Kamu telah mengajarkanku bagaimana caranya mengikhlaskan. Hebatnya, tak perlu sesi khusus untuk mempelajarinya. Kamu telah membimbingku dari jauh, bahkan ketika kamu bersamanya. #DeepTalkWithAnsol

Pada hari itu, hari dimana kamu bertambah usia, dan menjadikan dewasa, aku tak lagi bisa menghadirkan mu sebuah raga. Hanya sebatas doa pada sepertiga malam, berharap dengan mudah menembus langit. Berharap semesta berpihak padaku, mendatangkanmu pada waktu yang sempurna.

Ngobrolin perkara hati emang gak pernah bisa berhenti...

Gimana kabar kamu sama dia? Baik baik yah disana. Aku juga lagi berusaha baik baik disini.

Saat kita menggantungkan kebahagiaan pada orang lain, saat itu pula kita kehilangan diri sendiri. Ada baiknya menempatkan kebahagiaan pada diri sendiri dahulu, sebelum menetapkan untuk tinggal pada rumah yang baru.

Waktu. Mungkin bisa menjadi sebuah misteri. Namun, bisa juga menjadi sebuah jawaban.

Jatuh - bangun, sedih - senang, sendiri - bersama, dekat - jauh, saling - berpaling. Hal klise dalam story of relationship yang mungkin hampir semua orang merasakan emosi dan kondisi tersebut.

Sahabat merupakan obat penyemangat ditengah tengah peliknya keresahan. Terlepas seberapa jauhnya jarak, tapi selalu ada cara untuk keep support each other.

Aku ragu akan langkah yang harus ku pilih. Memilih untuk tetap berdiri pada hati yang tersakiti, dengan harap dia kembali dengan niat mengobati, atau memilih untuk lari dan kembali ke garis start untuk menyusun cerita baru.

Peranku sudah selesai untuknya, peranku hanya sesaat dibenaknya. Hanya mengantarkan kesedihannya kembali tertanam.

Aku percaya semesta mempertemukan kita dengan suatu alasan, dengan suatu tujuan. Entah itu memberikan pelajaran atau memberikan kenangan. Entah itu berakhir dengan kepastian atau berakhir dengan kehilangan.

Hal apa sih yang sering kamu pikirkan? Cinta? Cinta yang rumit, seperti aku suka kamu, tapi kamu sukanya dia...