Home
Categories
EXPLORE
Comedy
Religion & Spirituality
Society & Culture
History
Health & Fitness
True Crime
Education
About Us
Contact Us
Copyright
© 2024 PodJoint
Loading...
0:00 / 0:00
Podjoint Logo
VE
Sign in

or

Don't have an account?
Sign up
Forgot password
https://is1-ssl.mzstatic.com/image/thumb/Podcasts116/v4/44/33/16/443316a9-1f5c-ca10-dd8c-011d4410bd07/mza_9857513872187143203.png/600x600bb.jpg
Radio Rodja 756 AM
Radio Rodja 756AM
9 episodes
3 days ago
Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para hamba Allah dengan cara-cara yang benar.
Show more...
Islam
Religion & Spirituality
RSS
All content for Radio Rodja 756 AM is the property of Radio Rodja 756AM and is served directly from their servers with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para hamba Allah dengan cara-cara yang benar.
Show more...
Islam
Religion & Spirituality
Episodes (9/9)
Radio Rodja 756 AM
Kewajiban Menasihati Sesama Muslim

Kewajiban Menasihati Sesama Muslim adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Syarhus Sunnah karya Imam Al-Barbahari Rahimahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Iqbal Gunawan, M.A Hafidzahullah pada Rabu, 19 Shafar 1447 H / 13 Agustus 2025 M.







Kajian Islam Tentang Kewajiban Menasihati Sesama Muslim



Imam Al-Barbahari Rahimahullah berkata bahwa tidak boleh bagi seorang pun dari kaum muslimin untuk menyembunyikan nasihat kepada sesama muslim, baik yang shalih maupun yang fajir, dalam urusan agama mereka. Siapa yang menyembunyikan nasihat, berarti dia telah berbuat curang kepada kaum muslimin. Dan siapa yang curang kepada kaum muslimin, berarti dia curang kepada agamanya. Siapa yang curang kepada agamanya, berarti dia telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman.



Perkataan ini adalah peringatan agar setiap muslim memberikan nasihat kepada siapa saja dari kaum muslimin.



Dalam bahasa Arab, “nasihat” (النصيحة) adalah lawan dari “al-ghisy” (الغش) yang berarti kecurangan atau penipuan. Nasihat bermakna kejujuran, ketulusan, dan benar-benar menginginkan kebaikan bagi yang dinasihati, serta menginginkan kebaikan untuk seluruh kaum muslimin.



Makna An-Nasihah dalam Islam



An-Nasihah adalah lawan dari al-ghisy (pengkhianatan atau kecurangan). Nasihat bermakna selamat dari semua bentuk pengkhianatan, kecurangan, dan kedustaan. Kata an-nasih dalam bahasa Arab berarti sesuatu yang murni, yaitu yang tidak tercampur, tidak ada kotorannya, dan benar-benar murni.



Seorang mukmin wajib bersih dari kemunafikan, kecurangan, dan penipuan. Ia dituntut untuk menyamakan antara apa yang ditampakkan dengan apa yang disembunyikan, antara ucapan dengan perbuatan. Inilah kriteria mukmin sejati.



Makanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dengan mengulang tiga kali:



الدِّينُ النَّصِيحَةُ



“Agama adalah nasihat (jujur, tulus, penuh tanggung jawab).”



Para ulama ketika mensyarahi hadits ini menyebutkan bahwa maknanya mirip dengan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits lain:



الْحَجُّ عَرَفَةُ



“Ibadah haji itu intinya adalah wukuf di Arafah.” (HR. Tirmidzi)



Meskipun haji mencakup ihram, thawaf, sa’i, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, dan melempar jumrah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menegaskan al-hajju ‘arafah untuk menunjukkan bahwa wukuf di Arafah adalah inti dari ibadah haji.



Demikian pula ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:



الدِّينُ النَّصِيحَةُ



“Agama adalah nasihat.” (HR. Muslim)



Padahal agama mencakup pembahasan akhlak, ibadah, dan muamalah. Namun beliau menegaskan bahwa inti dari agama adalah nasihat.



Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.



