Kadang kita bilang, “Aku sibuk banget akhir-akhir ini.” Tapi kalau ditanya lagi, “Sibuk ngapain?”, jawabannya kadang nggak jelas. Jangan-jangan, kita bukan benar-benar sibuk... tapi cuma melarikan diri dari sesuatu yang belum beres di dalam diri. Episode ini mengajak kamu refleksi: apakah kesibukanmu benar-benar produktif, atau cuma cara halus buat menghindar dari rasa sepi, gagal, atau takut menghadapi diri sendiri.
Pernah nggak sih kamu ngerasa bingung antara “aku nerima diri apa aku cuma pasrah aja ya?” Kadang kita bilang sedang self-acceptance, tapi sebenarnya kita cuma berhenti berusaha karena takut gagal lagi. Di episode ini, kita bakal ngobrol santai tentang batas tipis antara menerima diri dengan benar dan sikap pasrah yang sering disalahpahami. Yuk, kita bahas gimana caranya berdamai dengan diri sendiri tanpa kehilangan semangat buat berkembang.
Kadang dunia udah cukup keras buat kita, tapi entah kenapa kita masih tega jadi musuh buat diri sendiri. Yuk, belajar jadi rumah paling aman buat diri kita sendiri.
Kadang orang pikir kuliah S2 itu cuma soal baca jurnal, ikut kelas, dan ngerjain tugas. Padahal, realitanya lebih kompleks dari itu. Ada drama manajemen waktu, circle pertemanan yang nentuin vibes, sampai rasa kesepian yang kadang nyiksa banget.
Di episode ini aku cerita gimana S2 ngubah pola belajarku, kenapa lingkungan supportive itu krusial, dan gimana cara survive dari rasa “sendiri” di tengah keramaian. S2 itu bukan cuma soal otak, tapi juga soal hati dan mental. Jadi kalau kamu lagi atau mau S2, siap-siap bukan cuma upgrade ilmu, tapi juga upgrade cara bertahan hidup ✨
Ada seseorang yang pernah kita yakini sebagai masa depan. Kita simpan dalam hati, kita jaga dalam ingatan, bahkan kita berani membayangkan hidup bersamanya selamanya. Namun, tidak semua keyakinan berubah menjadi kenyataan. Ada yang hanya berhenti sebagai prediksi—indah, penuh harapan, tapi tak pernah benar-benar terjadi.
Podcast ini mengajakmu merenung tentang cinta, harapan, dan kenyataan yang tak selalu berjalan searah. Tentang bagaimana kita tetap menyimpan seseorang dalam hati, meski tak lagi berjalan bersama.
Dalam episode ini kita membahas tentang pentingnya membereskan isi kepala — mulai dari pikiran yang berantakan, overthinking, sampai perasaan yang bikin sesak. Ibarat menyapu rumah, pikiran pun butuh dirapikan agar tetap jernih dan lega. Yuk, dengarkan obrolan ringan ini tentang bagaimana cara sederhana untuk memilah pikiran, menata diri, dan memberi ruang bagi ketenangan.
Episode ini mengajak kita menyelami makna luka—bukan hanya luka yang terlihat di permukaan, tetapi juga luka yang tertinggal di dalam hati dan pikiran. Banyak yang percaya bahwa waktu adalah obat, namun benarkah semua luka bisa benar-benar sembuh? Atau ia hanya berubah menjadi bagian dari diri yang baru?
Sebuah podcast tentang perasaan yang tak pernah selesai, tentang menunggu yang seringkali tak punya kepastian. Di sini kita bercerita, mengurai rasa rindu, kehilangan, dan harapan yang masih tersisa.
Temani malam, temani sunyi — mungkin kamu juga sedang menunggu seseorang.
🎧 Dengarkan dan rasakan, siapa tahu ceritanya mirip sama kamu.
Buat sebagian orang, drama itu hiburan.
Buat penderita NPD, drama itu life mission. 😌
Masalahnya, kalau mereka main film, kamu bisa-bisa jadi figuran yang disalahin di setiap adegan.
Di episode ini, kita bongkar kenapa orang dengan Narcissistic Personality Disorder selalu butuh panggung… dan gimana caranya kamu bisa tetap hidup damai tanpa ikut jadi pemain cadangan mereka.
🎙 Tips lengkapnya? Dengerin langsung di podcast.
Karena hidup itu realita, bukan sinetron 1000 episode.
"Di tengah segalanya, suara kami akhirnya terdengar."
Menjadi anak tengah sering kali berarti menjadi penengah, pengalah, atau bahkan yang terlewatkan. Tapi di podcast Anak Tengah, kami membalikkan narasi itu. Lewat obrolan santai, curhat personal, dan bahasan realita sehari-hari, kami mengangkat cerita-cerita yang jarang dibahas—tentang identitas, keluarga, ekspektasi, dan mencari tempat di dunia ini.
Entah kamu anak pertama, tengah, atau bungsu, kamu pasti akan relate.
🎧 Dengarkan setiap episode dan temukan bahwa menjadi di tengah bukan berarti tidak penting.
Pernah nggak sih, lagi ngobrol santai tiba-tiba ada yang cerita terlalu banyak—tentang hidupnya, dramanya, atau hal-hal yang sebenarnya nggak perlu dibagikan ke semua orang? Nah, di episode ini kita ngobrolin soal oversharing: kenapa orang suka melakukannya, apakah itu bentuk kejujuran atau justru pertanda kurangnya boundaries?
Siap-siap untuk introspeksi (atau merasa relate banget 😅). Jangan lupa share juga pengalaman kamu soal oversharing—pernah jadi pelaku atau justru yang kebanjiran cerita?
🎧 Dengarkan sampai habis ya, karena di akhir ada sedikit refleksi yang (semoga) bikin kamu mikir ulang sebelum pencet "post" atau "story" selanjutnya. 😉