
Membaca dan jalan2 adalah dua hobi yg diminati oleh penulis buku traveling Amanda Setiorini. Keduanya tumbuh sejak masih imut2.
Minat membacanya timbul pada saat kelas 1 SD. Ketika itu orangtuanya mengajak dia ke dokter gigi. Agar giginya mau dicabut dijanjikan akan dibelikan buku. "Buku yg dikasih adalah Lima Sekawan. Sejak itu aku suka baca," kenang anak sulung dari 3 bersaudara ini.
Dia pun jatuh cinta pada kisah petualangan karya Enid Mary Blyton. Selain mengoleksi lengkap buku2 Lima Sekawan, Amanda pun sejak anak2 membeli buku2 lain.
Sementara, setiap kali mengikuti karya wisata di SD, Amanda dan teman2 mendapat tugas menuliskan pengalaman mereka. "Tulisanku selalu juara," tambahnya.
Setelah bekerja sebagai editor dan wartawan kesempatan berpetualang ke luar negeri terbentang luas. Namun perempuan yg kini berprofesi sebagai dosen ini mengaku, paling banyak bepergian karena mengikuti tugas suami.
Buku travelingnya berangkat dari karakternya yg pelupa. Maka setiap kali traveling ke puluhan negara, dia selalu mencatat. Dari situlah muncul ide untuk menulis buku "My Travel Notes".
Bagaimana proses kreatif menulis Amanda? Bagaimana cara dia mengabadikan petualangannya jadi buku? Mengapa dalam bukunya selalu ada 'lesson learned'? Lalu, penulis siapa yg berpengaruh dlm karya2nya?