
BELILAH KEBENARAN (Bag.6)
Cara ketiga dalam membeli kebenaran adalah melalui ketaatan kita. Saudaraku, kebenaran tidak pernah menjadi milik kita atau bagian hidup kita tanpa kita bersedia untuk mentaatinya. Mengetahui kebenaran secara akaliah dengan mentaati kebenaran adalah dua hal yang jauh berbeda.
Yakobus 1:23-25, mengatakan :
Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya
Ada dua hal menyangkut ketaatan yang bisa kita pelajari dari ayat di atas :
1. Mereka yang mendengar tetapi tidak melakukannya sama dengan orang yang bercermin sebentar lalu pergi sehingga lupa bagaimana rupanya atau keadaan dirinya. Artinya, firman yang diibaratkan cermin tidak memberikan pengertian apapun tentang keadaan sesungguhnya dari hidupnya. Firman itu hanya dia pandang sebentar lalu dtinggalkannya sehingga dia tidak mengetahui keadaan rohaninya seperti apa. Firman itu tidak mendatangkan faedah bagi dirinya, karena tidak pernah menjadi miliknya. Akibatnya, firman itu tidak mengubah sedikitpun jalan hidupnya.
2. Mereka yang meneliti atau menyelidiki firman Allah yaitu hukum yang memerdekakan dan bertekun dalam melakukannya, dan bukan hanya mendengar untuk melupakannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya tersebut.
Jelas sekali, ketaatan kepada Allah akan mendatangkan kebahagiaan dalam hidup kita.
Kita perlu berhati-hati dengan kebiasaan berpikir dan berbicara kita yang sering mengatakan, bahwa mentaati firman Tuhan itu sulit sekali. Memang tidak bisa disangkal, bahwa ada kesulitan untuk mentaati firman Tuhan. Tetapi bukankah kita harus berpikir bahwa jika Allah menghendaki kita untuk mentaati firman-Nya, Dia pasti akan menolong kita agar mampu melakukannya? Jadi, marilah berpikir benar, terkadang memang sangat tidak mudah untuk mentaatai firman-Nya dalam segala situasi dan kondisi yang kita hadapi, tetapi Allah pasti menolong dan memampukan kita. Ya, Dia bahkan sudah menolong melalui Roh Kudus yang ditempatkan-Nya dalam hati kita.
Akhirnya, apakah ketaatan tersebut? Ketaatan adalah, menuruti tanpa syarat segala perintah-Nya. Ketaatan adalah, tetap berpegang kepada kebenaran, dalam segala situasi, baik diwaktu susah maupun diwaktu senang.
Jadi, kita bisa simpulkan, ketaatan adalah menuruti segala perintah-Nya secara konsisten. Dan motif utamanya adalah karena kita mengasihi Dia.
Saudaraku, Tuhan lebih memperhatikan dan mengharapkan ketaatan kita dari pada kesuksesan kita. Maksudnya, dalam hidup ini kita bisa saja dianggap sebagai orang yang berhasil dalam pendidikan, dalam pekerjaan, dalam usaha dan sebagainya, tetapi apakah Tuhan menganggap kita sebagai orang yang taat kepada-Nya?
Mereka yang taat akan menjadi orang percaya yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Rumah yang ketika dilanda hujan, angin dan banjir tidak roboh melainkan tetap kokoh. Benar, mereka yang taat adalah orang yang bijaksana dan kuat. Karena itu belilah kebenaran melalui ketaatan kita dan jangan menjualnya lagi.
Saya, Theo Barahama, mari pancarkan Kerajaan Sorga mulai dari rumah kita.