Home
Categories
EXPLORE
True Crime
Comedy
Society & Culture
Business
Sports
History
Fiction
About Us
Contact Us
Copyright
© 2024 PodJoint
00:00 / 00:00
Sign in

or

Don't have an account?
Sign up
Forgot password
https://is1-ssl.mzstatic.com/image/thumb/Podcasts125/v4/33/ee/fa/33eefaab-9c31-c84e-c4ac-413307b71cb8/mza_4480777985656200071.jpg/600x600bb.jpg
Prinsipalem
PrinsiPalem
36 episodes
2 days ago
Seputar sasta, pendidikan, dan pengalaman. Sisanya pengetahuan
Show more...
Performing Arts
Arts
RSS
All content for Prinsipalem is the property of PrinsiPalem and is served directly from their servers with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Seputar sasta, pendidikan, dan pengalaman. Sisanya pengetahuan
Show more...
Performing Arts
Arts
https://d3t3ozftmdmh3i.cloudfront.net/production/podcast_uploaded/4449819/4449819-1585870771761-652dc65196511.jpg
Riki Dhamparan Putra - Mencari Kubur Baridin dan Ratminah || Dulhalim
Prinsipalem
4 minutes 19 seconds
5 years ago
Riki Dhamparan Putra - Mencari Kubur Baridin dan Ratminah || Dulhalim
MENCARI KUBUR BARIDIN DAN RATMINAH Karya : Riki Dhamparan Putra /1/ kau masuki relungku kau daki gigir bukit di punggungku seperti memikul isi bumi dan isi langit kau buat kasih menjadi beban dalam pilu nasibku Tapi aku tak akan jadi Baridin, kasihku Karena engkau juga bukan Ratminah Walau telah menyakitiku Engkau hanya dirimu : sebait mantra teluh cahaya kilat yang menjejak dalam kelam penuh gemuruh meniupku menipuku mengikat nama di atas nama yang terlarang di lidahku Sebab bila aku paksa mengucapnya sedih kembali tiba kenangan akan gelombang pasang makin menyintak isi dada Aku memang terluka Tapi hari ini kupaksa diriku untuk tak ikut melepas mantra Puasa sakit hatiku kututup sudah Kuda-kuda kaca yang menunggangku telah kuhalau ke kawah-kawah darah Aku tak meninggalkanmu di situ Karena bukan aku yang membawamu Aku tidak juga sedang berpamitan untuk kembali menjemput janji-janji pun tidak untuk surat-surat yang ingin kutulis bagi diriku sendiri Kita tak pernah bertemu! Itulah yang terjadi Dan aku tak mendengarmu pergi Seperti pula engkau tak mendengarku berjuang memaafkan diriku sendiri Atau saat susah payah aku ampuni arca-arca batu yang membisu di jalan-jalan asmaraku yang tak suci Hati tak seperti matahari Tapi cukup terang untuk menuntunku di lorong panjang kematian ini /2/ Kuburku kelak adalah tanah yang sejati karena berani mengubur kisah-kisah api Para penari disucikan Kubah-kubah dibangun di sepanjang petilasan Aroma kemenyan menebar harum Lawang-lawang memberi salam bagi mereka yang datang memohon ampun Tinta penyair menuju pulang meniti huruf di sumsum tulang Jiwa akan terus bernyanyi Untuk mereka kelak yang tak sekali akan menjengukku di sini
Prinsipalem
Seputar sasta, pendidikan, dan pengalaman. Sisanya pengetahuan