Munir Said Thalib merupakan aktivis hak asasi manusia di Indonesia yang lahir pada 8 Desember 1965. Padanya, gagasan perihal HAM nampak lebih konkret tidak hanya di ranah pemikiran namun juga praktik di lapangan. Ini menjadi alasan kuat bagi-bagi rekan seperjuangan Munir yang kemudian meyakini bahwa dia adalah seorang human right thinker sekaligus human right defender.
Memperingati #16TahunPembunuhanMunir #MelawanLupa, Museum HAM Munir menampilkan pembacaan Testamen Munir sebagai alih wahana dari kumpulan tulisan yang mengulas persinggungan para sahabat dengan Munir.
All content for Museum HAM Munir is the property of Museum HAM Munir and is served directly from their servers
with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Munir Said Thalib merupakan aktivis hak asasi manusia di Indonesia yang lahir pada 8 Desember 1965. Padanya, gagasan perihal HAM nampak lebih konkret tidak hanya di ranah pemikiran namun juga praktik di lapangan. Ini menjadi alasan kuat bagi-bagi rekan seperjuangan Munir yang kemudian meyakini bahwa dia adalah seorang human right thinker sekaligus human right defender.
Memperingati #16TahunPembunuhanMunir #MelawanLupa, Museum HAM Munir menampilkan pembacaan Testamen Munir sebagai alih wahana dari kumpulan tulisan yang mengulas persinggungan para sahabat dengan Munir.
“Kepergian Munir: Aborsi Sebuah Perjalanan Karier yang Prospektif" karya Marcus Mietzner Dibacakan oleh Jason Ranti
Museum HAM Munir
15 minutes 27 seconds
5 years ago
“Kepergian Munir: Aborsi Sebuah Perjalanan Karier yang Prospektif" karya Marcus Mietzner Dibacakan oleh Jason Ranti
“Potensi pemikiran Munirlah yang membuat kematiannya terasa luar biasa tragis. Jika segalanya berjalan sesuai dengan rencana, dia akan kembali ke Indonesia pada 2008 atau 2009. Pada saat itu, perkembangan kemampuan analisisnya− yang sekarang pun sudah luar biasa− akan membuatnya mampu terlibat secara lebih intens dalam penciptaan kebijakan-kebijakan dan kondisi-kondisi institusional bagi sebuah sistem politik yang lebih demokratis.
Testamen Munir episode 12 menampilkan obituari karya Marcus Mietzner (penulis dan dosen senior di Australian National University) yang berjudul “Kepergian Munir: Aborsi Sebuah Perjalanan Karier yang Prospektif”. Menceritakan persinggungan antara Marcus Mietzner dengan Munir semasa hidup. Baginya, Munir adalah sosok pejuang yang cerdas. Munir memberikan kesan yang mendalam bagi Marcus Mietzner, baik sebagai sahabat, pejuang hak asasi manusia maupun kepribadiannya yang tangguh. “Pada Agustus 2001, rumahnya di Malang dilempari bom, diikuti beberapa serangan ke kantornya yang menyebabkan hancurnya file-file komputer dan cederanya staf kantor. Meskipun dia tetap tegar….” tulis Marcus Mietzner dalam obituarinya.
Memperingati #16TahunPembunuhanMunir, obituari karya Marcus Mietzner akan dibacakan oleh Jason Ranti (seniman musik) yang menceritakan pengalaman Marcus Mietzner bertemu dengan sosok Munir semasa hidup.
Museum HAM Munir
Munir Said Thalib merupakan aktivis hak asasi manusia di Indonesia yang lahir pada 8 Desember 1965. Padanya, gagasan perihal HAM nampak lebih konkret tidak hanya di ranah pemikiran namun juga praktik di lapangan. Ini menjadi alasan kuat bagi-bagi rekan seperjuangan Munir yang kemudian meyakini bahwa dia adalah seorang human right thinker sekaligus human right defender.
Memperingati #16TahunPembunuhanMunir #MelawanLupa, Museum HAM Munir menampilkan pembacaan Testamen Munir sebagai alih wahana dari kumpulan tulisan yang mengulas persinggungan para sahabat dengan Munir.