
Pujian memang seringkali bikin mabuk. Merasa tidak pantas dipuji pasti pernah dirasakan hampir semua orang. Ketika tema ini diangkat Pak Ahmad Tohari, baru ngeh. Aku baru mengambil jeda beberapa detik. Selama ini saat menolak dipuji aku hanya mengumpat tertawa dengan, “Hilih bicit!” Jarang sempat meraba diri sendiri, sudah ngapain aja selama ini? Ya, benar Pak Tohari. Seperti Mardanu, kayaknya hampir semua yang kulakukan belum ada yang pantas diberi pujian. Bukannya tidak bersyukur. Ini berbeda. Hanya rasa malu yang sulit dijelaskan. Selamat mendengarkan ya. Semoga sempat meraba juga, pujian yang sudah dihujani ke kita itu benar pantas nggak ya?