Semua orang harus memiliki rasa percaya dirinya masing-masing. Rasa percaya diri bisa membantu kita untuk terhindar dari berbagai macam gangguan kesehatan mental, dan juga bisa memudahkan diri kita dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Namun, terkadang rasa percaya diri itu bisa menjadi terlalu berlebihan atau kekurangan. Maka dari itu, untuk mengetahui lebih mengenai Overconfidence dan Underconfidence, Bincang Santai Psikologi kali ini akan membahasnya melalui perspektif dari mahasiswi psikologi Amanda.
Pemikiran tentang menjadi seorang beban keluarga pasti beberapa kali terbesit di benak kita.
Hal ini bukanlah suatu hal yang aneh, justru merupakan hal yang lumrah, terutama untuk anak-anak muda yang masih di usia remaja.
Namun, pemikiran ini akan menjadi berbahaya ketika kita terus menerus tertekan. Kita tidak akan bisa lepas dari pemikiran tersebut dan pada akhirnya kesehatan mental kita pun jadi terusik.
Untuk kamu yang sedang berada dalam dilema ini. Yuk, dengarkan podcast Simply dengan Psikolog Klinis Citra Ayi Safitri!
Seringkali kita merasa isi atau menjadi tidak percaya diri ketika melihat kesuksesan orang lain. Apalagi kalau orang tersebut merupakan teman sebaya. Pasti akan selalu muncul rasa ingin membandingkan diri, dan mulai ragu untuk mengejar cita-cita yang diinginkan. Namun, salah satu ideologi yang terkenal dari Jepang yang disebut IKIGAI, bisa membantu orang-orang untuk mencari dan mendapatkan tujuan hidupnya serta kebahagiaan yang sedang dicarinya.
Bersama dengan kak Salma Kyana seorang dokter muda & founder @mengenaldiri.id, kita bakal ngebahas soal IKIGAI, dan juga tips untuk mulai fokus dalam menemukan IKIGAI tersebut, serta menghilangkan kebiasaan untuk membandingkan diri.
Drama Korea "The World of Married" kini tengah menjadi trend dan telah menjadi perbincangan di kalangan penikmat drama korea terutama kaum wanita. Hal ini dikarenakan drama ini mempertontonkan bagaimana drama perselingkuhan yang dilakukan oleh seorang pasangan menikah dan menjadi konflik dan yang menarik drama ini sampai
membuat kebanyakan orang menjadi sangat marah dengan acting yang diperankan oleh aktor dan aktris korea ini.
Oleh karena itu Kali ini SIMPLY Podcast akan mengupas tuntas kenapa seseorang bisa melakukan perselingkuhan dari sudut pandang psikologis. Mulai dari pertanyaan kenapa seseorang bisa terjerat perselingkuhan sampai dengan mispersepsi yang banyak muncul tentang perselingkuhan di masyarakat.
Narasumber yang akan membahas topik kali ini ada Dinar Saputra ., S. Psi., M.psi. yang juga merupakan pengajar di Universitas Paramadina. Mari kita simak perbincangan seru kali ini dan jangan lupa untuk memberikan kritikan dan saranmu ke
Instagram kami di simply.indo. https://bit.ly/2JDuPaW
Drama Korea "The World of Married" kini tengah menjadi trend dan telah menjadi perbincangan di kalangan penikmat drama korea terutama kaum wanita. Hal ini dikarenakan drama ini mempertontonkan bagaimana drama perselingkuhan yang dilakukan oleh seorang pasangan menikah dan menjadi konflik dan yang menarik drama ini sampai membuat kebanyakan orang menjadi sangat marah dengan acting yang diperankan oleh aktor dan aktris korea ini.
Oleh karena itu Kali ini SIMPLY Podcast akan mengupas tuntas kenapa seseorang bisa melakukan perselingkuhan dari sudut pandang psikologis. Mulai dari pertanyaan kenapa seseorang bisa terjerat perselingkuhan sampai dengan mispersepsi yang banyak muncul tentang perselingkuhan di masyarakat.
