Setiap orang punya jatah waktu 24 jam dalam sehari penuh. Meski demikian, yang bisa dilakukannya dengan jatah waktu tersebut tidak sama.
Ketika sekularisme dipasarkan, narasi yang dimunculkan adalah bahwa sekularisme itulah yang mampu memuliakan agama. Pada kenyataannya, ketika ia diterapkan, maka manusia semakin kasar sikapnya terhadap agama. Begitu banyaknya orang jahat, sehingga di negeri Pancasila ini pun menghormati orang yang berpuasa malah terasa bagai sebuah konsep yang asing. Sekularisme benar-benar telah gagal memproduksi orang baik.
Sekarang mulai bermunculan pasangan-pasangan muda yang memilih untuk childless (tidak memiliki anak), meskipun sebenarnya mereka mampu. Dengan membuat keputusan itu, mereka merasa telah menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Maaf, saya tidak sepakat!
Di tengah-tengah cobaan bernama pandemi ini, kita semua harus belajar bersabar. Sebagian di antara kita, nampaknya, justru harus belajar bersyukur.
Memangnya kenapa kalau pandemi itu fix adzab???
Serahkan dirimu kepada Allah, sebelum engkau dipaksa untuk menyerahkannya kelak. Marilah berbicara, apa adanya.
Kita bisa memilih untuk melakukan sesuatu, atau tidak melakukan apa-apa. Pilihan apa pun yang akan kita ambil, waktu tetap akan terus berjalan dan meninggalkan kita.
Jika ingin dimaafkan, maka belajarlah untuk memberi maaf. Tidak ada yang bilang bahwa hal ini mudah.
Ramadhan hanya 29 atau 30 hari, dan sekarang sudah hari ke-26. Lalu bagaimana?
Payah orang mencari kebahagiaan, padahal ia tidaklah seberapa rumit untuk dipahami. Orang yang terbiasa shaum pasti mengerti.
Sejumlah perang besar dalam sejarah telah dimenangkan dengan gemilang oleh Umat Muslim di Bulan Ramadhan. Tidak ada alasan untuk mengendurkan perlawanan.
Allah SWT mencurahkan rahmat-Nya kepada seluruh manusia, baik yang bersyukur maupun yang kufur. Justru itulah alasan utama mengapa kita tidak boleh kufur.
Ketika doa sudah dipanjatkan, maka percayakanlah segala urusan kepada Allah SWT. Allah SWT sudah menjawab, meski kita tidak mendengar jawaban-Nya.
"Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah', kemudian istiqamah-lah!" demikian sabda Rasulullah saw. Mengapa istiqamah itu begitu pentingnya?
Allah itu dekat. Ada yang ingin kamu katakan?
Kita selalu bisa memilih untuk tetap di zona nyaman, melakukan segalanya seperti tahun-tahun sebelumnya. Atau, kalau mau, kita pun bisa melangkah kepada tantangan berikutnya!
Ada orang yang takut kepada Allah SWT tapi tidak takut menzhalimi/merusak ciptaan-Nya? Ada banget!
Banyak manusia yang merasa 'merdeka' dengan tidak menghamba kepada Allah SWT, padahal penghambaan kepada-Nya itulah satu-satunya jalan agar ia merdeka dalam arti yang sesungguhnya. Shaum mengajari kita untuk menengok ulang makna penghambaan itu.
Untuk memperoleh sesuatu yang besar, kau harus melakukan hal-hal yang besar pula. Pengampunan total itu memang dimungkinkan, tapi barangkali tak semudah yang kau bayangkan.