Home
Categories
EXPLORE
True Crime
Comedy
Society & Culture
Business
Sports
History
Fiction
About Us
Contact Us
Copyright
© 2024 PodJoint
00:00 / 00:00
Sign in

or

Don't have an account?
Sign up
Forgot password
https://is1-ssl.mzstatic.com/image/thumb/Podcasts115/v4/d0/06/ca/d006ca26-8edf-f9ff-2f14-e866ed80ae07/mza_12956448104865384843.jpg/600x600bb.jpg
Renungan Pagi
GPdI Ujung Menteng
187 episodes
4 days ago
Mari kita merenungkan betapa Allah begitu baik kepada setiap anak-anakNya, bahkan di masa pandemi yang sulit ini. Kiranya renungan pagi ini bisa menguatkan dan memberkati saudara sekalian. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Show more...
Christianity
Religion & Spirituality
RSS
All content for Renungan Pagi is the property of GPdI Ujung Menteng and is served directly from their servers with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Mari kita merenungkan betapa Allah begitu baik kepada setiap anak-anakNya, bahkan di masa pandemi yang sulit ini. Kiranya renungan pagi ini bisa menguatkan dan memberkati saudara sekalian. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Show more...
Christianity
Religion & Spirituality
https://d3t3ozftmdmh3i.cloudfront.net/production/podcast_uploaded/5306503/5306503-1588988125679-e1f0a3d2bd813.jpg
Bersama Keluarga Kita Memenangkan Peperangan Ini (1)
Renungan Pagi
4 minutes 56 seconds
4 years ago
Bersama Keluarga Kita Memenangkan Peperangan Ini (1)

BERSAMA KELUARGA KITA MEMENANGKAN PEPERANGAN INI (bag.1)


Amsal 7:7-9, mengatakan : kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi, yang menyeberang dekat sudut jalan, lalu melangkah menuju rumah perempuan semacam itu,  pada waktu senja, pada petang hari, di malam yang gelap.


Memperhatikan firman Tuhan ini dan kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari anak-anak muda dan remaja sekarang, kita akan menjumpai setidaknya 3 kenyataan tentang kehidupan mereka. 

1. Banyak anak muda yang tidak berakal budi dan tidak berpengalaman.


Sebagai contoh, banyak di antara mereka tidak mengetahui apa sesungguhnya tujuan hidup mereka. Jika ditanya, apakah tujuan hidup mereka, kebanyakan mereka akan menjawab meyangkut keinginan terbesar mereka atau cita-cita mereka. 


Saudaraku, tujuan hidup berbeda dengan cita-cita. Cita-cita lebih berorientasi kepada keinginan dari manusia, mau menjadi seperti apa mereka itu. Tetapi jika berbicara tentang tujuan hidup manusia, maka seseorang harus bertanya kepada yang menciptakan hidup ini. Seperti sebuah laptop atau benda apa saja yang untuk pertama kali diciptakan. Untuk apa semua itu diciptakan, harus ditanyakan kepada yang pertama kali menciptakannya. Begitulah juga dengan kita manusia, untuk apa kita diciptakan? Jawabannya harus kita dapatkan dari Pencipta kita. Di sinilah banyak orang muda yang tidak memahaminya.  


Mereka juga tidak berpengalaman dalam membedakan, antara cinta sejati dengan “perasaan jatuh cinta”. Banyak yang berpikir perasaan jatuh cinta adalah cinta sejati itu sendiri. Akibatnya banyak anak muda remaja yang terjebak dalam asmara yang memabukkan dan menenggelamkan mereka dalam dosa percabulan.


Ini baru dua hal mendasar yang orang muda perlu memahaminya. Belum lagi berbicara tentang bagaimana menghadapi pergaulan buruk yang ada di sekeliling hidup mereka.

 

2. Banyak di antara mereka tinggal di dalam keluarga yang “tidak sehat”.


Saudaraku, tidak ada keluarga yang sempurna memang, namun setidaknya ada keluarga yang sehat, di mana praktik saling mengasihi di antara suami istri, di antara orang tua dengan anak-anak serta sebaliknya, dapat dirasakan oleh setiap anggota keluarga.  Di dalam keluarga yang 'tidak sehat" anak-anak sering tidak yakin bahwa papa mamanya sungguh-sungguh mencintai satu sama lain.  


Tidak sedikit anak-anak yang merasa tidak aman karena mereka tidak percaya bahwa papa mereka akan tetap setia kepada mama mereka, begitu pula  sebaliknya. Keluarga seperti ini sesungguhnya sedang menanam “benih” ketidaksetiaan atau ketidakpercayaan dalam kehidupan anak-anak mereka.


3. Banyak di antara mereka yang “gugur imannya” di tewaskan oleh wanita jalang.


Dari keadaan yang tidak berakal budi dan keluarga yang tidak sehat, muncul anak-anak muda yang tidak siap menghadapi medan peperangan rohani yang dahsyat.


Itu digambarkan melalui anak muda yang menyeberang menuju rumah perempuan jalang. Tanpa hikmat, tanpa pengalaman dan tanpa takut akan Tuhan, anak-anak muda kita akan menjadi mangsa yang empuk bagi perempuan jalang. 


Saudaraku, tidak ada yang bisa membendung kejatuhan-kejatuhan seperti  ini, kecuali setiap kita orang tua dan anak-anak muda bekerja sama untuk memenangkan peperangan yang besar ini. 


Saya Theo Barahama, mari pancarkan Kerajaan Sorga mulai dari rumah kita..

Renungan Pagi
Mari kita merenungkan betapa Allah begitu baik kepada setiap anak-anakNya, bahkan di masa pandemi yang sulit ini. Kiranya renungan pagi ini bisa menguatkan dan memberkati saudara sekalian. Tuhan Yesus memberkati kita semua.