
Sosialisme-komunisme-marxisme jelas bertentangan dengan Islam. Sosialisme-komunisme-marxisme bertumpu pada materialisme. Materialisme adalah paham yang memandang kehidupan, manusia dan alam semesta merupakan materi yang mengalami evolusi internal. Materi ini tidak diciptakan. Ia ada dengan sendirinya. Karena itu tidak ada Pencipta (Tuhan) dan yang dicipta (makhluk). Dengan demikian dasar ideologi ini hakikatnya adalah ateisme.
Feuerbach, salah satu tokoh ateisme sekaligus Sosialisme-komunisme dengan lancang menyatakan: bukan Tuhan yang menciptakan manusia, melainkan manusialah yang menciptakan Tuhan. Tuhan hanyalah imajinasi dan angan-angan manusia.
Karl Marx, pencetus Marxisme, juga mengatakan bahwa hanya orang-orang irasional (tak berakal) yang mempercayai adanya Tuhan.
Ini bertentangan dengan realita kerumitan dan kompleksnya alam semesta, manusia dan kehidupan yang tak mungkin ada tanpa ada yang menciptakan. Dialah Allah SWT (Lihat: QS al-Insan [76]: 2; QS al-Mu’minun [23]: 14).
Komunisme mengambil jalan kekerasan untuk perubahan masyarakat. Marx mengatakan, “Kekerasan adalah ‘bidan’ untuk setiap masyarakat lama yang ‘hamil tua’ dengan masyarakat baru.”
Tak aneh pemerintahan komunis senantiasa banjir darah. Lenin membantai 500 ribu rakyat Rusia sepanjang 1917-1923. Stalin membantai 46 juta rakyat Rusia, termasuk di dalamnya 6 juta petani “kulak” sepanjang 1925-1953. Mao Tsetung menjagal 50 juta penduduk RRC dalam kurun 1947-1976. Pol Pot membunuh 2,5 juta rakyat Kamboja. Najibullah mencabut nyawa 1,5 juta rakyat Afganistan sepanjang 1978-1987. Rezim komunis yang dibantu Rusia Sovyet menjagal 1 juta rakyat di berbagai Negara Eropa Timur, 150 ribu di Amerika Latin dan 1,7 juta rakyat di berbagai Negara Afrika. Di Tanah Air, sejarah PKI juga berlumuran darah, khususnya umat Islam.
Namun, Sosialisme-komunisme bukan satu-satunya ancaman terhadap kaum Muslim. Masih ada Sekularisme-kapitalisme. Faktanya, pada hari ini justru hampir seluruh negeri Muslim di dunia, termasuk negeri ini, menerapkan ideologi dan sistem Sekularisme-kapitalisme. Padahal Sekularisme-kapitalisme juga bertentangan dengan ajaran Islam. Sayangnya, hal ini tidak banyak disadari oleh kaum Muslim.
Ideologi Sekularisme-kapitalisme bertentangan dengan Islam karena mengharuskan pemisahan agama dari kehidupan dan negara (fashl ad-din ‘an al-hayah wa ad-dawlah). Ideologi Sekularisme-kapitalisme menolak syariah Islam dijadikan undang-undang dalam kehidupan. Padahal Allah SWT telah berfirman:
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi kaum yang yakin? (TQS al-Maidah [5]: 50).
Dalam Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir antara lain dinyatakan: ”Berhukum pada selain hukum Allah berarti beralih pada hukum selain-Nya, seperti pada pendapat, hawa nafsu dan konsep-konsep yang disusun oleh para tokoh tanpa bersandar pada syariah Allah. Ini sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat Jahiliah.” (Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir, 1/525).
Bahaya lain dari ideologi Sekularisme-kapitalisme adalah memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada manusia: kebebasan beragama, kebebasan kepribadian/perilaku, kebebasan kepemilikan dan kebebasan berpendapat. Dengan payung hukum HAM dan demokrasi, warga negara berhak mendapat jaminan kebebasan. Negara berkewajiban memberikan jaminan kebebasan tersebut.