Download MP3 Kajian













Mari turut membagikan link download kajian tentang “Kewajiban Menasihati Sesama Muslim” ya...
Show more...
4 days ago
1 hour 14 minutes 49 seconds

Radio Rodja 756 AM
Keutamaan Surah-Surah Al-Qur’an dan Keutamaan Surah Al-Fatihah

Keutamaan Surah-Surah Al-Qur’an dan Keutamaan Surah Al-Fatihah adalah kajian Fiqih Do’a dan Dzikir yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan Rodja TV pada Selasa, 4 Shafar 1447 H / 29 Juli 2025 M.







Kajian Tentang Keutamaan Surah-Surah Al-Qur’an dan Keutamaan Surah Al-Fatihah



Telah berlalu penjelasan tentang keutamaan Al-Qur’an, baik surah-surahnya, ayat-ayatnya, maupun huruf-hurufnya. Demikian pula penjelasan tentang kemuliaannya, kebaikannya, dan kedudukannya yang agung di atas seluruh ucapan siapa pun. Karena Al-Qur’an adalah firman Allah, wahyu-Nya, dan kitab yang Dia turunkan.



Syaikh mengisyaratkan kepada sebagian dalil yang menunjukkan keutamaan sebagian surah-surah Al-Qur’an. Karena mengingat Allah Subhanahu wa Ta‘ala dengan membaca dan mentadabburi Al-Qur’an menghasilkan pahala besar yang tidak didapatkan dari membaca selainnya. Membaca Al-Qur’an jauh lebih besar pahalanya karena makna-makna yang terkandung di dalamnya sangat agung, demikian pula hubungan-hubungan maknanya.



Al-Qur’an Al-Karim seluruhnya adalah firman Allah. Namun, ucapan itu ada dua macam: insya‘ (perintah atau larangan) dan ikhbar (pengabaran). Pengabaran ada dua macam: mengabarkan tentang Allah Sang Pencipta, dan mengabarkan tentang makhluk. Insya’ berisi hukum berupa perintah dan larangan. Pengabaran tentang makhluk biasanya berupa kisah-kisah mereka. Sedangkan pengabaran tentang Allah adalah penyebutan nama dan sifat-sifat-Nya. Tidak diragukan lagi, nash-nash Al-Qur’an yang memuat tauhid dan mengabarkan tentang nama-nama serta sifat Allah lebih utama daripada ayat-ayat yang menceritakan tentang makhluk.



Tidak diragukan lagi, nash-nash Al-Qur’an yang mengandung tauhid dan mengabarkan tentang nama-nama serta sifat-sifat Allah jauh lebih utama dibandingkan ayat-ayat yang menceritakan makhluk. Artinya ayat yang membahas tauhid, nama Allah, dan sifat-sifat-Nya memiliki kedudukan lebih tinggi karena langsung berhubungan dengan-Nya.



Makanya ayat yang paling agung dalam Al-Qur’an adalah Ayat Kursi, yang seluruh isinya berbicara tentang Allah dan sifat-sifat-Nya:



اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ



“Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari ilmu-Nya kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dia Mahatinggi lagi Mahabesar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 255)



Firman Allah yang menceritakan tentang Allah lebih utama daripada firman-Nya yang menceritakan selain Allah. Oleh karena itu, ayat: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa) lebih utama dibandingkan ayat: تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (Binasalah kedua tangan Abu Lahab,
Show more...
4 days ago

Radio Rodja 756 AM
Bertawakal Ketika Beribadah

Bertawakal Ketika Beribadah merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Anas Burhanuddin, M.A. dalam pembahasan Washaya wa Taujihat Fi Fiqhi at-Ta’abbud Li Rabbi al-Bariyyat. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 18 Shafar 1447 H / 12 Agustus 2025 M.



Kajian sebelumnya: Tiga Golongan Manusia







Kajian Tentang Bertawakal Ketika Beribadah



Pada poin ini, beliau menekankan pentingnya bagi seorang hamba untuk senantiasa bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala dalam setiap ibadah. Para nabi dan orang-orang shalih terdahulu selalu menggantungkan hati mereka hanya kepada Allah, baik pada tahap persiapan, pelaksanaan, maupun pasca ibadah. Mereka berlepas diri dari segala daya dan kekuatan selain daya dan kekuatan Allah semata.



