
Di Demak, Pati Unus tengah mempersiapkan segala sumber daya yang tersisa untuk menyerang Portugis di Malaka, sementara itu hal kontras terjadi di Pulau Bintan, di mana Tun Fatimah sedang mempersiapkan pernikahan puterinya pada sultan Aru.
Kedua kegiatan itu akan bertambah heboh dengan berita pulangnya satu orang ke Nusantara dari perantaunnya di Turki, orang Malaka mengenalnya dengan nama Khoja Hassan, sementara kita mengenalnya dengan nama, Fatahillah.