Perjanjian Baru menekankan karya Kristus Yesus, Imam Besar bagi orang percaya yang memberikan diriNya sebagai korban yang membawa kelepasan kekal. Sifat kekekalan ini diwujudkan dalam penyucian hati nurani supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Korban Kristus menyediakan cara baru bergaul dengan Allah, yakni ibadah yang relasional.
Manusia beroleh pendamaian dari Allah secarapenuh dan nyata saat Yesus menjadi Imam Besar. Yesus telah menjadi pembuka jalan bagi manusia untuk dapat berjumpa dengan Allah tanpa harus diliputi rasa takut. Ia telah menggantikan kita dengan mempersembahkan diriNya sebagai korban pendamaian dan penebusan. Melalui Yesus Kristus, manusia dapat masuk kedalam hadiratAllah dengan rasa man dan sukacita.
Bagi orang percaya tempat perlindungan kita adalah Tuhan, bukan apa yang ada dalam dunia ini, sebab Dia adalah menara yang kuat. "Nama Tuhan adalah menara yang kuat, kesanalah orang benar berlaridan ia menjadi selamat "(Amsal 18: 10) Dia adalah satu-satunya tempat perlindungan yang aman di kala badai topan melanda.
Jika menyadari bertapa terbatasnya kekuatan kita seharusnya kita merasa sangat membutuhkan Tuhan dan berserah penuh kepadaNya. Orang yang berserah pada Tuhan secara benar pasti berusaha agar hidupnya selaras dengan kehendakNya. Jadi hidup berserah kepada Tuhan itu tidak dapat dipisahkan dari hidup yang sesuai dengan kehendakNya.
Apapun latar belakang hidup kita tak perlu merasa minder dan rendah diri. Orang boleh saja merendahkan. tapi percayalah kita ini berharga di mata Tuhan. "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipiih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti." (1 Korintus 1 : 27 -28)
Hidup di dunia ini adalah sementara saja! Karena itu jangan pernah menyerah pada keadaan, apalagi berputus asa. Jika kita harus diperhadapkan pada masalah atau pergumulan hidup yang berat, bertahanlah! Penderitaan yang kita alami di dunia ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang Tuhan sediakan kelak (Roma 8 : 18)
Mungkin saat ini Saudara sedang mengalami pergumulan hidup yang berat dan merasa jenuh, bosan dan putus asa. Hari ini firman Tuhan mengingatkan untuk terus menrus bertekun menanti-nantikan Tuhan. " Orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru..."(Yesaya 40: 31). Milikilah keyakinan penuh bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara.
Banyak orang gagal menikmati janji Tuhan karena tak sabar menantikan waktuNya. Penting sekali kita belajar dari Abraham yang mampu memegang teguh janji Tuhan sekalipun harus melewati proses panjang. Abraham tidak bimbang terhadap janji Tuhan meski secara kasat mata situasi atau keadaan tidak mendukung sama sekali.
Alkitab mencatat bahwa ketika Asa hidup percaya jepada Tuhan dengan sepenuh hati dan hidup mengandalkan Dia, maka Tuhan mengaruniakan keamanan dan ketentraman atas negerinya. Apa yang terjadi kemudian? Setelah hidupnya berhasil, Raja Asa mulai berubah sikap, hatinya tidak lagi berpaut kepada Tuhan. Ia mulai bersandar kepada pengertiannya sendiri dan tidak lagi melibatkan Tuhan dalam mengambil keputusan.
Orang kristen disebut sebagai orang percaya, tetapi sesungguhnya tidak semua orang kristen percaya kepada Tuhan dengan segenap hati. Ketika diperhadapkan pada masalah atau pergumulan hidup, kita cenderung mengandalkan kekuatan sendiri atau mengandalkan akal pikiran daripada mengandalkan Tuhan.
Kalau kita menyadari bahwa Tuhan telah menyatakan kemurahan hatiNya yang tak terhingga dan memberikan yang terbaik bagi kita, sudah sepatutnya kita mengikuti jejakNya dengan mencerminkan sikap yang sama dengan Dia. Salah satunya adalah hal kemurahan hati. Berbicara tentang kemurahan hati bukan semata-mata berbicara tentang memberi dalam bentuk materi saja, kemurahan hati menyangkut banyak aspek di dalam kehidupan.
Kita diselamatkan karena Tuhan bermurah hati kepada kita, sebab tidak ada sesuatu tang baik yang kita miliki yang mendasari Tuhan untuk menyelamatkan kita. Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa (Roma 5 : 8). Karena kita telah menerima kemurahan hati, maka kita pun harus menjadi pemberi kemurahan kepada orang lain.
Pada umumnya setiap orang lebih suka memiliki rancangan sendiri bagi kehidupannya yang didasarkan pada apa yang tampak secara kasat mata dan sifatnya duniawi. Berbeda dengan rancangan Tuhan yang lebih berfokus pada hal-hal rohaniah. Semisal dalam memilih pasangan hidup atau pemimpin biasanya orang lebih berfokus kepada penampilan lahiriah sementara Tuhan lebih memperhatikan hal-hal rohaniah.
Yang dimaksud Rasul Paulus dengan membawa kematian Kristus ini menunjuk kepada ketaatan dan kesediaan yang tulus dalam diri Kristus untuk menerima segala penderitaan yang harus ditanggungNya demi menyelesaikan tugas yang Bapa percayakan kepadaNya. Sekalipun tidak memiliki kenyamanan di bumi,tak menghalangi Kristus untuk tetap taat sepenuhnya kepada kehendak Bapa.
Yehezkiel 34: 16 adalah janji Tuhan kepada umat Israel yang adalah umat kesayanganNya. Tuhan menggambarkan diriNya sebagai Gembala dan umat Israel sebagai kawanan domba. Ini juga merupakan nubuatan dari Nabi Yehezkiel tentang Kristus yang adalah Gembala yang baik, yang mengasihi domba-dombaNya dengan kasih yang besar.
Sebagai orang percaya kita patut bersyukur dan berbangga hati karena memiliki Kristus yang hebat dan luar biasa. Ia bukan hanya Tuhan Yang Kudus, Yang Benar dan Yang Berkuasa, tapi juga pemegang segala kunci maut dan kerajaan maut. (Wahyu 1: 17 - 19)
Apa buktinya kita mengasihi Tuhan? Mungkin di antara kita akan menjawab, 'Aku selalu rajin beribadah, aku aktif dalam pelayanan gereja" dan masih banyak lagi. Cukupkah? Perhatikan ayat ini! "Orang yanag mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah." (1 Korintus 8: 3) . Banyak orang Kristen memiliki pandangan yang salah yaitu merasa sudah dikenal oleh Tuhan Tuhan, padahal belum tentu demikian. Akan tetapi orang yang mengasihi Tuhan pasti dikenal oleh Tuhan.
Seseorang dapat dikatakan memiliki kasih yang sempurna kepada Bapa apabila ia benar-benar taat melakukan perintah Tuhan. Dengan kata lain orang yang tidak taat melakukan firman Tuhan berarti tidak mengasihi Tuhan. "Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firmanKu." (Yohanes 14:24)
Jika ada sebuah pertanyaan diajukan "Apakah engkau mengasihi Tuhan?" Semua orang Kristen tanpa terkecuali pasti akan menjawab, "Y, aku mengasihi Tuhan!" Kita pasti akan merasa tersinggung dan marah, jika dikatakan tidak mengasihi Tuhan. Tetapi mengasihi Tuhan itu tidak cukup hanya melalui kata-kata, melainkan harus ada buktinya. Apa buktinya? Bukti nya adalah kita dikenal oleh Tuhan.