Hati mereka senantiasa terkait dengan takdir Allah. Mereka memikirkan السَّوَابِق (catatan takdir mereka di sisi Allah), sebagian lain memperhatikan الخَاتِمَة (akhir kehidupan mereka).



Telah dijelaskan perbedaan antara kaum abrar (orang-orang baik) dan kaum muqarrabin (orang-orang yang didekatkan). Kaum muqarrabin memiliki derajat lebih tinggi di sisi Allah. Orang-orang abrar berada satu tingkat di bawahnya. Yang membedakan keduanya adalah perhatian terhadap takdir dan khatimah.



Para ulama menyebutkan bahwa hati kaum muqarrabin senantiasa bergantung pada takdir mereka. Mereka selalu memikirkan, “Apakah takdirku bahagia atau sengsara? Apakah aku termasuk penghuni surga atau neraka?” Pertanyaan ini menjadi perhatian harian mereka.



Kekhawatiran akan masa depan ini membuat mereka senantiasa bertawakal kepada Allah dan tidak pernah merasa aman dari kemungkinan tergelincir di tengah jalan, perubahan setelah berislam, atau bahkan murtad setelah beriman.



Penulis menjelas bahwa perasaan seperti ini—merasa selalu membutuhkan taufik Allah dalam setiap detik kehidupan, bahkan dalam setiap tarikan dan hembusan napas—menjadi sebab keselamatan mereka. Ketika mereka lalai -merasa aman, atau tidak membutuhkan Allah, saat itulah singgasana iman mereka runtuh.



Orang-orang yang selalu merasa membutuhkan taufik kepada Allah dalam setiap tarikan nafas dan tidak mau bergantung kepada siapa pun selain Allah, bahkan tidak untuk sekejap mata, mereka telah menyempurnakan penghambaan kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala. Hal ini menunjukkan bahwa mereka benar-benar membutuhkan-Nya. Mereka menyadari kelemahan dan kerdilnya diri di hadapan Allah, sehingga harus senantiasa bergantung kepada-Nya agar selamat.



Penulis menegaskan di akhir pembahasan bahwa siapa pun yang telah mencapai tingkat ini akan dapat menyaksikan bagaimana Allah Subhanahu wa Ta‘ala memberi taufik kepada sebagian hamba, sementara pada saat yang sama merendahkan sebagian yang lain. Allah memberikan taufik kepada hamba-hamba yang senantiasa bergantung kepada-Nya, merasa lemah, kerdil, terus mengiba, dan menghamba. Maka kemudian Allah menolong, menyelamatkan, serta memberikan taufik kepada mereka.



Sebaliknya, mereka yang tidak merasa lemah, merasa kuat, dan merasa aman dari kesesatan justru dijatuhkan dan dihinakan oleh Allah.



Jika seseorang sudah sampai pada tingkatan yang tadi disebutkan, ia juga akan mampu menyaksikan rububiyah Allah dan kekuasaan-Nya atas hamba-hamba-Nya. Maka seseorang akan banyak berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala seperti doa orang yang berada dalam kondisi darurat. Bayangkan seseorang berada di tengah gurun tanpa makanan d...
Show more...
4 days ago
1 hour 12 minutes 25 seconds

Radio Rodja 756 AM
Remaja Yang Cemas dan Gelisah Berlebihan

Remaja Yang Cemas dan Gelisah Berlebihan merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 18 Shafar 1447 H / 12 Agustus 2025 M.







Kajian Tentang Remaja Yang Cemas dan Gelisah Berlebihan



Kita sampai pada poin kedua dari pembahasan Bilakah Remaja Memerlukan Bantuan. Poin pertama telah dibahas sebelumnya, yaitu ketika remaja menyendiri secara berlebihan dalam waktu yang lama.



Contohnya, seorang remaja mengurung diri di kamar selama sehari semalam, lebih banyak diam, makan sedikit, tidak mau berbicara dengan orang lain, dan enggan berbaur atau bermain dengan teman-temannya seperti biasa. Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa sikap menyendiri tersebut bukanlah hal yang normal. Ada sesuatu yang perlu diperhatikan, sehingga ia memerlukan bantuan.



Poin kedua adalah sedih, cemas, dan gelisah berlebihan. Hal ini dapat menjadi indikasi seseorang, termasuk remaja, sedang mengalami masalah berat. Gejala yang terlihat bisa berupa kesedihan mendalam, kekhawatiran berlebihan, atau kegelisahan yang nyata.



