Pekan Suci mengundang kita bukan hanya untuk mengenangkan penderitaan Yesus, tapi juga menemukan makna penderitaanku di dalam Dia. Mengapa aku menderita? Apakah penderitaan ini punya tujuan dan makna tertentu bagiku? Tuhan ada di mana? Dan apa yang perlu kulakukan? . Kitab Suci memberi kita kerangka untuk menemukan tempat bagi penderitaan kita, di dalam Dia - di dalam rencana Tuhan yang selalu indah - yang mungkin belum kita pahami hari ini. Setidaknya ada 3 tanggapan Tuhan, yang bisa membantu kita untuk menemukan makna, serta menentukan sikap atas setiap penderitaan kita.
Seringkali di awal tahun kita membuat resolusi, entah resolusi baru, atau resolusi lama yang belum terwujud. Namun ada satu pertanyaan yang lebih penting daripada resolusi, yang kalau kita tahu jawabannya, hidup kita akan sungguh berubah!
Hidup adalah sebuah misi. Kita bisa memilih untuk menikah atau pun tidak menikah. Menemukan misi dalam panggilan hidup yang kita jalani di dunia ini akan membuat hidup menjadi bermakna dan sungguh bahagia. “Ketika kita menemukan apa yang Allah kehendaki dalam hidup maka kita bisa mengobarkan dunia" (Santa Katarina dari Siena).
Mari simak sharing Sepatu Kaca, - yang salah satunya mengucapkan Kaul Selibat Awam!
Tuhan ingin kita ingin berguna dan berbuah limpah bagi sesama, seperti pohon yang besar dan menaungi banyak kehidupan. Namun setiap pohon pasti dimulai dari benih kecil yang ditanam di dalam tanah, dalam kegelapan dan tekanan. Ada yang sedang merasa gelap dan tertekan? Apakah proses ini sungguh perlu kita lalui, dan apa jaminannya bahwa hari esok lebih baik?
Episode ini diambil dari materi pembinaan iman para anggota Komunitas Domus Cordis sepanjang tahun 2022, dengan tema besar Planted, atau Tertanam. Tema besar yang sama dengan sub tema bulanan berbeda dibawakan dalam pertemuan Inspire di hari Sabtu pertama tiap bulan Sub tema pertama ini dibawakan oleh Bro Riko. (More: https://www.youtube.com/watch?v=AD0PqxMNbo0&t=2576s)
Kalau ada seorang lelaki muda yang bilang seperti ini tentang kriteria pasangan hidupnya: "Tunduk, pendengar, nurut. Aku gak suka perempuan cerdas dan kaya. Aku mau mereka bodoh dan bergantung." Kira- kira bagaimana perasaan dan pendapat Sekawati sekalian?
Betulkah bahwa istri yang baik adalah yang penurut dan tunduk pada suami? Betulkah perempuan yang cerdas gak bisa jadi istri yang baik? Betulkah kita harus menjadi perempuan bodoh dan bergantung, supaya cepat dapat suami?
Simak perasaan dan pendapat 5 Perempuan Sepatu Kaca mengenai pernyataan ini.
Sering banget akhir-akhir ini denger kayak gini: Dikit-dikit "butuh healing" - Dikit-dikit "butuh self reward" - Dikit-dikit "kena mental" - Apakah betul kita serapuh itu?
Mari dengarkan pendapat 5 Perempuan Sepatu Kaca tentang istilah2 yang lagi viral ini.
Belakangan lagi rame cerita soal layangan putus. Bukan layangan biasa sih. Ada yang bilang bahwa rumah tangga itu ibarat main layangan. Kalau ada layangan lain yang "naksir" layangan kita, dan menggaetnya sampai putus, layangan itu akan lepas kendali.
Tak seorang pun ingin rumah tangganya dikacaukan oleh perselingkuhan, dan jadi kacau balau seperti layangan putus. Perselingkuhan dalam rumah tangga memang merugikan semua pihak. Penyebabnya biasanya ada peran dari keduabelah pihak.
Yuk, kepoin diskusi seru 5 perempuan Sepatu Kaca soal perselingkuhan. Adakah yang bisa kita pelajari dari sebuah perselingkuhan? Bagaimana menyikapinya kalau sampai itu terjadi?
Pelecehan seksual selalu menyisakan luka yang seringkali melumpuhkan perempuan yang menjadi korban. Banyak kali, efeknya bahkan berdampak ke sesuatu yang puluhan tahun kemudian membawa pada keputusasaan. Apa yang harus dilakukan saat itu terjadi pada kita?
5 Perempuan Sepatu Kaca memberanikan diri membicarakan kisah pelecehan seksual, termasuk yang menjadi pengalaman pribadi.
Tuhan sudah dekat. Selain persiapan liburan dan hadiah Natal, apa yang jauh lebih penting? Ini kabar gembira yang Paulus mau katakan di Minggu Adven ke-3 ini.
Refleksi ini diambil dari bacaan liturgi hari Minggu 12 Desember 2021: Zef 3:14-18a; Flp 4:4-7; Luk 3:10-18.
