Home
Categories
EXPLORE
True Crime
Comedy
Business
Society & Culture
Sports
Technology
History
About Us
Contact Us
Copyright
© 2024 PodJoint
00:00 / 00:00
Sign in

or

Don't have an account?
Sign up
Forgot password
https://is1-ssl.mzstatic.com/image/thumb/Podcasts125/v4/17/75/62/1775622d-dae6-ce1f-6794-25015db0bd5e/mza_4055341190288743154.jpg/600x600bb.jpg
Membacakan Cerpen
Membacakan Cerpen
37 episodes
2 days ago
Sebuah inisiatif untuk mengabadikan, sekaligus menyimpan, cerita-cerita pendek karya sastra para penulis Indonesia. Sekaligus membuka kemungkinan makna baru lewat media bukan teks. Cita-citanya sederhana: sebagai arsip daring cerpen Indonesia dalam bentuk audio. Karena semakin banyak yang menikmati, semakin kaya dan panjang umurlah sebuah karya. - Kritik dan saran sila kontak IG @febrianputra @membacakancerpen
Show more...
Books
Arts
RSS
All content for Membacakan Cerpen is the property of Membacakan Cerpen and is served directly from their servers with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
Sebuah inisiatif untuk mengabadikan, sekaligus menyimpan, cerita-cerita pendek karya sastra para penulis Indonesia. Sekaligus membuka kemungkinan makna baru lewat media bukan teks. Cita-citanya sederhana: sebagai arsip daring cerpen Indonesia dalam bentuk audio. Karena semakin banyak yang menikmati, semakin kaya dan panjang umurlah sebuah karya. - Kritik dan saran sila kontak IG @febrianputra @membacakancerpen
Show more...
Books
Arts
https://d3t3ozftmdmh3i.cloudfront.net/production/podcast_uploaded_episode/4005101/4005101-1620207738801-de58acc555d01.jpg
Cakap Angin Dengan Warna Hijau Muda (1950) | S. Rukiah
Membacakan Cerpen
21 minutes 16 seconds
4 years ago
Cakap Angin Dengan Warna Hijau Muda (1950) | S. Rukiah

Dibacakan oleh Dita Surachmad

-

S. Rukiah yang juga dikenal dengan nama S. Rukiah Kertapati adalah penulis perempuan kelahiran Purwakarta, Jawa Barat, 25 April 1927 yang produktif menulis novel, cerita anak, cerpen, dan puisi. Tandus, kumpulan cerpen dan puisinya yang terbit pada tahun 1952 bahkan mendapat penghargaan Seni Sastra dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN)

Pada masa itu, bukan hal yang mudah bagi perempuan untuk menjadi penulis dan menerbitkannya. Namun, Rukiah menjadi perempuan muda yang mampu menjadi penggerak literasi dan menjadi perempuan pertama yang bukunya mendapat penghargaan nasional.

Keterlibatannya dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat sebagai anggota pimpinan pusat Lekra pada tahun 1959, membuat namanya tak pernah lagi terdengar sejak pergolakan politik 1965, meskipun ia adalah sosok perempuan yang aktif di dunia literasi dengan sejumlah karya sastra. Namanya dihilangkan dari sejarah.

Keterlibatannya dengan Lekra membuat dirinya dilarang menulis oleh tentara yang mengawasi rumahnya. Anak-anaknya terus mendapatkan ancaman. Membuat kue, menjahit, dan menyulam menjadi satu-satunya jalan untuk tetap tegar menjalani hidup serta membiayai anak-anaknya.

Rangkaian petaka 1965 membuatnya menderita trauma dan ia pun tak pernah menulis lagi sejak itu.

Membacakan Cerpen
Sebuah inisiatif untuk mengabadikan, sekaligus menyimpan, cerita-cerita pendek karya sastra para penulis Indonesia. Sekaligus membuka kemungkinan makna baru lewat media bukan teks. Cita-citanya sederhana: sebagai arsip daring cerpen Indonesia dalam bentuk audio. Karena semakin banyak yang menikmati, semakin kaya dan panjang umurlah sebuah karya. - Kritik dan saran sila kontak IG @febrianputra @membacakancerpen