Hubertus Van Mook merupakan orang Belanda yang dilahirkan di Jawa. Ia ditugaskan untuk merebut Indonesia setelah Jepang menyerah tahun 1945. Namun, Van Mook memilih jalan yang berbeda dengan petinggi Belanda lainnya, ia membuka jalur diplomasi dengan pihak Indonesia yang diketahui sudah memproklamirkan kemerdekaan.
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan, kemanusiaan, dan kedaulatan menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Tak terkecuali para pelajar dan wanita ketika era mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Mereka berbondong untuk merelakan dirinya turut serta dalam upaya membela hak dan kedaulatannya.
Usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak bisa lepas dari peranan semua elemen rakyat. Baik itu politisi, negarawan, agamawan, budayawan, bahkan sampai para bandir, pelacur, dan preman. Mereka memiliki satu kesadaran akan betapa menderitanya negeri ini yang harus diperjuangkan. Segala cara dilakukan untuk memberikan bhakti cinta demi kemerdekaan.
Pasca kemerdekaan, rakyat Indonesia tidak berhenti menahan segala cobaan. Ancaman kedatangan kembali musuh untuk menjajah membuat mereka melakukan tindakan represif, agresif untuk secara naluri menghimpun kekuatan dan barisan. Semua dilakukan untuk mempertahankan dan menjadi benteng demi masa depan negeri yang baru saja mereka merdekakan.
Jejak Kolonialisme di wilayah Gresik sangatlah beragam. Lokasi Gresik yang dahulunya menjadi salah satu daerah bandar besar dengan multikultur penduduknya, membuat kolonial Belanda menapak setiap wilayah Gresik. Namun, jejak sejarah disini pun masih banyak yang belum terekspos, salah satunya perihal penambangan minyak bumi.
Salah satu daerah yang dieskploitasi jejak minyak buminya adalah desa Metatu, kecamatan Benjeng, kabupaten Gresik