Filsafat tidak harus rumit, jauh, atau eksklusif. Ia bisa hadir dalam obrolan santai di sore hari, dalam tanya yang muncul saat menonton film, atau dalam keheningan setelah membaca sebuah kalimat.
Di philosophizeME, kita merayakan cara berpikir yang kritis, reflektif, dan penuh rasa ingin tahu. Kita membicarakan hidup, budaya, makna, dan berbagai pertanyaan yang sering tak punya jawaban pasti—dan justru di sanalah letak keindahannya.
Itu sebabnya, podcast ini mengajak kita untuk berpikir, merasakan, dan merenung bersama.
Karena di balik hal-hal kecil, ada ide besar yang menunggu ditemukan.
All content for philosophizeME is the property of Lim Suntar Jono and is served directly from their servers
with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Filsafat tidak harus rumit, jauh, atau eksklusif. Ia bisa hadir dalam obrolan santai di sore hari, dalam tanya yang muncul saat menonton film, atau dalam keheningan setelah membaca sebuah kalimat.
Di philosophizeME, kita merayakan cara berpikir yang kritis, reflektif, dan penuh rasa ingin tahu. Kita membicarakan hidup, budaya, makna, dan berbagai pertanyaan yang sering tak punya jawaban pasti—dan justru di sanalah letak keindahannya.
Itu sebabnya, podcast ini mengajak kita untuk berpikir, merasakan, dan merenung bersama.
Karena di balik hal-hal kecil, ada ide besar yang menunggu ditemukan.
Pada episode kali ini, kita akan menggali filsafat di balik film Titanic. Film yang dinilai sebagai film teromantis abad 20 ternyata melebihi apa yang kita perkirakan. Titanic adalah gambaran struktur raksasa tatanan masyarakat yang menindas kebebasan indivdu. Kita akan melihat bahwa David Cameron mengangkat Romantisisme sebagai solusi untuk lepas dari belenggu abad pencerahan. Sumber :
Brian Godawa, Hollywood worldview (intervarsity press, US)
Isaiah Berlin, The roots of Romanticism (Princeton University Press, US)
philosophizeME
Filsafat tidak harus rumit, jauh, atau eksklusif. Ia bisa hadir dalam obrolan santai di sore hari, dalam tanya yang muncul saat menonton film, atau dalam keheningan setelah membaca sebuah kalimat.
Di philosophizeME, kita merayakan cara berpikir yang kritis, reflektif, dan penuh rasa ingin tahu. Kita membicarakan hidup, budaya, makna, dan berbagai pertanyaan yang sering tak punya jawaban pasti—dan justru di sanalah letak keindahannya.
Itu sebabnya, podcast ini mengajak kita untuk berpikir, merasakan, dan merenung bersama.
Karena di balik hal-hal kecil, ada ide besar yang menunggu ditemukan.