Momen Ramadan selalu berhasil bikin rindu dan memunculkan beragam kenangan. Kalau #TemanKata punya kenangan apa saat Ramadan? Bagikan di kolom 'reply', yuk.
Music track: Thoughtful by Pufino
Source: https://freetouse.com/music
Seringkali langkah kita terhenti hanya karena kata mereka. Ucapan-ucapan yang membuat ragu, hingga hilangnya rasa syukur pada hidup yang sebenarnya indah.
Kupikir perpisahan akan membuat diri jadi lemah hingga hilang kendali.
Ternyata, benar kata orang tua, "selalu ada hikmah di balik peristiwa".
Untuk jiwa-jiwa yang sedang bersedih, sabarlah, pelangimu akan tiba pada waktunya.
Ada yang sibuknya kebangetan. Ada pula yang merasa waktunya banyak terbuang. Apapun itu, ucapkan terima kasih pada diri yang sudah berhasil menapaki 31 hari di bulan Januari.
Apa resolusi tahun ini?
Sudahkah disesuaikan dengan kemampuan diri?
Terima kasih untuk kita yang sudah bertahan di berbagai peristiwa di tahun ini. Kamu hebat sekali!
Kuucapkan terima kasih untuk segala episode dalam hidup.
Terima kasih sudah memberikan warna dan kejutan.
Mencoba brainspotting untuk pertama kalinya, membiarkan diri membuka kotak pandora yang penuh dengan rasa sakit untuk akhirnya sembuh.
You just have to believe to yourself, dan tentunya memvalidasi rasa yang ada dalam diri.
Tak ada manusia yang bebas dari luka.
Tapi luka harusnya bukan jadi penghalang untuk bahagia, bukan?
Menjadi manusia berarti harus bersedia dihadapkan pada banyak pilihan. Kadang sulit, kadang mudah. Tapi yang pasti, pilihlah yang menurutmu memang sudah seharusnya kau pilih. Bukan menurut orang lain.
Seringkali, kita hanya harus melatih diri untuk bersabar dan melepas. Memberikannya waktu untuk berpikir dan memutuskan ke mana kakinya akan melangkah. Yang perlu kita lakukan hanya satu : menyiapkan diri untuk ikhlas apapun hasilnya.
Ini cerita saya yang memberanikan diri untuk memulai konseling dengan psikolog. Untuk memvalidasi apa yang sedang dirasakan, apa yang sedang dialami, dan apa yang harus dilakukan.
Bertemu psikolog dan bercerita tentang apa yang dialami diri, ternyata tak semenakutkan itu. Justru ada rasa lega dengan terangkatnya beban di pundak.
Kita dan luka yang kita punya, tak melulu harus saling membandingkan.
Meski mungkin tak mudah untuk disembuhkan, tapi kita tahu bahwa tak boleh ada luka tambahan.
Rasa dikalahkan, diabaikan, tak dipedulikan, itu kan yang kau rasakan?
Tak apa-apa, sabar ya, kelak akan ada masanya kau rasakan bahagia yang seutuhnya.
Bahagia yang sepenuhnya untukmu, tanpa perlu dibagi.
Aku masih manusia. Mencintaimu dengan memberikan sepenuh hati dan jiwanya.
Setelah apa yang kita lewati, setelah segala kecanggungan yang meraja dan menggantikan kehangatan yang sudah ada berminggu-minggu.
Masihkah ada rindu yang kita punya?
Kita bersisian, tapi bumi yang kita pijak seolah berbeda.
Lalu aku ini apa dalam hidupmu?
Hanya tempat persinggahan dan bukan tujuan?
Kepada diri sendiri yang sedang lelah, istirahatlah.
Tak apa untuk menjadi tak baik-baik saja.
Karena hidup tak selalu harus baik-baik saja.