
BELILAH KEBENARAN (bag.1)
Amsal 23:23 mengatakan, ”Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.
Saudaraku, apakah kita pernah berpikir, bahwa untuk apa yang namanya kebenaran kita perlu membelinya? Apakah kita juga pernah berpikir bahwa kita bisa “menjual” kebenaran tersebut? Sehingga penulis Amsal mengatakan, ”Belilah kebenaran dan jangan menjualnya”. Saya menegaskan, belilah kebenaran dan jangan pernah sekali-kali kita menjualnya. Mengapa?
Karena dalam hidup ini ada satu hal yang kita hanya boleh membelinya dan tidak boleh sama sekali untuk menjualnya. Sebab jika kita menjualnya, maka sesungguhnya kita sedang menjual hidup kita ke dalam tangan si Pencoba.
Apakah yang dimaksud dengan kebenaran di sini?
1. Pengetahuan akan kebenaran.
Di dalam 1 Timotius 2:3-4, dikatakan, ”Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
Saudaraku, adalah kehendak Allah supaya semua orang diselamatkan, tetapi tidak berhenti sampai di situ. Setelah diselamatkan Allah menghendaki agar semua orang juga memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Jadi, Allah ingin semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
Yang dimaksud pengetahuan akan kebenaran di sini bukanlah penngetahuan yang diterima berdasarkan kesanggupan otak kita untuk memahaminya, atau menjadi sekadar pengetahuan saja, melainkan pengetahuan yang mendatangkan perubahan hidup melalui pembaharuan pikiran. Sebagaimana yang ditulis dalam Roma 12:2,
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Pengetahuan akan kebenaran akan mendatangkan pembaharuan dalam pikiran dan akan mengubah kehidupan kita.
2. Kebenaran yang dimaksud adalah : hidup dalam kebenaran.
Tidak cukup memperoleh pengetahuan akan kebenaran, kita juga harus menyatakan perubahan yang dihasilkan melalui pengetahuan tersebut, dengan hidup di dalam kebenaran, bahkan tetap hidup dalam kebenaran.
Rasul Yohanes mengatakan dalam suratnya, 3 Yohanes 1:3-4,
Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran. Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.
Rasul Yohanes sebagai seorang penatua, sangat bersukacita mendengar kesaksian dari beberapa saudara yang datang kepada dirinya mengenai Gayus, anak rohaninya, yang hidup dalam kebenaran, yang dia sendiri telah tahu sebelumnya bahwa Gayus memang hidup dalam kebenaran. Inilah sukacita seorang hamba Tuhan, sukacita seorang gembala sidang bahkan sukacita Tuhan Yesus sendiri ketika jemaat hidup dalam kebenaran. Sungguh, tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa orang-orang yang kita layani hidup dalam kebenaran.
Saudaraku, belilah pengetahuan akan kebenaran dan hiduplah dalam kebenaran tersebut. Itu adalah hidup yang indah dan penuh makna di tengah arus zaman di mana banyak orang meninggalkan kebenaran, hanya demi kekayaan materi atau kesenangan duniawi.
Saya Theo Barahama, mari gemakan Kerajaan Sorga mulai dari rumah kita.