Di episode kedua ini, gue cerita tentang rasa yang masih tinggal… meskipun jalannya udah beda. Tentang cinta yang gak selesai, tentang doa yang masih dikirim diam-diam setiap senja. Buat lo yang pernah sayang tapi gak bisa bareng, mungkin ini akan terasa akrab. Karena kadang, kita gak butuh akhir yang bahagia. Kita cuma butuh keyakinan bahwa rasa tulus itu gak pernah benar-benar hilang — cukup hidup di ruang yang gak bisa dilihat… tapi bisa dirasa.
All content for Echoes of Aurora is the property of Muhammad and is served directly from their servers
with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Di episode kedua ini, gue cerita tentang rasa yang masih tinggal… meskipun jalannya udah beda. Tentang cinta yang gak selesai, tentang doa yang masih dikirim diam-diam setiap senja. Buat lo yang pernah sayang tapi gak bisa bareng, mungkin ini akan terasa akrab. Karena kadang, kita gak butuh akhir yang bahagia. Kita cuma butuh keyakinan bahwa rasa tulus itu gak pernah benar-benar hilang — cukup hidup di ruang yang gak bisa dilihat… tapi bisa dirasa.
Di episode kedua ini, gue cerita tentang rasa yang masih tinggal… meskipun jalannya udah beda. Tentang cinta yang gak selesai, tentang doa yang masih dikirim diam-diam setiap senja. Buat lo yang pernah sayang tapi gak bisa bareng, mungkin ini akan terasa akrab. Karena kadang, kita gak butuh akhir yang bahagia. Kita cuma butuh keyakinan bahwa rasa tulus itu gak pernah benar-benar hilang — cukup hidup di ruang yang gak bisa dilihat… tapi bisa dirasa.
Di episode kedua ini, gue cerita tentang rasa yang masih tinggal… meskipun jalannya udah beda. Tentang cinta yang gak selesai, tentang doa yang masih dikirim diam-diam setiap senja. Buat lo yang pernah sayang tapi gak bisa bareng, mungkin ini akan terasa akrab. Karena kadang, kita gak butuh akhir yang bahagia. Kita cuma butuh keyakinan bahwa rasa tulus itu gak pernah benar-benar hilang — cukup hidup di ruang yang gak bisa dilihat… tapi bisa dirasa.