
Aku ini pernah diusir sama Abdullah Syafe'i," kata Cak Munir.
"Yang benar, Cak? Walah, sudah dimusuhi tentara, masih juga gak diterima GAM. Kapan, Cak?" tanya saya.
“Ya waktu itu. Sebelum Bondan masuk, kan aku masuk duluan," jawabnya.
Bondan yang dimaksud Cak Munir adalah Bondan Gunawan, Sekretaris Negara pada masa Gus Dur yang pada 16 Maret 2000…..
--
Cak Munir masuk ke sebuah wilayah untuk melakukan pendataan kasus-kasus kekerasan terhadap warga sipil. Kendati sebelum masuk kawasan itu dia sudah menjalin kontak dengan pentolan gerilyawan, tak urung rombongan Cak Munir sempat dicegat juga.
"Aku ini ditodong pakai AK. Moncongnya ditaruh di depan dadaku gini, lo….”
Testamen Munir episode 13 menampilkan obituari karya Dandhy Dwi Laksono (jurnalis dan aktivis) yang berjudul “Cak Munir di Antara GAM dan TNI”. Menceritakan persinggungan antara Dandhy Laksono dengan Munir semasa hidup. Keduanya pernah bertemu dan duduk semeja dalam momen evaluasi pelaksanaan darurat militer di Aceh. Momen itulah yang membuat Munir bercerita kepada Dandhy Laksono atas pengalamannya bertemu dengan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Teungku Abdullah Syafe’i pada tahun 2000. Munir yang konsisten atas perjuangan kemanusiaan juga tidak pelit ilmu untuk membantu siapapun yang terlibat dalam aksi kemanusiaan, termasuk Dandhy pada saat itu. “Pada akhir buka puasa November 2003, Cak Munir juga memberikan kiat bagaimana cara mendapatkan data-data valid tentang kasus-kasus kekerasan terhadap kemanusiaan.” kenang Dandhy dalam obituarinya untuk Munir.
Memperingati #16TahunPembunuhanMunir, obituari karya Dandhy Dwi Laksono akan dibacakan oleh Farid Stevy (seniman musik), menceritakan pengalaman perjumpaan Dandhy Dwi Laksono dengan sosok Munir semasa hidup.