang diam-diam menunggu kabarmu,

bukan karena penasaran,

tapi karena sayang.


🎧Sajak Kini : Sahabat Tempat Parah Yang Tak Pernah Bertanya Kenapa - Karena punya satu orang saja

yang rela duduk diam di sebelahmu tanpa perlu alasan—

itu sudah lebih dari cukup.


Penulis : Ahmad Tri Hawaari

Pengisi Suara : Sofie Aryati

Show more...
1 month ago
6 minutes 49 seconds

Sajak Kini
Maaf, Hari Ini Aku Nggak Bisa Kuat Dulu

Kadang kita bangun pagi bukan dengan semangat,tapi dengan jeda panjang sebelum beranjak dari tempat tidur.Bukan karena manja,tapi karena lelah yang sudah terlalu lama mengendap.

Di dunia yang menuntut kita selalu positif,mengakui kesedihan sering terasa seperti dosa.Seolah kalau kita sedih,artinya kita gagal jadi manusia kuat.

🎧 Sajak Kini: Maaf, Hari Ini Aku Nggak Bisa Kuat DuluSebuah ruang untuk berhenti sebentar,jujur sama perasaan sendiri,dan ingat… lelahmu valid.


Penulis: Ahmad Tri Hawaari

Suara: Khairun Nisa

Show more...
2 months ago
7 minutes 17 seconds

Sajak Kini
Sandwich Generation : Nanggung Hidup Sendiri, Nanggung Keluarga Juga

Ada beban yang datang bukan karena kita minta,

tapi karena kita lahir lebih dulu.

Anak sulung katanya harus kuat, harus jadi contoh.

Tapi… siapa yang jadi tempat pulang si anak sulung?


Kita kerja bukan cuma buat diri sendiri.

Ada nama-nama yang harus diprioritaskan sebelum keinginan pribadi.

Kadang mimpi kita sendiri harus disimpan rapat di rak paling belakang.


Dan meski mulut bilang “gue kuat kok”, hati tahu—

nggak setiap hari bisa sekuat itu.


🎧 Sajak Kini: Sandwich Generation — Nanggung Hidup Sendiri, Nanggung Keluarga Juga

Sebuah ruang untuk mengakui lelah,

dan mengingatkan… kamu juga pantas dijaga.


Penulis : Ahmad Tri Hawaari

Pengisi Suara : Sofie Aryati

Show more...
2 months ago
5 minutes 38 seconds

Sajak Kini
UMR & Mimpi yang Tertahan : Hidup, Nabung, atau Nafas Dulu

Ada masa di hidup kita ketika gaji terasa terlalu kecil untuk hidup… tapi terlalu besar untuk menyerah.

Bukan karena malas, tapi karena lelah yang belum sempat sembuh sejak kemarin.

Di usia yang katanya penuh petualangan, kita malah sibuk menghitung: “Kalau beli kopi hari ini, masih bisa isi bensin lusa nggak ya?”


Kita bertahan, diam-diam.

Menahan kekhawatiran, pura-pura senyum, pura-pura cukup.

Dan kalau kamu masih bisa hidup, bekerja, dan bercanda di tengah semua ini—itu bukan sekadar optimisme. Itu cinta.


🎧 Sajak Kini: UMR & Mimpi yang Tertahan — Hidup, Nabung, atau Nafas Dulu?

Sebuah ruang untuk mengakui lelah, tapi juga mengingatkan… kita masih punya mimpi.


Penulis: Ahmad Tri Hawaari

Pengisi Suara: Sintiya Setiawan

Show more...
2 months ago
6 minutes 58 seconds

Sajak Kini
Usia 25 dan Tidak Punya Apa-Apa (Katanya Harusnya Sudah Sukses)

Kadang hidup di usia segini terasa seperti lomba yang kita nggak pernah mendaftar.

Orang lain sudah melesat jauh,

sementara kita masih meyakinkan diri kalau semua baik-baik saja.


Bukan karena malas atau kurang usaha,

tapi karena jalan kita memang berbeda.


Episode ini untuk kamu yang merasa tertinggal,

tapi tetap berjalan meski sendirian.

Untuk mengingatkan… kamu nggak salah,

dan kamu sudah cukup—lebih dari cukup.


🎧 Dengarkan sekarang, dan semoga setelahnya kamu bisa bilang pada diri sendiri:

"Aku selamat… dan itu lebih dari cukup."


Penulis: Ahmad Tri Hawaari

Pengisi Suara : Nadiah Riska Amelia

Show more...
2 months ago
5 minutes 32 seconds

Sajak Kini
Swipe, Chat, Hilang: Hubungan di Era Algoritma

Di masa ketika perkenalan dimulai dari swipe, dan perpisahan hanya butuh diam…
Kita belajar mencintai dalam ketidakpastian,
menunggu kepastian dari notifikasi yang makin jarang datang.

