All content for INI KOPER is the property of Dani Wahyu Munggoro and is served directly from their servers
with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Sharing Ideas and Experiences for better virtual community
Waktu terasa bergegas. Ada turbulensi di udara. Ketidakpastian menjadi sarapan pagi. Inilah dunia yang kita hadapi kini, sebuah zaman TUNA yang menuntut jawaban baru. Tapi kita sering terpaku. Kita rindu cara-cara lama. Kita berpegang pada hierarki yang mapan. Kita lupa bahwa peta yang kita pegang sudah usang dimakan zaman.
Organisasi pun menjadi lamban. Seperti raksasa yang kaku. Gagal beradaptasi, gagal berkolaborasi. Solusi inovatif tersangkut di ruang-ruang rapat yang beku. Di sinilah INSPIRIT bermula. Sebuah ikhtiar. Sebuah misi menanam kapasitas baru. Misi untuk fasilitasi, presentasi, dan kepemimpinan yang kreatif, dinamis, dan hidup.
Tujuannya? Mungkin terdengar muluk. Kemajuan bangsa yang inklusif. Sebuah tatanan yang vibrant. Sebuah ketangguhan kolektif yang harus dirajut bersama.
Perubahan tak lahir dari ruang hampa. Ia butuh prasyarat. Ia butuh modal. INSPIRIT memulai dengan apa yang esensial: gagasan dan metodologi.
Kurikulum yang unik dirancang. Metode yang relevan untuk konteks negeri ini. Inilah modal intelektual, sebuah peta baru untuk perjalanan yang tak pasti.
Gagasan butuh kaki untuk berjalan. Para fasilitator ahli disiapkan. Para coach yang kompeten dan kredibel. Mereka adalah modal manusia, para penyampai pesan.
Tapi pesan tak berarti tanpa jangkauan. Jaringan strategis dibangun. Kemitraan dirajut. Reputasi dan kepercayaan ditanam hari demi hari sebagai modal sosial.
Lalu, intervensi kreatif dimulai. Ini bukan sekadar pelatihan. Ini adalah sebuah pengalaman. Program dirancang partisipatif, jauh dari ceramah satu arah yang membosankan.
Lokakarya. Bootcamp. Pendampingan. Sebuah komunitas praktisi dibangun, tempat mereka yang resah bisa saling belajar dan bertumbuh bersama.
Jika intervensi ini menyentuh para pemimpin perubahan. Para aktivis. Aparatur sipil negara. Akademisi dan manajer korporasi yang gelisah.
Maka, sesuatu akan bergeser di dalam diri. Keterampilan baru akan tumbuh. Mindset yang lebih terbuka, adaptif, dan kolaboratif akan bersemi.
Tentu, ada asumsi di sini. Asumsi bahwa metode ini relevan. Bahwa proses experiential ini mampu memindahkan pengetahuan. Bahwa benih akan menemukan tanah yang subur.
Jika para pemimpin ini pulang membawa bekal baru. Keterampilan. Mindset. Kepercayaan diri. Maka, mereka akan menerapkan metode itu dalam kerja sehari-hari.
Rapat yang kaku menjadi cair. Konflik dikelola dengan empati. Tapi ini pun butuh asumsi: bahwa organisasi mereka terbuka, bahwa atasan dan rekan kerja memberi ruang.
Jika praktik baru ini diterapkan konsisten. Maka, ia akan menular. Seperti virus positif. Organisasi secara perlahan akan berubah wujud.
Budaya kerja yang kaku akan luruh. Lahirlah resiliensi dan inovasi. Asumsnya adalah akumulasi: perubahan kecil dari banyak orang akan menjadi gelombang.
Jika organisasi-organisasi kunci ini menjadi adaptif. Kolaboratif. Inklusif. Maka, kontribusi signifikan akan terasa pada tatanan yang lebih besar.
Inilah tujuan akhirnya. Sebuah ekosistem yang tangguh. Tempat organisasi lintas sektor bekerja sama. Sebuah catatan, tentang kemajuan bangsa yang vibrant dan adil.
INI KOPER
Sharing Ideas and Experiences for better virtual community