Home
Categories
EXPLORE
True Crime
Comedy
Society & Culture
Business
News
Sports
TV & Film
About Us
Contact Us
Copyright
© 2024 PodJoint
Podjoint Logo
US
00:00 / 00:00
Sign in

or

Don't have an account?
Sign up
Forgot password
https://is1-ssl.mzstatic.com/image/thumb/Podcasts114/v4/42/d7/03/42d70329-7e51-33f6-20b5-fd0168eb8e51/mza_10726853582099416982.jpg/600x600bb.jpg
MATARAM Radio City
MATARAM Radio City
30 episodes
1 day ago
An online radio streaming and podcast station from Ampenan Bay , Mataram City, Lombok Island with good news and the best music for good people. We have a tagline ... GOOD NEWS FOR GOOD PEOPLE
Show more...
Entertainment News
News
RSS
All content for MATARAM Radio City is the property of MATARAM Radio City and is served directly from their servers with no modification, redirects, or rehosting. The podcast is not affiliated with or endorsed by Podjoint in any way.
An online radio streaming and podcast station from Ampenan Bay , Mataram City, Lombok Island with good news and the best music for good people. We have a tagline ... GOOD NEWS FOR GOOD PEOPLE
Show more...
Entertainment News
News
https://d3t3ozftmdmh3i.cloudfront.net/production/podcast_uploaded_episode/7444001/7444001-1597704960249-ae91a5c164c3e.jpg
Weekend Editorial: Merdeka di Fisik, Terjajah di Jiwa
MATARAM Radio City
3 minutes 20 seconds
5 years ago
Weekend Editorial: Merdeka di Fisik, Terjajah di Jiwa

17  Agustus 2020 menjadi tonggak dalam kemerdekaan indonesia. 75 tahun sudah Indonesia terlepas dari kekuasaan Belanda dan Jepang. Merdeka, inilah gaung yang menyelusup di sela keheningan siang. Namun, bila kita mau menelisik lebih dalam, masih banyak hal yang harus diperhatikan.

Di masa pemerintahan Hindia Belanda dan Nipon, akses kehidupan menjadi potret hitam. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, penduduk pribumi harus berjuang ekstra. Belum lagi, penghormatan secara berlebih. Saat bala tentara Nipon lewat, pribumi harus membungkukkan badan bila tidak ingin di pukul.

Melihat potret masa kini pun, masih ada sebagian potret hitam. Masih ada para ‘penguasa’ yang ingin dihormati padahal hakiki sebuah kekuasaan tidak lebih dari melayani dan memudahkan kesulitan yang dialami warganya.

Dalam pemerintah skala kecil, katakanlah pemerintahan desa. Perangkat desa mulai dari kepala desa hingga jajaran dibawahnya harus membuka diri seluasnya untuk menerima keluhan, kritikan juga pandangan yang berbeda dari warganya selama apa yang diungkapkannya untuk membangun. Namun, untuk bisa menerima itu, yang utama dan terutama singkirkan keegoan. Bila keegoan sudah bisa dikendalikan maka apapun pandangan yang terlontar dari warga akan dipandang sebagai sebuah wacana yang perlu ditelusiri dan dikembangkan, sekalipun pandangan itu menyakitkan.

Sebagai misal, mari kita melirik pola pendidikan yang dikembangkan negeri ini. Pola pendidikan yang dikembangkan hendaknya tidak menghilangkan ciri khas dari pola pendidikan yang dibangunnya. Kalau ini sampai terjadi,  tidak ada warna yang bisa menjadikan perbedaan itu indah. Bukankah karena perbedaan itu sesuatu menjadi indah, selama selaras sejalan sesuai fungsinya. Bukankah Bhinneka tunggal ika juga mempersatukan yang berbeda dan menjadi indah.

Memasuki 75 tahun Indonesia terlepas dari belenggu kekuasaan lain, tentu banyak perbedaan. Namun, janganlah perbedaan itu yang ditonjolkan. Tapi,  jika  itu yang masih menjadi masalah, segeralah koreksi diri, Benarkah Kita sudah merdeka?

Mungkin benar fisik kita sudah terlepas dari belenggu tapi jiwa kita masih terjajah oleh keegoan. Waspadalah! (Editor MRC)


MATARAM Radio City
An online radio streaming and podcast station from Ampenan Bay , Mataram City, Lombok Island with good news and the best music for good people. We have a tagline ... GOOD NEWS FOR GOOD PEOPLE