Puisi keprihatinan atas Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022
Malam Sehabis Upacara merupakan karya D. Zawawi Imron.
Mereka Berani Berkarya merupakan salah satu judul esai karya E.H. Kartanegara dalam buku Karya Literasi Kotomono Ehaka (Burungmerak press/2017). Esai ini mencoba mengetengahkan fenomena kesusastraraan Indonesia era 2000an yang memiliki perbedaan mencolok dengan era 70/80an. Seperti apakah? Silakan simak selengkapnya di sini.
Puisi religi
Komentar Seno Gumira Ajidarma tentang posisi penting pembaca karya sastra yang perlu mendapatkan perhatian lebih.
Pandangan sekilas Seno Gumira Ajidarma tentang Mitos, Fiksi, dan Sains.
Komentar Seno Gumira Ajidarma tentang bagaimana memaknai karya sastra.
Kisah Seno Gumira Ajidarma tentang awal mula ia menulis.
Komentar Seno Gumira Ajidarma tentang karya sastra yang dahsyat.
Komentar Seno Gumira Ajidarma tentang kontribusi karya sastra yang ditulis kaum milenial bagi perkembangan sastra Indonesia.
Komentar Seno Gumira Ajidarma tentang budaya literasi kekinian yang dilakukan oleh kaum milenial.
Cak Nun atau Emha Ainunnadjib merupakan budayawan cum sastrawan yang saat ini namanya berkibar. Salah satu puisinya, "Tahajjud Cintaku" dapat Anda simak di sini.
Puisi karya WS. Rendra menunjukkan sebuah kedekatan secara personal, seorang hamba kepada Tuhan.
Esai karangan Budi Darma bertajuk "Perihal Studi Sastra" dapat Anda baca dalam buku kumpulan esai Budi Darma berjudul Bahasa, Sastra, dan Budi Darma yang diterbitkan JP Books, 2007.
Kisah tentang seorang ronggeng asal Lebakbarang yang ikut berjuang. Namun, kematiannya tragis. Ia tak mati dibunuh tentara Belanda. Akan tetapi, justru dibunuh oleh bangsa sendiri.
Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari merupakan salah satu judul puisi karya Sapardi Djoko Damono yang dihimpun dalam antologi puisi Mata Pisau. Dalam tayangan ini, puisi dibawakan oleh Ribut Achwandi.
Sebuah cerita pendek karya Sapardi Djoko Damono dibacakan oleh Ribut Achwandi
Kyai Sepuh merupakan salah satu cerpen karangan SGA (Seno Gumira Ajidarma). Cerpen ini mengisahkan kehidupan seorang toko pemain teater yang pada masa tuanya menjadi seorang Kyai. Seperti apa ceritanya? Yuk disimak bareng!