Indikasinya dapat dilihat dari perilaku yang tidak biasa, misalnya wajah murung, ekspresi cemas, atau curhat berlebihan. Kegelisahan juga dapat tampak dari kebiasaan bertanya hal yang sama berulang-ulang meski sudah diberikan jawaban yang sama. Perilaku seperti ini menunjukkan adanya beban berat yang menghimpit hati.



Apabila hal ini terjadi pada remaja, maka orang tua atau pendidik perlu mengulurkan tangan untuk memberikan bantuan. Namun, sebelum terlibat langsung dalam masalah yang mereka hadapi, penting untuk memahami dan mempelajari setiap keadaan dengan baik agar solusi yang diberikan bersifat praktis dan positif.



Tidak semua orang senang urusannya dicampuri, termasuk para remaja. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang tepat. Jika masuk ke urusan orang lain dilakukan dengan cara yang terkesan menyelidik, seperti seorang polisi menginterogasi tersangka, maka kemungkinan besar remaja tersebut akan menjaga jarak atau bahkan menjauh.



Cara untuk mendekati dan melibatkan diri dalam masalah remaja harus tepat. Oleh karena itu, penting mengidentifikasi masalah terlebih dahulu. Perlu diketahui apa yang membuat mereka sedih, cemas, atau gelisah.



Rasa sedih biasanya tampak dari raut wajah yang murung. Ini adalah perasaan negatif yang, jika terakumulasi dan berlarut-larut, dapat menyebabkan depresi. Depresi yang tidak ditangani akan berlanjut menjadi stres dan memperburuk kesehatan rohani maupun jasmani.



Dalam Islam, larut dalam kesedihan berlebihan tidak diperbolehkan. تَجْدِيدُ الْحُزْنِ (terus-menerus memperbarui kesedihan) dilarang.



Kadang jiwa (النَّفْسُ) mengalami keletihan atau kejenuhan, sehingga rentan diserang kesedihan. Orang yang sering berlebihan dalam berpikir (overthinking) mudah terjebak dalam kondisi ini, terus-menerus mengingat hal-hal yang membuatnya bersedih.



Download mp3 Kajian













Mari turut membagikan link download kajian “Remaja Yang Cemas dan Gelisah Berlebihan” ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.


Show more...
5 days ago
50 minutes 29 seconds

Radio Rodja 756 AM
Fitnah Dajjal

Fitnah Dajjal adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 18 Shafar 1447 H / 12 Agustus 2025 M.



Kajian sebelumnya: Larangan Melanggar Ketetapan Allah dan Rasul-Nya







Kajian Tentang Fitnah Dajjal



Pembahasan ini masih Dajjal dan fitnah besar yang akan muncul ketika ia keluar. Hadits yang dibahas sebelumnya cukup panjang dan memuat banyak pelajaran.



Di antaranya, Dajjal akan muncul di wilayah antara Irak dan Syam. Saat ia keluar, akan terjadi peristiwa-peristiwa besar yang menggoda banyak manusia, kecuali sekelompok orang yang bersama Nabi Isa ‘Alaihis Salam. Pada waktu itu pula, Allah menurunkan Nabi Isa ‘Alaihis Salam, dan beliau-lah yang akan membunuh Dajjal.



Pelajaran lain yang dapat diambil adalah kewajiban umat ini, khususnya para ulama, untuk mengingatkan manusia akan bahaya fitnah Dajjal. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menjelaskan sifat-sifat Dajjal secara terperinci.



Kisah yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini menunjukkan betapa besar kasih sayang beliau kepada umatnya dan kekhawatiran beliau terhadap mereka ketika Dajjal muncul. Beliau memberikan gambaran lengkap agar umat dapat menghindari fitnah tersebut.



Hadits-hadits tentang Dajjal juga menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah sosok yang sangat kuat hujahnya. Pada suatu kesempatan, ketika ada sahabat yang mengira Dajjal bersembunyi di balik pohon kurma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan hakikatnya dengan hujah yang jelas dan penjelasan yang rinci.



