
Teks tersebut merupakan kutipan dari sebuah novel berjudul "Gerhana Di Semeru" karya Agung Webe, yang diterbitkan pada tahun 2025. Novel ini mengisahkan jatuh-bangunnya Kerajaan Majapahit dan kemunculan Kerajaan Demak, serta dampaknya terhadap tokoh-tokoh seperti Pradipta Wisesa, Nyai Rarasati, dan Syekh Malik al-Faruqi. Cerita ini mengeksplorasi konflik internal dan eksternal, pencarian kebenaran pribadi, serta peran sejarah dan identitas di tengah perubahan zaman. Selain narasi fiksi, teks juga mencakup pasal-pasal tentang pelanggaran hak cipta yang memberikan konteks hukum terkait publikasi karya. Secara keseluruhan, sumber ini memadukan cerita sejarah fiksi dengan tema filosofis tentang warisan, perubahan, dan penemuan jati diri.