
Anda mengalami cinta Tuhan yang dasyat saat ini?
Dalam masa Prapaskah ini pantaslah direnungkan tentang dosa dan rahmat Allah. Banyak yang bisa dibicarakan berkaitan dengan hubungan antara keduanya, terutama ketika janji Allah yang mahakuasa terwujud dalam peristiwa Allah menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus. Dalam tradisi dan ajaran Gereja, ini dinamakan inkarnasi. Dosa dan rahmat atau sering juga dinamakan kutuk dan berkat usianya sama dengan karya penciptaan Allah. Pada saat Allah bertindak dalam penciptaan, rahmat ilahi terungkap dalam kuasa Allah yang membuat tidak ada menjadi ada. Lalu Allah merahmati segala sesuatu yang diciptakan itu dengan keadaan yang baik adanya, diberikan martabatnya.
Tetapi ketika manusia jatuh karena menyalahgunakan kebebasan dan kepercayaan yang diberikan Allah, dosa dan kutuk segera datang menimpah. Manusia menjadi jauh dari Allah. Cobaan, kesusahan, penderitaan dan kematian adalah akibat langsung dari pilihan manusia untuk melawan Allah. Sepanjang hidup ini dosa dan kutuk memang tidak pernah lepas dari hidup manusia. Alasan mendasarnya ialah karena manusia tidak kuat mempertahankan atau menjaga kepercayaan yang diberikan oleh Allah.
Pembaptisan yang setiap kali diterima oleh orang-orang yang masuk menjadi anggota Gereja, memang menghapuskan dosa-dosa asal. Tetapi dosa-dosa yang dilakukan setelah pembaptisan tak pernah berhenti. Komuni Suci yang disantap dalam setiap perayaan Ekaristi menjadikan setiap orang dikuduskan karena Yesus berkenan mendiami hati orang-orang yang menerimaNya. Namun setelah Ekaristi di Gereja, orang dengan muda kembali lagi ke dosa-dosa yang biasa dilakukan. Pengakuan Dosa yang dilakukan pasti menyucikan orang yang melakukannya setelah mendapatkan pengampunan. Namun orang terus saja melakukan dosa setelah melakukan Pengakuan Dosa di hadapan imam. Perkawinan memang menguduskan suami isteri dengan janji suci mereka untuk saling mencintai sampai mati. Namun hidup sebagai suami isteri dalam membangun keluarga tidak luput dari sikap hidup terkutuk karena masih-masing pihak tidak rela meninggalkan kepentingan dirinya.
Begitulah! Berkat dan kutuk silih berganti di dalam hidup yang nyata. Rahmat dan dosa itu bagaikan pasangan dengan masing-masing pihak selalu tidak akur. Masing-masing selalu berusaha merebuh hati manusia. Hari ini berkat atau rahmat itu diterima sehingga membuat hati dan pikiran menjadi damai, bersemangat dan ada suka cita. Tetapi besok dosa dan kutuk menggantikannya karena berkat sudah lenyap. Manusia memilih untuk berpihak pada dosa atau kejahatan.