Hadits yang dibahas sebelumnya menjelaskan keluasan rahmat Allah Subhanahu wa Ta‘ala kepada kaum mukminin melalui penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang Dajjal secara terperinci.



Di antaranya, beliau menjelaskan sifat-sifat Dajjal yang menunjukkan kedustaan dan kebohongannya. Dajjal adalah pendusta besar, sehingga tidak boleh dipercayai.



Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menyampaikan bahwa setiap mukmin akan dapat membaca tulisan ك ف ر di kening Dajjal, yang berarti kafir. Hanya orang-orang beriman yang dapat membacanya, sedangkan orang-orang kafir tidak akan mampu melihatnya.



Selain itu, menghafal permulaan surah Al-Kahfi merupakan salah satu perlindungan dari fitnah Dajjal. Dalam hadits selanjutnya menjelaskan bahwa sepuluh ayat pertama Surah Al-Kahfi menjadi senjata bagi seorang mukmin untuk terhindar dari fitnah Dajjal.



Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian kajian yang penuh manfaat ini.



Download MP3 Kajian











Mari turut membagikan link download kajian tentang “Fitnah Dajjal” yang penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalas kebaikan Anda. Jazakumullahu Khairan.


Show more...
6 days ago
1 hour 2 minutes 5 seconds

Radio Rodja 756 AM
Bab Memukul Paha Untuk Menegaskan

Bab Memukul Paha Untuk Menegaskan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 17 Shafar 1447 H / 11 Agustus 2025 M.







Kajian Islam Tentang Bab Memukul Paha Untuk Menegaskan



Kita sampai pada hadits nomor 959 dalam bab apabila seorang memukul paha saudaranya tanpa niat jahat, melainkan karena takjub, kaget, atau heran. Kadang seseorang memukul punggung atau paha orang lain. Hal ini diperbolehkan dengan catatan niatnya tidak buruk.



Hadits terakhir dalam bab ini disebutkan oleh Imam al-Bukhari:



Musa telah mengajarkan kepada kami, ia berkata: Wahib telah mengajarkan kepada kami, ia berkata: Ja‘far telah mengajarkan kepada kami, dari ayahnya, dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:



كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ جُنُبًا، يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ مِنْ مَاءٍ



“Apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam keadaan junub, beliau menyiramkan tiga kali cidukan air ke kepalanya (tidak berlebih-lebihan).”



Al-Hasan bin Muhammad bin Ali berkata: “Wahai Abu Abdillah, rambutku lebih banyak dari itu (maksudnya tidak cukup tiga gayung air)!” Beliau (Jabir) pun menepuk paha Hasan dengan tangannya seraya berkata: “Wahai anak saudaraku!” (HR. Bukhari)



Ketika Jabir menyampaikan hadits ini, hadir pula Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib. Hasan adalah putra Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, bukan dari Fatimah binti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Setelah wafatnya Fatimah, Ali menikah lagi, salah satunya dengan ibu Muhammad. Muhammad dikenal dengan sebutan Ibnul Hanafiyyah karena ibunya berasal dari Bani Hanifah.



Kadang kala perlu adanya penegasan terhadap suatu penyampaian. Salah satu caranya adalah sebagaimana dilakukan Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhu, yaitu menepuk paha Hasan bin Muhammad sambil berkata: يَا ابْنَ أَخِي (Wahai anak saudaraku!).



Secara umur, Hasan berada di bawah Jabir bin Abdillah. Jabir berkata bahwa rambut Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lebih banyak dan lebih indah daripada rambut Hasan, namun tiga siraman air sudah cukup untuk mandi junub.



Hanya saja kebiasaan menggunakan air secara berlebihan sering membuat seseorang merasa air secukupnya itu tidak cukup. Di Indonesia, karena melimpahnya sumber air, sebagian orang mandi dengan banyak gayung, padahal sebenarnya cukup dengan takaran sebagaimana dilakukan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.



Jabir menegaskan bahwa alasan “rambut banyak” bukan alasan untuk menambah penggunaan air. Rambut Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lebih lebat dan lebih bagus, tetapi beliau tetap mencukupkan diri dengan tiga siraman.