Narasumber yang akan membahas topik kali ini ada Dinar Saputra ., S. Psi., M.psi. yang juga merupakan pengajar di Universitas Paramadina. Mari kita simak perbincangan seru kali ini dan jangan lupa untuk memberikan kritikan dan saranmu ke Instagram kami di simply.indo. https://bit.ly/2JDuPaW
Jika kita sering bertanya kenapa seseorang memilih suatu produk A dibandingkan dengan produk B bahkan mungkin dengan alasan yang terkadang kita tidak pahami. Psikologi konsumen adalah cabang ilmu yang mencoba menjelaskan salah satu pertanyaan itu. Kali ini Simply podcast mencoba membahas salah satu disiplin ilmu yang terbilang cukup baru di Indonesia dan juga akan membahas bagaimana ilmu ini menjelaskan beberapa fenomena psikologi konsumen seperti contohnya panick buying yang muncul akibat pandemi yang sekarang terjadi. Narasumber yang akan membahas topik kali ini ada Muhamad Irfan Agia., S. Psi., M.sc. yang juga merupakan Consumer Insight Lead di LinkAja. Mari kita simak perbincangan seru kali ini dan jangan lupa untuk memberikan kritikan dan saranmu ke e Instagram kami di simply.indo. https://bit.ly/2JDuPaW
Kemudahan dalam mencari informasi tentang konsep dan teori tentang penyakit mental. Membuat beberapa dari kita mencoba mendiagnosis sendiri . Hanya dengan modal berselancar di internet dan "bertanya" di google dengan cepat kita mendapatkan jawabannya. Lalu secara otomatis kita mencocok-cocokan dengan gejala-gejala yang kita alami. Akan tetapi ternyata untuk mendiagnosis sebuah penyakit mental dengan akurat itu butuh sebuah proses yang tidak mudah. Dalam SimplyPod kali ini narasumber kita Allessandra Theresia, M.Psi. Akan menjelaskan bagaimana proses seorang psikolog mendiagnosis sebuah penyakit mental dan juga akan memberikan beberapa tips agar kita tidak terjerumus dengan Self Diagnosis .
Jangan lupa untuk memberikan kritikan dan saranmu ke e Instagram kami di simply.indo. https://bit.ly/2JDuPaW
Sudah sekitar 2 bulan sejak pertama kali Indonesia terkena dampak virus COVID-19. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi. Salah satunya adalah kebijakan untuk bisa bekerja di Rumah atau lebih dikenal dengan istilah WFH (Work From Home). Banyak perusahaan berbondong-bondong untuk mengadopsi kebijakan ini demi untuk perusahaan bisa tetap produktif tetapi juga melindungi karyawannya agar terhindar dari infeksi dari virus Corona Ini. Namun kebijakan ini bukan tanpa kekurangan banyak sekali suka dan duka yang dialami ketika melakukan WFH-ini. Untuk itu, kali ini salah satu associate psychology SIMPLY yaitu Allessandra Theresia, M.Psi., akan berbagi cerita tentang pengalamannya WFH dan juga bagaimana suka duka yang dialaminya selama melakukan WFH di saat pandemi ini.
Jangan lupa untuk memberikan kritikan dan saranmu ke e Instagram kami di simply.indo. https://bit.ly/2JDuPaW
Sepertinya sudah menjadi hal yang tidak aneh lagi ketika di era sekarang suatu latar belakang pendidikan tidak lagi mencerminkan apa yang akan menjadi mata pencaharian kita di masa yang akan datang. Banyak posisi di perusahaan tidak diisi oleh orang-orang dengan latar belakang pendidikan yang linier dengan apa yang akan menjadi Job desc-nya nanti. Hal ini juga senada dengan narasumber kita kali ini yaitu Aditya Aksani Taqwim., S.Psi seorang jurnalis dan field producer di Media Nasional. Mari kita simak perbincangan seru bagaimana latar belakang psikologi bisa menjadi seorang jurnalis. Apakah ilmu yang dipelajari akan bisa sangat membantu pekerjaanya? bagaimana lika liku dalam pekerjaanya sebagai seorang jurnalis ?
Jangan lupa untuk memberikan kritikan dan saranmu ke e Instagram kami di simply.indo. https://bit.ly/2JDuPaW
