Kotak-kotak memisahkan padahal kita sama.
Ingin mengerti semuanya tapi tidak semua bisa dimengerti. Terlalu ribut.
Pejamkan mata, hembuskan nafas, tenangkan pikiran.
Semoga semesta mendukung :)
All content for Belenggu Persepsi is the property of Ajeng Laras and is served directly from their servers
with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Kotak-kotak memisahkan padahal kita sama.
Ingin mengerti semuanya tapi tidak semua bisa dimengerti. Terlalu ribut.
Pejamkan mata, hembuskan nafas, tenangkan pikiran.
Semoga semesta mendukung :)
Aku tak terlalu suka hujan, tapi saat rintik hujan itu jatuh di malam hari dan menemani tidurku suara nya membuat tidurku semakin lelap, ditambah udara dingin membuatku semakin nyaman saat membenamkan diri ke dalam selimut tebalku.
…
Tak apa, mungkin besok aku melihat dunia yang lebih baik lagi.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller pada tahun 1981 dalam jurnal berjudul “The Sandwich Generation: Adult Children of the Aging”. Dorothy adalah seorang professor di Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat.
Jangan salahkan mereka karena hadir hanya untuk sesaat. Jangan salahkan manusianya karena belum paham akan arti hadirnya. Jangan salahkan diri sendiri karena bingung harus menetap pada siapa, bingung untuk selalu hadir pada siapa. Bukan salah siapa-siapa. Biarkan waktu yg menjawab kapan harus hadir, kapan harus pergi, dan kapan harus selalu ada. Biarkan mereka memilih untuk yakin pada siapa, untuk selalu mendukung siapa. Biarkan keadaan yg menjadikan sebuah pertemuan dan perpisahan. Biarkan keadaan yg membentuk kebersamaan.
Sekecil itu yg aku tau tentang semesta,
Sekecil itu yg aku tau tentang seluruh isi bumi,
sekecil itu yg aku tau tentang sebuah benua, pulau, dan lautan,
Sekecil itu yg aku tau tentang langit,
Sekecil itu yg aku tau tentang siang dan malam.
Cita-cita lebih ke arah profesi atau bisa juga hanya sebatas keinginan atau mimpi yang harus dicapai, sedangkan tujuan hidup lebih ke arah makna hidup, identitas diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari, rencana, legacy, telah menjadi apa selama hidup, atau di akhir dari hidupku nanti ingin seperti apa. Menurutku makna dari tujuan hidup lebih rumit dan lebih dalam.
Kamu ngerasa ga?kadang orang begini untuk kamu atau begitu untuk kamu?atau tidak melakukan apa-apa untuk kamu?atau mereka hanya bosan?atau kamu pun begitu pada mereka?
Kotak-kotak memisahkan padahal kita sama.
Ingin mengerti semuanya tapi tidak semua bisa dimengerti. Terlalu ribut.
Pejamkan mata, hembuskan nafas, tenangkan pikiran.
Semoga semesta mendukung :)