
Ketakutan yang berlebihan, prasangka yang tidak-tidak. Herman berhadapan dengan mantan pembunuh, itu bukan hal sepele. Orang yang bertamu ke rumahnya bukan lagi dipandang sebagai orang yang sama sebelum peristiwa itu terjadi. Kebaikannya saat ini malah diartikan macam-macam rencana busuk. Apakah seperti ini wajar secara psikologis? Aku belum tahu jawabnya. Namun sayang aku juga payah. Saat membaca ini dan menempatkan diri sebagai Herman, kurasa aku pun bakal bisa seperti dia. Apakah jahat? Entah. Baik dan buruk terkadang mudah sekali ditafsirkan, sedang pikiran berlebihanku sama seperti Herman, sering kali membelenggu.