Shoum Ramadhan bukan hanya berpuasan menahan lapar dan dahaga. Lisan juga perlu dipuasakan. Puasa dalam menjaga agar yang keluar dari lisan adalah hal-hal baik, kalimat-kalimat mendidik karekter anak.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya pada waktu itu. “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang penuh dengan berkah.” Dalam keadaan sempit, mewabahnya covid-19, tetaplah tersenyum. Karena anda akan berhadapan dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan berkah. Dalam keadaan sempit mewabahnya covid-19, tetaplah sukacita. Karena kita berhadapan dengan Ramadhan, bulan yang penuh dengan kebaikan.
Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan. Salahsatu keberkahannya adalah Ramadhan dapat menjadi sarana membangun kebersamaan keluarga dan peduli sesama. Bagaimana merealisasikannya?
Bagi seorang muslim yang telah bersyahadat memiliki konsekwensi. Apa dan bagaimana konsekwensi yang harus dilakukannya? Insya Allah konsekwensi ini menyelamatkan sekaligus membahagiakan dirinya dunia-akhirat.
Bulan Ramadhan sengaja diberkahi dengan limpahan pahala. Siapa pun akan tergiur untuk meraih semua peluang emas tersebut, kecuali yang belum sadar. Namun, panggilan untuk menikmati Ramadhan dikhususkan kepada orang-orang beriman (QS. Al Baqarah: 183). Hanya orang-orang yang benar-benar beriman yang akan terpanggil untuk memasuki bulan suci ini dengan penuh kegembiraan seraya terus menghidupkannya dengan berpuasa, shalat, sedekah, dan lain-lain, untuk memungut pahala berlipat ganda siang dan malam.
“Barangsiapa yang Allah ingin mendapat manfaat, maka Allah akan fahamkan dia dalam (masalah) agama. Aku adalah Al-Qasim (yang dibagi) sedang Allah Azza wa Jalla adalah yang Maha Memberi. Umat ini akan senantiasa tegak di atas perintah Allah, tidak akan melepaskan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka sampai datang putusan Allah. ” (HR. Al-Bukhari).
"Dan sesungguhnya Al Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji." ( Fush-shilat: 41-42)
Ramadhan adalah bulan yang diturunkannya Al-Quran. Al-Quran dan bangsa adalah puncak peradaban. Al-Quran mendunia dan menjadi kemulian Ramadhan.
Sebagaimana melaksanakan kewajiban melaksanakan puasa Ramadhan adalah lil'alamin (untuk alam semesta) bagi manusia ummat Muhammad SAW yang beriman, yang baligh dan berakal. Tanpa peduli siapa dan dimana mereka. Semua berkewajiban. Ramadhan juga merambah dirasakan oleh seluruh alam semesta, bukan hanya manusia.
Dalam bulan-bulan pun yang kita lalui juga ada berbagai sebutan yang dilabelkan. Seperti bulan Ramadhan dengan berbagai sebutan. Di antaranya adalah Ramadhan bulan kebajikan. Manfaatkan bulan kebajikan ini dengan berbagai amal istimewa kita.
Jalan yang menuju ketaqwaan itulah jalan yang harus kita tempuh, jalan dimana tingkatan ketaqwaan kita dapat naik derajatnya. Perbaiki diri kita dengan amalan-amalan yang dapat meningkatkan ketaqwaan. Dengan jalan tersebut diharapkan nilai kita di hadapan Allah SWT akan meningkat. Tingkatkan kualitas dirimu.
Betapa pentingnya nilai taqwa, dan taqwa merupakan bekal yang terbaik dalam menjalani kehidupan di dunia dan betapa tingginya derajat taqwa. Manusia yang paling mulia derajatnya di sisi Allah SWT adalah orang yang paling taqwa di antara mereka. Inti Ketaqwaan adalah seberapa besar kontribusinya dalam kehidupan. Kontribusi menjadi karakternya.
Iman adalah keyakinan yang menghujam dalam hati, kokoh penuh keyakinan tanpa dicampuri keraguan sedikitpun. Bagaimana sebenarnya hakikat keimanan yang dimiliki oleh seorang muslim?
Seorang murid mesti berkhidmat dengan cara yang baik kepada gurunya. Begitupun guru harus berkhidmat kepada muridnya. Bagaimana cara berkhidmat yang baik?
Aku sedang berpuasa, dan Allah Ta’ala memerintahkan orang puasa untuk menahan nafsu, dan aku lebih patuh pada Allah Ta’ala daripada melampiaskan nafsu amarah.
Hijrah Rasulullah SAW memberikan banyak pelajaran buat kita. Baik untuk kehidupan duniawi dan juga ukhrowi kita. Seperti apa, simak penjelasannya?
Semua umat islam sudah barang tentu akan merasa sangat terharu apabila menjadi "tamu-nya Allah SWT dan tamu-nya Rasulullah SAW" untuk beribadah langsung ke Tanah Suci Mekkah Almukarramah dan Madinah Almunawwarah di negara Arab Saudi. Ternyata yang berhaji bukan hanya milik orang-orang yang mampu, melainkan milik orang-orang yang dimampukan-Nya.
Orang-orang yang berpuasa Ramadhan, mestinya ibadahnya, kebaikannya, semangat jihadnya, karya-karya amal shalihnya, jauh lebih meningkat. Sebab ia tidak memikirkan lagi perut dan syahwatnya, kecuali ibadahanya semata. Bagaimana Ramadhan dapat mengakhiri Covid 19?
Dari Umar radhiallahu‘anhu, beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Semua amal itu tergantung niatnya dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang hijrahnya itu karena dunia yang ingin ia dapatkan atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Ramadhan datang di saat wabah virus Corona. Mari tetap kita sambut kedatangan Ramadhan dengan penuh sukacita walaupun di tengan keadaan seperti ini. Bagaimana Ramadhan bisa kita jadikan sebagai sarana penguatan ilman wa ruuhan (keilmuan dan ruhiyah)?