
Kata orang bunga-bunga yang mekar-berkembang adalah senyuman Tuhan Allah. Bayangkan kalau kita melintasi jalan menuju Lembah Karmel yang melalui kawasan Kota Bunga di daerah Bogor, hati kita spontan berseri-seri. Setiap kali memandang aneka bunga di sebelah kiri dan kanan jalan, lalu terutama berada di dalam “Taman Bunga”, hati ini akan bertambah girangnya karena bunga-bunga yang dipandang seakan-akan serempak menyalami kita dengan senyuman. Itu adalah senyuman yang datang dari Tuhan Penciptanya. Bunga memang diciptakan Tuhan untuk menghadirkan senyuman kepada dunia, dan ia tersenyum tanpa henti.
Ada tiga tahap kehidupan sepotong kembang bunga yang dapat memberikan kita suatu pelajaran berharga. Sepotong kembang bunga memulai hidupnya sebagai sebuah kuncup kecil yang tertutup rapat. Ini menjadi seperti masa bayi dari sepotong kembang bunga. Ia tidak berwarna dan tidak memiliki atau menyebarkan keharuman. Sinar matahari akan perlahan-lahan membuka kuncup itu supaya menampakkan keindahannya. Ini sangat simbolik. Ada orang-orang di antara kita atau mungkin kita sendiri pemalu, segan, kaku, bingung dan penakut. Mereka tidak membuka diri untuk mengungkapkan talenta dan keindahannya. Kita mungkin dapat membantu untuk membuka diri mereka dengan sinar matahari sebuah senyuman, sinar matahari yang berupa perhatian yang ditunjukkan kepada mereka. Sehingga mereka dapat terbuka perlahan-lahan dan dapat mekar menjadi orang-orang yang membanggakan.
Pada saat kita merasa bahagia, gembira dan baik, kita adalah seperti sepotong kembang bunga dalam tahap kedua kehidupannya. Ia terbuka dan mekar sehingga keindahannya menghiasi segala sesuatu di sekitarnya. Maka kita selalu mengatakan bahwa orang muda pria dan wanita memang sedang mekar-berkembang. Lalu mereka sampai pada mekar-berkembang sepenuhnya dalam kepriaan dan kewanitaannya. Mereka tampak sangat menarik sehingga menggoda mata dan hati orang yang memandangnya. Senyuman dan tatapan mereka telah dijadikan Tuhan semenarik mungkin, apalagi godaan mereka pasti lebih dari itu.
Tahap terakhir dari kehidupan sepotong kembang bunga ialah ketika ia mulai menunduk dan kehilangan warnanya dan harumnya. Tetapi coba perhatikan lebih dekat: mungkin mangga atau jambu yang telah gugur bunganya ternyata mulai nampak pertumbuhan baru setelah mekar dan harumnya berlalu. Saat ini adalah waktunya bagi sepotong bunga untuk berbuah dan menghasilkan. Seorang manusia juga seperti itu. Mungkin kini ia mempunyai lipatan-lipatan kulit wajah dan tidak sibuk lagi dengan tampak yang trendi dan berpakaian rapi karena ia lebih sibuk dengan memelihara dan memperhatikan keluarganya.