Tapi kalo kamu mau mengerti dan berempati, selalu mudah untuk bilang "aku lagi ada beberapa problem nih, kayanya butuh waktu sendiri dulu, mungkin beberapa hari ke depan, boleh tolong ngerti ya" atau kalo kepanjangan bisa sesingkat "hai aku lagi pengen sendiri dulu nih, nanti kalo udh agak tenang aku balik ya"

Kita yang sedang berjalan, entah dengan durasi yang seperti apapun, selamat yaa

Duhai Tuan bahagia bersamaku apakah terdengar menyulitkanmu? Padahal aku bersedia menjelma wanita sebaik ibumu. Tuan jika kau ingin mematahkan, Tolong patahkan dengan cara yang benar, seutuhnya.

Aku mencintaimu, itu sebabnya aku tak akan pernah selesai mendoakan keselamatanmu

Bersyukur karena aku cukup beruntung dan berkecukupan? Lebih dari itu, bersyukur pada apa yang telah Tuhan berikan, tidak melulu karena merasa lebuh beruntung

Karena hanya jika seorang temanpun kala tak ada, kita tak keberatan

Kopi pahit memang hidupku, namun aku tidak ingin pasrah pada pekatnya, Tuhan menciptakan gula dan susu untuk mengimbangi

Pagi tak pernah benar-benar mencintai senja, malam tak pernah meninggalkan eleanor sang bintang

Kenapa sih harus ada jarak kalau bisa sedekat sabtu ke minggu yang tanpa sekat

Lukamu masih parah, sementara sembuh bukan perjalanan melainkan peristirahatan.

Hidup bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan dan selesai. Kalau lelah istirahat dulu, jangan berhenti dan menyerah, esok selepas tertidur bapak do'akan, langkah-langkah yang kamu pijakan disertai restu dan keberkahan

Tapi, tak sepatah kata yang terdengar, tangannya mendingin, tatap matanya pun kosong, senyumnya hampa, langkahnya juga goyah, raganya menemati tetapi hatinya sudah mati.