Hubungan tidak lagi dibangun dari tatap mata dan percakapan panjang,
tapi dari typing bubbles yang hilang sebelum sempat terkirim.

Di episode ini, kita bicara tentang cinta yang tumbuh dari algoritma,
tentang luka yang datang dari istilah-istilah baru: ghosting, breadcrumbing, situationship.
Tentang keberanian untuk tetap berharap,
meski berkali-kali dikecewakan tanpa kata pamit.

Untuk kamu yang pernah merasa "terlalu berharap" atau "terlalu cepat merasa"...
Mungkin bukan kamu yang berlebihan.
Mungkin kamu hanya ingin sesuatu yang jelas… dan itu tidak salah.

🎧 Dengarkan Sajak Kini – Swipe, Chat, Hilang
Karena di balik layar, ada banyak hati yang sebenarnya cuma ingin dicintai… dengan jujur.


Penulis : Ahmad Tri Hawaari

Pengisi Suara : Sofie Aryati

Show more...
3 months ago
9 minutes

Sajak Kini
Bertahan di Tempat yang Tidak Lagi Sehat

Ada masa di mana yang kita perjuangkan bukan ambisi… tapi diri sendiri.
Bukan karena lemah. Tapi karena terlalu sering dipaksa kuat.
Tiap pagi berangkat bukan membawa semangat, tapi sisa-sisa keberanian untuk tetap ada.
Di tempat yang pelan-pelan mengikis rasa percaya diri.
Tempat yang bilang: “kalau kamu nggak tahan, mungkin kamu yang kurang.”

Padahal kita cuma ingin bekerja… tanpa perlu sembunyi menangis di kamar mandi.
Tanpa harus pura-pura baik-baik saja di depan rekan kerja.
Dan kalau kamu masih bertahan hari ini, itu bukan karena kamu tidak punya pilihan—
tapi karena kamu luar biasa… bahkan saat tidak ada yang tahu.

🎧 Dengarkan Sajak Kini: Bertahan di Tempat yang Tidak Lagi Sehat

Penulis: Ahmad Tri HawaariSuara: Sintiya Setiawan

Show more...
3 months ago
5 minutes 30 seconds

Sajak Kini
Yang Hampir Kita Percaya

Ada masa di mana kita tak sedang mencari siapa-siapa.

Hanya hidup… pelan-pelan menyembuhkan.

Lalu seseorang datang. Dengan niat yang tampak baik.

Kita sempat percaya.

Tapi semesta punya cara bicara.

Lewat story, explore, dan kepekaan yang tak bisa diabaikan.

Ternyata dia bukan datang sendiri.

Dan saat semua terbuka,

dia pergi. Tanpa kata.

Karena memang dari awal… tak pernah benar-benar niat tinggal.

Untuk kamu yang pernah nyaris percaya,

semoga setelah ini,

yang datang bukan cuma mampir.

Tapi benar-benar berniat menetap.

🎧 Dengarkan Sajak Kini: Yang Hampir Kita Percaya


Penulis: Ahmad Tri Hawaari

Suara: Khairun Nisa

Show more...
3 months ago
5 minutes 59 seconds

Sajak Kini
Rindu Yang Tak Bisa Dikembalikan

Mereka pernah saling mencinta,
dengan cara yang mereka kira… sudah cukup.
Cukup dewasa, cukup kenal luka, cukup ingin sama-sama.
Tapi waktu akhirnya membuktikan:
Cukup—tidak selalu benar-benar cukup.

Karena cinta bukan hanya tentang bertahan,
tapi tentang merasa aman.
Dan pengertian... bukan tentang seberapa sering hadir,
tapi seberapa dalam mampu mendengar yang tak diucap.

Untuk kamu yang pernah mencoba sekeras itu,
dan tetap gagal mempertahankan—
bukan karena kurang cinta,
tapi karena terlalu sering salah paham...

Semoga suatu hari nanti,
ada yang datang bukan untuk mengulang luka,
tapi untuk duduk tenang di sampingmu,
tanpa banyak tanya,
cukup berkata:
"Hari ini nggak harus kuat kok. Kamu boleh diam saja. Aku tetap di sini."

🎧 Dengarkan sekarang — hanya di Sajak Kini.


Penulis: Ahmad Tri Hawaari
Pengisi Suara: Sintiya Setiawan

Show more...
3 months ago
5 minutes 55 seconds

Sajak Kini
Sibuk Itu Alasan, Atau Tameng?

Dunia ini terlalu sibuk menghitung siapa yang duluan sampai.
Tapi teman sejati… tak pernah bertanya kamu sudah sampai mana—
yang mereka tanya: “Masih kuat jalan, kan?”

