
Pada masa lampau di sebuah desa di Bengkulu, hiduplah tujuh orang anak yatim piatu. Dari tujuh bersaudara itu, hanya ada satu anak perempuan yang bernama Putri Sedaro Putih.
Sehari hari mereka hidup sebagai petani. Untunglah orang tua mereka meninggalkan sawah untuk digarap.
Sebagai satu satunya anak perempuan, Putri Sedaro Putih senantiasa mendapat perlakuan istimewa. Semua saudara laki lakinya sangat sayang padanya.
Mereka berusaha menyenangkan hatinya dengan selalu mencukupi kebutuhannya. Sesuai dengan namanya, Putri Sedaro Putih benar benar merupakan seorang putri di rumah mereka yang sederhana.
Pada suatu malam Putri Sedaro Putih bermimpi.
Seorang kakek datang dalam mimpinya dan berkata “Ajalmu sudah dekat, Nak… bersiap siaplah”, ujar si kakek. "Ketika kau telah tiada nanti, dari kuburmu akan tumbuh sebuah pohon yang sangat berguna bagi banyak orang...", tambah si kakek sesaat sebelum menghilang.
Ketika terjaga, Putri Sedaro Putih mendapati pakaiannya basah oleh keringat. Walaupun hanya mimpi, Putri Sedaro Putih percaya akan omongan kakek dalam mimpinya barusan. Hatinya sungguh gelisah. Putri Sedaro Putih tak dapat memejamkan mata lagi sampai pagi