
Kedengarannya ironis, bahkanprovokatif. Tapi sebenarnya maksudnya tidak sesederhana itu. “Tidak beragama”di sini bukan berarti hidup sembarangan, tidak bermoral, atau bebas tanpa arah.Sebaliknya, bagi saya, tidak beragama berarti tidak terikat secaraformal dengan lembaga agama manapun, namun tetap memilih hidup dengan integritas,tanggung jawab, dan kesadaran penuh sebagai manusia.
Ketika saya benar-benarbelajar—membaca teks suci, menelusuri sejarah, mengkaji tafsir—saya menemukanbahwa agama tidak sesederhana slogan yang sering kita dengar. Ada ajarantentang cinta, tapi ada pula cerita tentang kekerasan. Ada janji keadilan, tapiada pula praktik yang melestarikan ketidakadilan.
Semakin saya mendalami, semakinsaya sadar bahwa beragama dalam bentuk institusional sering kali berbeda jauhdari pesan moral yang sesungguhnya. Dan pada titik itu, saya memilih untuk tidakberagama—bukan karena menolak nilai kebaikan, tetapi justru karena inginmerawat nilai itu tanpa harus terikat label dan institusi.