Allah memerintahkan untuk meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:



لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا



“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat, serta banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]: 21)



Show more...
6 days ago
57 minutes 39 seconds

Radio Rodja 756 AM
Mengikuti Hawa Nafsu Sebab Segala Keburukan

Mengikuti Hawa Nafsu Sebab Segala Keburukan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 17 Shafar 1447 H / 11 Agustus 2025 M.



Kajian sebelumnya: Kembali kepada Allah dengan Bertaubat







Kajian Tentang Mengikuti Hawa Nafsu Sebab Segala Keburukan



Faedah kelima dari kisah Nabi Dawud ‘alaihissalam, sebagaimana tercantum pada halaman 523, adalah bahwa mengikuti hawa nafsu merupakan sebab dari semua keburukan. Segala bentuk kejelekan dan keburukan berawal dari mengikuti hawa nafsu.



Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman kepada Nabi Dawud ‘Alaihis Salam:



يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ



“Wahai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan engkau khalifah di bumi. Maka berilah keputusan di antara manusia dengan kebenaran dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang tersesat dari jalan Allah akan mendapatkan azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Sad [38]: 26)



Ayat ini memberikan pelajaran bahwa mengikuti hawa nafsu akan menyesatkan dan memalingkan manusia dari jalan Allah. Karena itu, Allah memerintahkan Nabi Dawud ‘Alaihis Salam untuk memutuskan perkara di antara manusia dengan benar dan menjauhi hawa nafsu.



Syaikh menyebutkan tiga sebab hawa nafsu dapat menghancurkan pemiliknya jika ia mengikutinya.



Pertama, Mengikuti hawa nafsu menghalangi seseorang dari memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya.



Allah Ta‘ala berfirman:



فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ



“Jika mereka tidak memenuhi panggilanmu, ketahuilah bahwa mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah? Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah kepada kaum yang zalim.” (QS. Al-Qasas [28]: 50)



Kedua, Mengikuti hawa nafsu dapat menghalangi seseorang dari menegakkan keadilan dan berpegang teguh pada kebenaran. Kecurangan dan kedzaliman sering kali terjadi karena seseorang menuruti hawa nafsunya.



Allah Ta‘ala berfirman:



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا



“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, Allah lebih tahu kemaslahatannya.
Show more...
6 days ago
38 minutes 13 seconds

Radio Rodja 756 AM
Bacaan Rukuk “Subhana Rabbiyal ‘Adzimi Wabihamdih”

Bacaan Rukuk “Subhana Rabbiyal ‘Adzimi Wabihamdih” ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Doa dan Dzikir yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 17 Shafar 1447 H / 11 Agustus 2025 M.



Kajian sebelumnya: Bacaan Rukuk “Subhana Rabbiyal ‘Adzim”







Kajian Tentang Bacaan Rukuk “Subhana Rabbiyal ‘Adzimi Wabihamdih”



Kajian ini membahas fikih doa dan zikir serial nomor 237 dengan tema bacaan rukuk bagian kedua. Pada pertemuan sebelumnya telah dibahas bacaan yang pertama, yaitu سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ (Subhana rabbiyal ‘adzim).



Kali ini dibahas bacaan kedua yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bacaan ini mirip dengan bacaan pertama, namun memiliki tambahan وَبِحَمْدِهِ (wabihamdih), sehingga menjadi:



سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ



“Mahasuci Rabbku Yang Maha Agung dan pujian untuk-Nya.”



Landasan bacaan ini adalah hadits dari sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Uqbah bin Amir Radhiyallahu ‘Anhu. Ia berkata:



كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا رَكَعَ قَالَ: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ، ثَلَاثًا



“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam apabila rukuk, beliau membaca: Subhana rabbiyal ‘adzīmi wabihamdih sebanyak tiga kali.” (HR. Abu Daud)



Hadits ini diperselisihkan para ulama. Sebagian, seperti Abu Dawud, Imam an-Nawawi, dan Imam Ibnu Hajar, menilainya dhaif. Namun ulama lain seperti Syaikh Al-Albani dan Syaikh Al-Arna’uth menilainya kuat karena memiliki banyak jalur periwayatan yang saling menguatkan.



Kesimpulannya, kedua bacaan—baik سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ maupun سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ—memiliki landasan, sehingga boleh diamalkan tanpa menimbulkan perdebatan.



