
(02 Agustus 2020)
Romo Adrian Adiredjo, OP
[Bacaan Injil : Matius 14 : 13 - 21
(Hari Minggu Biasa ke-18)]
Yesus dalam injil hari ini melakukan mukjizat kemurahan hati, pelipat gandaan lima roti dan dua ikan, dan mukjizat rohani. Pertama, mengapa terjadi mukjizat kemurahan hati terjadi? Hal ini dikarenakan Yesus menggerakan para murid untuk berbagi kepada orang banyak dengan apa yang mereka miliki. Walaupun sedikit yang yang mereka punya, tidak ada yang sangat miskin yang tidak dapat memberikan sesuatu kepada orang lain. Semua orang pasti memiliki sesuatu untuk dibagikan. Inilah yang menjadi pendorong atau inspirasi bagi orang-orang untuk bermurah hati kepada sesama. Disini Yesus mau menunjukan bahwa Allah peduli. Terkadang kita sebagai manusia tidak bisa peduli, ketika ada seseorang yang kelaparan, tetapi Allah tidak. Dia pasti akan melakukan sesuatu, terlebih dari pada itu ketika Allah berkarya jauh lebih baik. Inilah mengapa mukjizat adalah karya Allah secara langsung dalam hidup manusia, diluar yang biasa. Mukjizat ini hanya bisa dilakukan oleh Allah yang mengatur manusia di dunia. Cara Allah mengaturnya adalah dengan memberikan kemampuan kepada setiap makhluk untuk melakukan sesuatu atau berkarya, terutama manusia. Setiap mahkluk ciptaan Allah semuanya memiliki peran dan dimampukan dalam berperan untuk mengatur dunia. Namun, ketika Tuhan bertindak atau berkarya untuk melakukan mukjizat, itu lebih jauh dari apa yang manusia pikirkan. Gereja pun percaya sampai sekarang bahwa mukjizat itu nyata. Kemudian, kita lihat terjadi pula mukjizat pelipat gandaan lima roti dan dua ikan. Jika kita ingin membuat roti diperlukan adonan, waktu, dan di oven, tentunya terjadi sebuah proses yang cukup panjang dan tidak mudah, ini yang bisa dilakukan manusia. Lalu, manusia pun dimampukan untuk berbagi, ketika seseorang mengalami krisis atau membutuhkan bantuan, manusia bisa membantu orang tersebut. Kemudian, yang tidak bisa manusia lakukan adalah melipat gandakan lima roti dan dua ikan. Itulah mukjizat yang hanya bisa dilakukan oleh Allah dan manusia tidak bisa melakukannya. Melalui mukjizat ini, Allah menyatakan bahwa Aku peduli dengan hidup kamu, karena bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin. Oleh karena itu, dalam situasi sulit apapun kita harus tetap percaya kepada Allah, jangan sampai kita kehilangan pengharapan. Poin yang terakhir, ketika Tuhan berkarya segala apapun bisa terjadi kepada manusia. Keselamatan menjadi suatu hal yang utama ketika Tuhan berkarya dalam hidup kita. Tidak heran, jika mukjizat rohani merupakan suatu hal yang terpenting. Saat Yesus melipat gandakan lima roti dan dua ikan, kita dibawa kedalam peristiwa ekaristi. Karena Ia mengambil roti, mengucap syukur, dan membagi-bagikannya. Jadi, jika kita mengalami mukjizat dari Tuhan, jangan pernah diabaikan mukjizat itu sehingga kita dapat terus memperbaharui hidup kita.