
JANGAN JUAL KEBENARAN ITU (bag.2)
Dalam upayanya tiga kali mencobai Yesus, saya melihat satu usaha dari si Iblis yang perlu kita waspadai yakni, ia selalu berusaha untuk menukar kebenaran yang bernilai kekal dengan sesuatu yang bersifat manusiawi dan duniawi.
Pertama, Iblis mau menukar pengakuan Bapa bahwa Yesus adalah Anak yang dikasihi-Nya dengan pengakuan dari Iblis dan manusia. Pengakuan Bapa bahwa Kristus adalah Anak-Nya, sesungguhnya berdasarkan hubungan kesatuan mereka dalam kekekalan. Bapa dan Yesus adalah satu, satu kesatuan. Sebagaimana adanya Bapa, demikian jugalah Anak. Bahkan Yesus sendiri mengatakan, jika seseorang melihat Dia, sesungguhnya orang itu telah melihat Bapa.
Tetapi Iblis mau menukar kebenaran ini dengan pengakuan dari manusia melalui sebuah prestasi membuat mujizat. Itu sebabnya Iblis mencobai Yesus untuk menjadikan batu-batu itu roti.
Matius 4:3-4 mengatakan, Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
Iblis berpikir, seperti Esau yang tergoda oleh sepiring makanan ketika dia lapar, mungkin Yesuspun akan tergoda dan akan memenuhi permintaannya untuk membuat mujizat, batu menjadi roti. Tetapi Yesus bergeming, sebab manusia hidup bukan dari roti saja melainkan dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.
Kedua, Iblis mau menukar ketaatan Yesus kepada kehendak Bapa-Nya dengan memerintahkan Dia melakukan hal spektakuler, yakni menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah. Jika ini dilakukan barangkali Yesus akan mendapat pujian dari banyak orang karena Ia akan ditatang oleh Malaikat sehingga tidak akan terjatuh. Tetapi Yesus sangat menyadari, bahwa apa yang ditawarkan Iblis bukanlah kehendak Bapa. Jika Ia menurutinya sama saja Ia akan mencobai Allah untuk melakukan sesuatu yang bukan kehendak-Nya. Yesus dengan tegas menolak. Dia tidak mau menukar ketaatan kepada kehendak Bapa dengan melakukan perbuatan spektakuler yang bisa menimbulkan kekaguman banyak orang, tetapi tidak berasal dari Bapa. Ia tidak mau menjual kebenaran itu.
Akhirnya, yang ketiga, sekali lagi Iblis mau menukar penyembahan kepada Allah dengan penyembahan terhadap dirinya dengan menawarkan semua kerajaan dunia dan segala kemegahannya kepada Yesus.
Matius 4:8-10 mencatat : Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Sampai di sini Yesus benar-benar tidak mau berkompromi, Dia mengusir Iblis dan menegaskan bahwa hanya kepada Allah sajalah manusia harus berbakti.
Saudaraku, dibutuhkan pertolongan dari Roh Allah sendiri dan pengetahuan akan kebenaran untuk dapat mengalahkan pencobaan dari Iblis. Pengetahuan akan kebenaran yang menstranformasi pikiran dan hati kita sehingga kita menyadari, bahwa sekali kebenaran itu telah kita terima dan menjadi milik kita, maka pantang untuk kita menjualnya lagi. Jangan tukar kebenaran dengan prestasi, sanjungan manusia dan kemegahan dunia ini. Jangan tukar kebenaran yang kekal dengan perkara-perkara yang fana.
Saya Theo Barahama, mari pancarkan Kerajaan Sorga mulai dari rumah kita.