Masa lalu yang kita anggap selesai ,ternyata tidak benar-benar selesai

Rasaku sempat terdiam begitu lamanya. Sedikitpun aku tidak ingin ada pergerakan yang begitu dominan dalam hatiku. Hingga seseorang melangkahkan kaki kerumahku, mengetuk pintu hati, setengah ia melirik mencoba rayuku.

Biarkan aku menerima rasa lelah ini dengan paripurna. Pergi dari dunia sementara. Meninggalkan rutinitas, hanya bernafas, dan membiarkan waktu berlalu begitu saja. Aku butuh itu.

Kamu boleh mengucapkan selamat tinggal, tanpa berpikir aku akan menangis. Kamu boleh mengucapkan terima kasih, tanpa melarang aku bertanya. Kamu boleh mengatakan pamit, tanpa mengira itu akan memperkeruh segalanya. Kamu boleh pergi, asal dengan baik-baik saja.

Rumah sudah tak memberi arti apa-apa. Perasaan enggan untuk pulang, peluk tak lagi dibenamkan, dan pelik makin menghimpit, mencela tanpa kata-kata. Kita Akhiri Saja Kisah Ini, Ya.

Sekarang tanyakan saja pada dirimu sendiri; apakah kamu mencintai saya? Sekiranya tak yakin, sudahi saja perkara ini.

"KOWE ORA ISO MLAYU, SAKA KASALAHAN AJINING DIRI ANA ING LATHI (Harga diri ada dilidah (ucapan)" adalah filosofi yang sangat dalam, hanya dengan kata-kata orang bisa menjadi baik sama kita, bisa juga menjadi buruk. Bahkan bisa melakukan sesuatu yang tidak terduga, seperti Self Harm. Dan tepat sekali, harga dirimu memang ada dilidah (ucapan)mu. /Putra Aditya/

Sambil menangis, kami tetap menanam benih puisi, agar tumbuh dan membakar jiwa kami, sembabkan mata kami, atau merebus nalar kami. /petikata/

Percayalah, kita semua sama; punya kekurangan, banyak cela, dan memiliki masa lalu juga. Karena tak pernah ada masa yang sempurna, tak pernah ada keputusan yang sempurna, dan tak pernah ada hidup yang sempurna.

Apa kita sedang jatuh cinta? Atau sedang jatuh pada kesalahan yang sama? Karena memang, perasaan tak bisa dibohongi, tapi bisa saja keliru. Karena barangkali, aku yang terjebak perasaan dan kau yang sibuk mempermainkan.

Pengertian kita hanya sampai pada; perbedaan adalah alasan yang sama. Ya, sama. Kita sama untuk tak lagi bersama.

Meski dalam ingatan itu ada luka yang sulit disembuhkan, tapi akan ada hati yang mudah memaafkan. Agar ketika tak sengaja ingat, kedamaian hati tetap kita rasakan.