Natal berarti ada hadiah untuk saya. Ada undangan makan-makan buat saya. Ada kado dan kirimin hampers buat saya. Waaa... I love Christmas!! Padahal kalau kita ingat essensi Natal, sukacita yang mendalam tidak tergantung dari apa yang saya rasakan/ saya terima.
Simak obrolan 5 Perempuan Sepatu Kaca tentang bagaimana mereka mendapati apa itu true joy di saat Natal.
Kita mempersiapkan kedatangan orang penting dengan berbagai cara, misalnya bersih2 rumah, beli baju baru, dsb. Kalau pribadi penting yang akan datang itu Yesus, apa persiapan yang paling penting?
Refleksi ini diambil dari bacaan liturgi hari Minggu 5 Desember 2021: Bar 5:1-9; Flp 1:4-6, 8-11; Luk 3:1-6.
Advent itu bukan hanya soal persiapan Natal, tapi sebetulnya peringatan untuk bersiap-siap akan kedatangan Yesus yang kedua kali. Akhir jaman. Kiamat. Menakutkan?
Refleksi ini diambil dari bacaan liturgi hari Minggu 28 November 2021: Yer 33:14-16; 1 Tes 3:12-4:2; Luk 21:25-28, 34-36.
Hari Minggu ini kita merayakan Yesus sebagai Raja Semesta Alam. Memang ini betul, karena Dia sumber dan tujuan kita semua. Tapi apa artinya bagiku pribadi, bagi kita masing2?
Refleksi ini diambil dari bacaan liturgi hari Minggu 21 November 2021: Dan 7:13-14; Why 1:5-8; Yoh 18:33b-37.
Setelah membuat pernyataan yang tegas tentang pernikahan, Yesus memberikan contoh tentang anak kecil. Apa hubungannya dengan pernikahan, kok seperti anak kecil? Bukannya pernikahan itu justru harus dewasa?
Refleksi ini diambil dari bacaan liturgi hari Minggu 03 Oktober 2021: Kej 2:18-24; Ibr 2:9-11; Mrk 10:2-16
Gatal gak telinga kalau ada perempuan atau siapun deh (misalnya di film-film) yang memakai F***word sebagai kata sambung dan “bahasa cinta”nya. Apa sih yang mau ditampakkan atau berusaha disampaikan dengan kelakuan dan kata-kata yang menggelitik di telinga? Simak bincang-bincang 5 Perempuan Sepatu Kaca dalam Modesty Series #2, kali ini membahas soal kelakukan dan kata-kata.
Kadang situasi hidup, badai, dan berbagai tantangan membuat kita merasa tidak berdaya, bahkan kecil dan selalu butuh pertolongan Tuhan. Bacaan hari ini khusus bagi kita yang sedang atau sering merasa seperti ini.
Refleksi ini diambil dari bacaan liturgi hari Minggu 19 September 2021: Keb 2:12, 17-20; Yak 3:16-4:3; Mrk 9:30-37.
Pornografi kan tidak merugikan siapa2, jadi boleh dong? Nah yang berpikir seperti ini pasti belum sadar akan berbagai kerugian dari pornografi, apalagi kalau sudah menjadi adiksi masturbasi. Coba dengarkan episode ini, dan mungkin kita akan berpikir seribu kali sebelum mengkonsumsi pornografi.
Episode ini dibawakan oleh Bro Riko dalam sebuah retret yang diadakan BPK PKK Keuskupan Agung Semarang, dengan judul aslinya "It was ok to not be ok 2"
Baru-baru ini di VMA (Video Music Awards) di Amerika, artis-artis pada show off mereka punya fashion style. Dari yang jelas sampe yang ngga jelas modelnya. Apakah fashionable itu harus mengorbankan kesantunan atau kepantasan kita? Simak obrolan 5 Perempuan Sepatu Kaca dalam menanggapi hal ini. Khususnya dalam kepantasan berpakaian bagi Sekawati sekalian.
Lagi rame nih, fenomena childfree life... Ada yang nggak mendukung, dengan alasan: harus ada yang meneruskan nama keluarga. Atau at least satu anak aja deh, supaya nggak dicap mandul. Ada juga yang mendukung childfree dengan alasan: karena dunia sudah nggak child friendly, kasihan anak-anak nantinya. Bener kah begitu? Atau ada alasan iman yang lebih mendasar dari ketakutan untuk punya anak atau nambah anak? Lalu, gimana pendapat 5 perempuan Sepatu Kaca mengenai hal ini? Simak obrolannya yuk...
Chastity atau kemurnian adalah soal mencintai, yaitu memberi diri demi kebaikan yang lain. Di sisi lain, Addiction itu menggunakan berbagai sumberdaya yang ada demi kepentingan dan kenikmatan pribadi. Tanpa sadar, kita hidup di antara dua tarikan ini. Jangan-jangan aku lebih banyak adiksi daripada chastity. Di mana aku berada sekarang?
Episode ini dibawakan oleh Riko dan Lia dalam sebuah retret yang diadakan BPK PKK Keuskupan Agung Semarang, dengan judul aslinya "It was ok to not be ok 1"