Dan untukmu yang memilih menjauh,
semoga selalu ada satu ketukan lembut di pintu sepi:
“Aku di sini, bukan untuk menghakimi. Hanya mau duduk sebentar, kalau kamu butuh ditemani.”

🎧 Dengarkan sekarang — hanya di Sajak Kini.


Penulis : Ahmad Tri Hawaari

Pengisi Suara : Khairun Nisa

Show more...
4 months ago
6 minutes 59 seconds

Sajak Kini
Mungkin, Kalau Saat Itu Kamu Bicara

Mereka pernah bertahan bersama—

melewati bangku kuliah, pekerjaan pertama, hingga rencana masa depan.

Cinta mereka bukan tentang janji manis,

tapi tentang sabar, menunggu, memeluk di tengah badai.


Namun suatu hari, segalanya runtuh hanya karena satu pesan:

"Kayaknya kita cukup sampai di sini."

Tanpa pertengkaran. Tanpa alasan. Tanpa perpisahan yang layak.


Dua tahun kemudian, ia kembali.

Membawa harapan, membawa cincin, membawa kata-kata yang telat diucapkan.

Lalu perempuan itu menatapnya, dan berkata pelan:

"Bukan karena aku gak pernah cinta… tapi karena kamu gak pernah cari aku waktu aku minta diperjuangkan."


Episode terbaru Sajak Kini mengajakmu menyelami kisah tentang cinta yang sempat tumbuh bersama waktu,

tapi akhirnya kandas karena seseorang memilih diam terlalu lama.

Tentang seseorang yang datang... tapi datang setelah semuanya terlambat.


🎧 Dengarkan sekarang — hanya di Sajak Kini.

“Kadang, bukan perasaannya yang hilang. Cuma waktunya aja yang udah nggak bisa diulang.”


Penulis : Ahmad Tri Hawaari

Pengisi Suara : Sintiya Setiawan

Show more...
4 months ago
6 minutes 18 seconds

Sajak Kini
Tak Semua Cinta Layak Bertahan

Mereka pernah berjalan bersama—
dari bangku sekolah hingga rencana masa depan.
Cinta mereka sederhana: cukup saling mencintai, cukup saling percaya.
Tapi sebuah pengkhianatan mengubah segalanya.
Bukan karena pertengkaran,
melainkan karena luka yang datang dari arah yang tak disangka.

Ia pergi, bukan karena tak cinta,
tapi karena rasa percaya sudah tak bisa diperbaiki.

Episode terbaru Sajak Kini mengajakmu menyelami kisah tentang cinta yang tumbuh pelan-pelan,
dan hancur dalam sekejap karena janji yang dilanggar.
Tentang seseorang yang belajar mencintai dirinya lagi,
setelah dicintai dengan cara yang salah.

🎧 Dengarkan sekarang — hanya di Sajak Kini.


Pengisi Suara : Sintiya Setiawan

Show more...
4 months ago
6 minutes 7 seconds

Sajak Kini
Cinta Tak Pernah Sederhana

Kadang cinta datang tanpa aba-aba.

Tak menunggu logika. Tak peduli jarak usia, status, atau seberapa siap hati menyambutnya.


Dia datang—begitu saja—seperti hujan pertama setelah musim panjang yang kering.

Menyegarkan, tapi juga menenggelamkan.


Di episode ini, kita akan menyelami cerita tentang cinta yang tumbuh pelan-pelan dari hal-hal kecil:

tawa ringan di sela pekerjaan, perhatian yang tidak diminta, dan pesan-pesan yang jadi candu.


Tentang rasa yang tumbuh pada seseorang yang tak pernah terpikirkan.

Lalu tumbuh menjadi harapan… hingga akhirnya patah dalam diam.


Ini adalah cerita tentang keberanian mencintai meski terluka, tentang luka yang membuat kita takut untuk percaya lagi dan tentang bagaimana setiap kehilangan bisa menjadi jalan pulang menuju diri yang lebih kuat.


Karena di balik setiap perasaan yang tak selesai,

selalu ada pelajaran yang diam-diam membentuk kita.


Selamat mendengarkan.

Selamat jatuh cinta—atau bangkit dari patah.


Ini, adalah Sajak Kini. Tempat kita pulang membawa hati yang utuh perlahan.


Pengisi Suara: Sintiya Setiawan

Show more...
4 months ago
7 minutes 17 seconds

Sajak Kini
Podcast Sajak Kini adalah sebuah sajak tercipta yang selalu berangkat dari kegelisahan dan gelisah harus di sampaikan melalui akun @podcastdajakkini yang rutin tayang setiap hari Sabtu | Jika Ingin ceritamu di buatkan literasi, tapi tak ingin rahasianya diketahui, ingin sekedar curhat atau meluapkan kegelisahan, kirim segera cerita menarikmu. Email : Sajakkini09@gmail.com Instagram : @podcastsajakkini