Bacaan rukuk yang kedua ini berbeda dari bacaan pertama hanya pada bagian akhirnya, yaitu dengan tambahan وَبِحَمْدِهِ (wabihamdih). Jika diperhatikan, bacaan ini mengandung dua unsur: tasbih dan tahmid.



Unsur tasbih terdapat pada kalimat سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ (Subhana rabbiyal ‘adzim), yang berarti “Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung.” Tasbih berarti kita mensucikan Allah dari segala yang tidak layak bagi-Nya. Ketika mengucapkan subhanallah, seorang muslim sedang mensucikan Allah dari:




* Kekurangan.



* Keburukan.



* Sifat-sifat yang tidak layak bagi Allah.




Unsur tahmid terdapat pada tambahan وَبِحَمْدِهِ (wabihamdih), yang berarti “dan pujian untuk-Nya” Tahmid adalah memuji Allah atas segala kesempurnaan dan kebaikan-Nya.



Dengan demikian, ketika membaca سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ, seorang muslim sedang menggabungkan tasbih dan tahmid, yaitu mensucikan Allah dari segala kekurangan sekaligus memuji-Nya atas segala kesempurnaan-Nya dan banyaknya nikmat yang Allah berikan.



Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.



Download mp3 Kajian











Show more...
1 week ago
37 minutes 41 seconds

Radio Rodja 756 AM
Hikmah Disyariatkannya Dua Hari Raya

Hikmah Disyariatkannya Dua Hari Raya ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Kitab Shahihu Fiqhis Sunnah wa Adillatuhu yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Musyaffa Ad-Dariny, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 17 Shafar 1447 H / 11 Agustus 2025 M.







Kajian Tentang Hikmah Disyariatkannya Dua Hari Raya



Salah satu hikmah disyariatkannya dua hari raya adalah bahwa setiap umat memiliki hari khusus untuk bersenang-senang, berhias, dan menampakkan keindahan mereka. Dalam Islam, terdapat dua hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.



Di antara hikmah lainnya adalah karena besarnya kenikmatan yang Allah berikan kepada kaum muslimin sebelum dua hari raya tersebut. Sebagai bentuk syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kaum muslimin menampakkan kegembiraan dan kebahagiaan pada kedua hari itu.



Pada Idul Fitri, sebelumnya kaum muslimin menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang mulia, di mana pahala dilipatgandakan, dosa-dosa diampuni, dan hati dibersihkan. Selain itu, mereka memperoleh pahala agung dari puasa, shalat malam, sedekah, bacaan Al-Qur’an, dan berbagai amal shalih lainnya.



Ketika Ramadhan selesai, wajar bila mereka bergembira dan menampakkan kebahagiaan dalam syiar-syiar yang mulia.



Pada hari raya Idul Adha pun demikian. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah merupakan hari-hari yang sangat mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam hadits disebutkan:



مَا مِنْ أَيَّامٍ اَلْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ



“Tidak ada hari-hari di mana amal shalih pada hari-hari itu lebih dicintai oleh Allah daripada pada sepuluh hari ini.”



Amalan shalih di hari-hari tersebut Allah agungkan pahalanya hingga dapat melebihi pahala jihad fi sabilillah. Para ulama berbeda pendapat mengenai mana yang lebih utama antara siang hari sepuluh hari pertama Dzulhijah dan siang hari sepuluh terakhir Ramadhan. Pendapat yang lebih kuat, wallahu ta’ala a’lam, adalah bahwa siang hari sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dibandingkan siang hari sepuluh terakhir Ramadhan.



Adapun malamnya, maka sepuluh malam terakhir Ramadhan lebih utama dibandingkan sepuluh malam pertama Dzulhijah. Setelah sepuluh hari pertama Dzulhijah, wajar jika kaum muslimin menampakkan kegembiraan dan kebahagiaan atas pahala yang mereka dapatkan, yang sangat besar nilainya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.



Bagaimana penjelasan lengkapnya? Download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.



Download mp3 Kajian











Mari turut membagikan link download kajian tentang “Hikmah Disyariatkannya Dua Hari Raya” penuh manfaat ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.




Show more...
1 week ago
59 minutes 18 seconds

Radio Rodja 756 AM
Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para hamba Allah dengan cara-cara yang benar.