
Jejak bekas tapak Nabi dan Abu Bakar berhasil di-endus Para Pemuda Qurais, hingga didepan Gua Tsur. Karena jejak tapak terputus, maka ada yang mencari belok ke kiri dan ada yang mencari belok ke kanan. Dan ada yang mencari naik ke Bukit Tsur siapa tahu Nabi bersembunyi dibalik bukit Tsur. Ketika beberapa pemuda berada diatas bukit tsur, dimana atap gua tsur itu berlubang besar, sehingga kaki para pemuda itu kelihatan dan terlihat oleh Abu Bakar RA dengan jelas. "Lau anna ahadahum nadhoro tahta qadamaihi la-abshornaa" Andai saja salah seorang dari mereka melihat ke kakinya, melongok kebawah pastilah mereka melihat kami, tutur Abu Bakar.
Abu Bakar sangat ketakutan mengenai "keselamatan Nabi Muhammad SAW", sehingga ketakutan yang sangat itu disertai getaran fisiknya, terlihat jelas oleh Rasul SAW. Hingga Rasul berbisik " Laa Tahzan Innallaha Ma'anaa." jangan sedih, jangan takut Allah pasti bersama kita. (QS.9/At--Taubah : 40, hal. 193 Mushaf standar). Nabi dan Abu Bakar berada di Gua Tsur, dalam Tarikh / sejarah disebutkan 3 hari 3 malam. Pemuka Quraisy kehilangan jejak "dimana keberadaan Muhammad" sehingga mengumumkan sayembara :" Barangsiapa yang bisa menangkap Muhammad, hidup atau mati. akan diberi hadiah 100 (seratus) ekor unta betina" Dalam benak setiap orang saat itu, bisa mendadak menjadi milyarder", bisa menjadi "konglomerat", dadakan, karena bisa jadi dari 100 ekor unta betina, dalam satu bulan bisa ada 2 atau 3 yang berkembang biak (beranak).
Nilai 100 ekor unta betina, saat ini, jika diasumsikan satu ekor unta a Rp.50.000.000,- (lima puluh juta). Maka x 100 ekor = Rp.5.000.000.000,-- (lima milyar rupiah), sebuah hadiah yang sangat menggiurkan, Para Jawara, Kepala Suku dan Kabilah. Hingga Suraqoh Bin Malik Al--Mudlij, mengejar Nabi karena ingin mendapat hadiah 100 ekor unta. Namun Allah berkehendak lain. Allah membuktikan firman-Nya, QS.8 /Al-Anfal :30, hal. 180 Mushaf Standar. "Wayamkuruuna, wayam kurullah. Wallahu khoirul Maakiriin". Suroqah meminta maaf dan mendukung perjalanan Hijrah Nabi ke Madinah.