All content for Rangkai Kata Rupawan is the property of Tji Fung and is served directly from their servers
with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Menaruh semua kata-kata kedalam lingkaran dunia yg kecil ini.
Ketika kecil ia sering diajak ayahnya bergadang
di bawah pohon cemara di atas bukit. Ayahnya
senang sekali menggendongnya menyeberangi sungai,
menyusuri jalan setapak berkelok-kelok dan menanjak.
Sampai di puncak, mereka membuat unggun api,
berdiang, menemani malam, menjaring sepi. Ia sangat
girang melihat kunang-kunang berpendaran.
Ibu membekaliku sebuah sungai
yang jernih dan berkecipak-kecipak airnya.
Sungai itu ditanam di telapak tayanganku,
mimpi Ibu terbawa dalam arusnya.
Bila aku tidur, sungaiku berkelana
menyusuri garis-garis nasibku.
Gemericik di tengah hutan.
Gemuruh di malam jauh.
Pada usia lima tahun ia menemukan
tahilalat di alis ibunya,
terlindung bulu-bulu hitam lembut,
seperti cinta yang betah berjaga
di tempat yang tak diketahui mata.
Kadang tahilalat itu memancarkan cahaya
selagi si ibu lelap tidurnya.
Dengan girang ia mengecupnya:
"Selamat malam, kunang-kunangku."
Ketika ia beranjak remaja
dan beban hidup bertambah berat saja,
tahilalat itu hijrah ke tengkuk ibunya,
tertutup rambut yang mulai layu,
seperti doa yang merapalkan diri
di tempat yang hanya diketahui hati.
Maria sangat sedih
menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.
Ketika tiga hari kemudian
Yesus bangkit dari mati,
pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawa
celana yang dijahitnya sendiri
dan meminta Yesus mencobanya.
“Paskah?” tanya Maria.
“Pas!” jawab Yesus gembira.
Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga.
Kau tak ada di kakiku
ketika aku membutuhkan langkahmu
untuk merambah rantauku.
Kau tak ada di tanganku
ketika aku membutuhkan jarimu
untuk mengubah gundahku.
Kau tak ada di sarungku
ketika aku membutuhkan jingkrungmu
untuk meringkus dinginku.
Kau tak ada di bibirku
ketika aku membutuhkan aminmu
untuk meringkas inginku.
Kau tak ada di mataku
ketika aku membutuhkan pejammu
untuk merengkuh tidurku.
mungkin kau sudah menjadi aku
sehingga tak perlu lagi aku menanyakanmu.
Pada hari ulang tahun saya yang ke-9
saya diajak ayah mengamen berkeliling kota. “Hari ini kita akan dapat duit banyak. Ayah mau kasih kamu sepatu baru.”
Boothstrap adalah sebuah metode dalam startup dimana kita memulai dengan meminimalkan investasi dari luar dengan memanfaatkan modal internal semaksimal mungkin.
Tentu bukan karena akik kalau rumah itu terpaksa saya jual
kepada seseorang dan orang itu kemudian menjualnya
kepada seseorang yang lain, demikian seterusnya.
Rumah itu memang angker,
tidak pernah bikin tenteram penghuninya.
Malam saya terbuat dari jalanan kampung
yang basah, hujan yang baru saja mati,
rindu yang hampir kedaluwarsa,
sepi yang tak lagi berfungsi,
dan seorang penjual kopi
yang mondar-mandir mendorong gerobak kopinya.
Sendok kopi memukul-mukul cangkir kopi
dan suara kopi memantul-mantul
di jidat para penggemar kopi
yang sedang berjuang melawan kantuk dan lupa.
Harum kopinya terbuat dari harum darahnya.
Hitam kopinya terbuat dari hitam nasibnya.
Ia masih muda, sekian tahun yang silam
diambil negara di sebuah huru-hara,
dan sampai sekarang masih dicari-cari oleh ibunya.
Sendok kopi memukul-mukul cangkir kopi.
Saya datang mau membeli kopi,
tapi si penjual kopi tak ada. Saya hanya
bertemu dengan gerobak kopinya.
Saya hanya mendengar suaranya:
“Minumlah kopiku sebagai kenangan akan daku.”
Malam saya terbuat dari jalanan kampung
yang basah, hujan yang baru saja mati,
dan seorang ibu yang berjalan sendirian
mendorong gerobak kopi anaknya.
“Selamat malam, Bu. Semua kopi menyayangimu.”
Jokpin 2014